Bab 6

Amelia menggunakan penutup mata dan tak terlihat sedikitpun lelaki yang ada di hadapannya.

"Untuk apa saya menggunakan penutup mata?" Tanya Amelia.

Marcell nampak kesal dan mencengkeram dagu Amelia.

"Kamu di sini bertugas untuk melayaniku, bukan untuk mengintrogasi." Jawab Marcell ketus.

Amelia nampak ketakutan mendengar suara lelaki itu, tubuhnya seketika merinding karena ketakutan. Marcell langsung merobek pakaian yang di kenakan Amelia

Sreekk...

Suara sobekan kain yang di gunakan Amelia. Amelia nampak mundur dan menutup bagian dada dengan kedua tangannya.

"Tolong jangan lakukan itu!" Rengeknya.

Marcell nampak tak sabar dan langsung mendorong tubuh Amelia ke atas ranjang. Tubuh Amelia nampak tergulai, tanpa pakaian yang menutupinya.

Marcell langsung melakukan aksinya dengan kasar, tak lupa Ia membuka topengnya dan mematikan lampu agar lebih leluasa.

Amelia yang terus memberontak, membuatnya semakin berambisi untuk mendapatkan tubuh Amelia yang molek dan menggoda.

Akhirnya Amelia lelah dan tak bisa melawan lagi. Ia pasrah sambil meneteskan air mata. Sedangkan Marcell mulai melakukan aksinya. Ia memasukkan barang kebanggaannya ke dalam gua yang masih terasa sempit.

Amelia meringis kesakitan sedangkan Marcell semakin bergairah dan terus mendorong barannya masuk ke dalam sangkar.

"Henti.. hentikan sakit!" Tangis Amelia.

Dan dengan seketika, hilang sudah keperawan Amelia dengan mengalirnya darah segar. Marcell langsung memainkan pinggulnya dengan berirama. Maju mundur dan mulai menaikkan kecepatannya.

Marcell nampak bahagia, karena mendapati Amelia yang perawan dan membuatnya puas.

Semalaman penuh Marcell melepaskan birahi yang mengganjal selama ini, karena Indira sakit dan dia tidak pernah melakukan pelayanan.

Dan Amelia hanya pasrah, tubuhnya begitu lemas dan begitu banyak tanda kepemilikan yang di tinggalkan Marcell.

Hingga akhirnya pagi pun tiba, matahari nampak sudah bersinar. Amelia nampak membuka matanya dan melihat sekeliling. Lelaki itu nampak sudah pergi, Ia meninggalkan cek berisi dua puluh juta untuk biaya pelayanan Amelia.

Amelia mencoba bangkit dengan di balut selimut. Ia nampak kesakitan, apalagi di daerah selangkangannya terasa ada yang mengganjal saat berjalan.

Ia mencoba berdiri dan pergi ke kamar mandi. Di tatapnya seluruh tubuh Amelia yang polos tanpa sehelai benang. Penuh dengan tanda kepemilikan dan juga memar.

Tubuhnya terduduk di lantai sambil menangis. Ia tak menyangka, jika hidupnya akan setragis ini. Keperawanan yang selalu ia banggakan, sekarang hilang dalam semalam.

Setelah cukup puas Ia melepaskan beban yang ada di hatinya. Amelia memutuskan untuk mandi dan air shower mulai menghilangkan bau tubuh Marcell yang Amelia benci.

Setelah selesai, Ia keluar dengan menggunakan sehelai handuk. Dan di tatapnya sprei putih bekas bergulat tadi malam, terlihat bercak merah berada di sana.

Amelia mulai sedih kembali dan mencoba untuk kuat. Ia menggunakan pakaian yang sudah tersedia di atas ranjang. Setelah selesai Amelia keluar sambil menggenggam cek di tangannya.