Bab 2

Tak terasa, hari telah menjelang sore. Amelia dan teman kerjanya bergegas untuk pulang. Ia di temani Dea sang sahabat.

Di sepanjang perjalanan, mereka nampak berbincang. Amelia bisa tersenyum untuk sesaat dan melupakan masalahnya untuk sejenak.

Di persimpangan, akhirnya mereka berpisah. Dan Amelia mulai merasakan kesendiriannya. Ingatannya kembali berantakan dan di pikirannya hanya ada uang.

Amelia melangkah dengan pelan sambil menundukkan kepalanya. Di tempat sepi, terlihat seorang lelaki paruh baya nampak memperhatikannya. Hingga akhirnya, lelaki itu menghampiri Amelia.

"Nona...!"

Amelia menoleh dan mengerutkan keningnya. "Siapa yah...?" Tanyanya heran.

Lelaki tersebut nampak tersenyum. "Bisakah kita bicara sebentar?"

Amelia menatap curiga, kemudian dia melihat ke kanan dan ke kiri.

"Bicara apa?"

Lelaki paruh baya itu nampak tersenyum, melihat wajah Amelia yang panik dan penuh ke khawatiran.

"Nona tenang saja, saya bukanlah orang jahat!Saya orang baik, justru saya ingin membantu anda yang tengah di landa kesulitan." Ucap lelaki tersebut.

Amelia nampak heran dan batinnya bertanya-tanya.

"Dari mana anda tahu saya sedang dalam kesulitan?"

"Saya tahu anda sedang membutuhkan banyak uang untuk operasi adik anda."

"Bagaimana caranya?"

"Anda bisa datang ke alamat yang ada di kartu nama ini." Jawabnya sambil memberikan kartu nama.

Setelah mengatakan hal itu, pria tersebut langsung pergi meninggalkan Amelia dengan segudang pertanyaan.

Amelia berjalan kembali sambil menggenggam kartu nama tersebut. Ia bermaksud untuk pergi ke rumah sakit. Di benaknya, masih terpikir akan kata-kata yang terucap dari lelaki paruh baya itu.

Akhirnya Amelia sampai di depan rumah sakit dan terlihat dokter dan suster nampak panik dan berlari ke satu ruangan. Amelia mengejar, dan dokter akhirnya masuk ke kamar adiknya.

Amelia nampak panik dan berlari. Ia menatap dari kaca di pintu ruangan dan terlihat adiknya sedang dalam keadaan kritis. Amelia tak bisa berbuat apa-apa, Ia hanya bisa menangis dengan tubuh yang gemetar.

Setelah menunggu sekian menit lamanya, Dokter Farel ke luar dan menghampiri Amelia yang sedang duduk di kursi.

"Mel...!" Sapa nya.

Amelia bergegas bangkit dan menanyakan kabar adiknya.

"Dok, bagaimana keadaan adik saya?" Tanyanya panik.

"Untuk saat ini, adik kamu masih bisa melewati masa kritisnya. Tapi saya tidak tahu, kalau operasinya di tunggu beberapa hari lagi." Tuturnya.

Amelia menghela nafas panjang dan menganggukkan kepalanya.

"Iya, dok saya mengerti!"

Dokter Farel nampak iba dan mengelus rambut Amelia.

"Mel... terimalah bantuan ku!"

"Maaf dok! Saya tidak bisa dan tolong dokter jangan memaksa." Jawab Amelia.

"Tapi Mel.." Ucap Dokter Farel terhenti.

"Saya mohon dok! Tolong hargai keputusan saya." Ucap Amelia menyela pembicaraan.

Akhirnya dokter Farel pergi, meskipun dalam hatinya timbul rasa kecewa karena Amelia tidak mau menerima bantuan nya.

Sedangkan Amelia menatap kartu nama yang tengah di genggamnya.

"Ardi Santoso!" Ucapnya membaca nama yang ada di kartu nama tersebut.

Tanpa pikir panjang, Amelia langsung pergi menuju alamat tersebut. Dan Ia memanggil ojek yang ada di pangkalan dekat rumah sakit.

"Pak, tolong pergi ke alamat ini!"

Supir ojek langsung ke alamat yang di berikan oleh Amelia. Tak berselang lama, Amelia pun sampai dengan cepat Amelia langsung membayar ongkosnya.

"Terimakasih pak!"

Setelah ojek pergi, Amelia nampak menatap takjub bangunan yang ada di depan matanya. Kemudian Amelia menghampiri satpam yang sedang berjaga.

"Permisi pak!"

"Iya neng!" Ucap Pak satpam sambil menghampiri.

"Benarkah ini rumah Pak Ardi Santoso dan bisakah saya bertemu dengannya?"

"Benar neng! Tapi ada apa yah?"

Amelia nampak menundukkan kepalanya dan terdiam. Pak Satpam mengerti dan langsung menelpon majikannya. Setelah selesai menelpon, Pak satpam membuka gerbang dan menyuruh Amelia untuk masuk.

"Silahkan masuk neng! Pak Ardi sudah menunggu di kursi taman."

Amelia menganggukkan kepalanya dan masuk ke dalam. Ia berjalan dan menyusuri taman yang ada di rumah tersebut. Taman yang indah dengan gelapnya malam yang menjadi daya tarik tersendiri.

Setelah cukup lama mencari, akhirnya Amelia menemukan Pak Ardi yang duduk di kursi taman. Amelia bergegas menghampiri tanpa ragu.

"Akhirnya Nona datang menemui saya! Saya sudah lama menunggu anda. Dan bagaimana dengan tawaran saya?" Tanyanya sambil menyuruh Amelia untuk duduk.

Amelia pun langsung duduk di depan Pak Ardi, "Jadi anda sudah menerima tawaran saya?"

Terpopuler

Comments

Irmayanti Dara

Irmayanti Dara

Duileeee ada bantuan dari dr ditolak malah pilih jual rahim,, amelll amelll memang sdh jalanmu

2022-05-17

1

DARMA WATI

DARMA WATI

ad yg mau kasih bantuan tp malah di tolak

2022-02-21

2

Budhe Tuty Martha

Budhe Tuty Martha

kenapa menolak bantuan dr farel?

2022-02-19

5

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!