17.

Pada hari berikutnya, Ara perlahan membuka matanya. Suasana yang begitu asing ia rasakan, luka di sekujur tubuhnya telah samar untuk dilihat. Bahkan ada beberapa luka yang telah hilang tanpa bekas, namun didalam hatinya. Ia begitu rapuh dengan peristiwa yang ia alami, luka itu akan terus membekas.

Menggerakkan tubuhnya untuk menuruni tempat tidur yang ia tempati, menatap nanar pada semua sudut ruangan. Terdengar suara langkah kaki yang membuat penglihatannya teralihkan, seorang pria dengan balutan kaos hitam sedang menatap dirinya.

" Kau sudah bangun rupanya." Suara serak terdengar sangat jelas.

Melihat siapa pemilik dari suara itu, membuat Ara melangkahkan kaki kecilnya untuk bergerak mundur kebelakang. Bayangan kejadian yang begitu kejam dalam hidupnya kembali terlintas, wajah pria itu terlihat jelas dalam ingatannya.

" Pergi! Pergi dari sini! " Ara semakin mempercepat langkah kakinya untuk mundur kebelakang.

Langkah kaki itu terus mundur, hingga punggung itu menyentuh dinding sebagai batas dari langkahnya. Ara semakin histeris dengan keberadaan Elvan disana, tubuh itupun meringkuk dan memeluk kakinya. Suara isakan tangis terdengar sangat memilukan, seketika itu juga ada perasaan sakit didalam dadanya.

" Baiklah, aku akan pergi. Jangan lupa untuk memakan sarapannya, kau sudah beberapa hari tidak makan." Elvan meletakkan nampan yang berisikan makanan di atas meja, dalam keadaan tubuh yang tidak terjaga itu menambah kesan kekejaman pada wajahnya.

" Pergi dari sini, monster sepertimu tidak pantas untuk hidup! Pergi!" Ara mencaci Elvan dengan begitu keras.

Sekejam itukah aku padanya? Kenapa hatiku terasa sakit dengan perkataan yang ia ucapkan, tidak. Aku tidak boleh lemah seperti ini! Elvan.

Menatap sekilas tubuh mungil yang masih bergetar, Elvan pun melangkah meninggalkan kamarnya dan menutup pintu dengan begitu keras.

Brak!

" Siapakan peralatanku, sekarang!" Ujarnya pada seseorang dari ponsel yang ia gunakan.

Langkah kaki itu melangkah dengan begitu cepat, memasuki mobil dan menutupnya dengan begitu keras. Terdengar suara kerasnya mesin dari mobil itu, membuat penghuni mansion yang lainnya menjadi terkejut. Rara yang baru saja tiba, segera menghampirinya.

" Kak, mau kemana!" Teriaknya dari balik kaca mobil, namun tidak ada respon dari orang didalamnya.

Mobil itu melaju begitu saja dan hampir membuat Rara celaka jika tidak dengan cepat menghindar, merasa ada yang aneh pada sikap Elvan. Rara segera memasuki mansion dengan perasaan bertanya-tanya, tidak biasanya sang kakak mengacuhkan dirinya.

" Mau kemana anak nakal itu?" Nany sudah berdiri didekat tangga.

" Tidak tahu Nany, aneh sekali sikapnya pagi ini. "

" Jangan di pusingkan, kalau sudah puas bermain. Dia akan pulang sendiri, lebih baik kau melihat kondisi Ara di atas."

" Hem, baiklah." Rara berjalan menaiki setiap anak tangga menuju kamar pasiennya yang begitu istimewa.

Dengan rasa penasaran yang masih teramat besar dengan kejadian pagi ini, membuat Rara tak habis pikir dengan jalan pikiran dari seorang Elvan. Ketika ia membuka kamar tersebut, terlihat sepi dan senyap seperti biasanya. Namun matanya menangkap seseorang yang sedang duduk dan dalam keadaan sangat berantakan, Rara segera menghampirinya.

" Hei! Kau sudah sadar ya? Sejak kapan kau membuka mata? Syukurlah kalau begitu, aku merasa sangat senang. Aku periksa dulu ya, untuk memastikan kendisimu." Rara mengambil peralatan kerjanya dari dalam tas khusus yang selalu ia bawa.

Memulai pekerjaannya dengan amat teliti dan cekatan, dalam waktu yang singkat ia sudah menyelesaikannya. Akan tetapi, ada rasa penasaran yang ingin sekali Rara buktikan. Ia pun memainkan tangannya dihadapan pasiennya itu secara perlahan dan berulang kali, namun tetap saja tidak ada respon yang diberikannya.

" Hei! Kamu baik-baik saja kan? Apa si batu lumutan itu menyakitimu lagi, akan aku habisi dia jika itu terjadi!" Dengan penuh penekanan, Rara mengumpat Elvan.

" Hallo! Apa kamu mendengarku?"

Menggelengkan kepalanya, Rara memanggil Nany untuk ikut bersamanya menanggani. Melihat keadaan Ara, Nany pun hanya bisa memasang muka datarnya.

" Bagaimana keadaannya?"

" Sejauh ini, sudah semakin membaik. Tapi, sepertinya efek trauma itu masih cukup mendominan Nany. Dasar batu lumutan itu selalu saja membuat masalah, awas saja. Akan aku buat perhitungan dengannya." Geram Rara dengan sikap dari sang kakak.

Suasana tampak hening, Nany melakukan pendekatan kepada Ara dengan perlahan. Merapikan penampilannya yang sudah acak-acakan, dibantu dengan Rara yang juga ikut iba melihatnya.

" Makanlah terlebih dahulu, kau perlu mengisi tenagamu untuk melawan anak nakal itu." Nany dengan telatennya menyuapi Ara.

Bukannya menerima suapan dengan hati gembira, Ara malah menitikkan air mata. Rara langsung memeluknya, berharap wanita ini akan menjadi lebih kuat.

" Hei kakak i..."

Plak!!

" Auw, Nany! Kenapa memukul, ini sakit." Rara memprotes atas pukulan yang ia terima.

Menjewer telinga dokter cantik itu, Nany membawa sedikit menjauh dari tempatnya semula.

" Nany, lepaskan. Telingaku bisa dower kalau seperti ini, ais Nany sama saja seperti kakak!"

" Kau dan anak nakal itu sama saja, sama gilanya. Apa kau mau membocorkan rahasia kita! Dasar dokter tulalit, jika kau sampai membocorkan rahasia itu kepadanya. Maka anak nakal itu semakin lumutan kau buat, paham!"

" Ups! Hampir saja."

Rara langsung membekap mulutnya dengan tangannya sendiri, benar apa yang dikatakan oleh Nany.

Flashback on.

Mendapatkan segala informasi mengenai Ara, adalah hal kecil bagi Hugo. Semua orang dibuat kalang kabut oleh seorang Elvan, bagimana tidak. Mereka harus mempersiapkan semua apa yang dia inginkan dalam waktu satu hari, jika tidak. Maka nyawa mereka akan berakhir pada hari itu juga.

" Wah, kakakku benar- benar tidak akan lumutan lagi setelah ini. Tapi, apakah tidak akan menambah masalah setelah dia sadar nanti?"

Pletak!

" Iyak! Kenapa malah menyentilku! Sakit!" Erang Rara disaat jemari Elvan mengenai keningnya.

" Ini rahasia kita semuanya, jangan sampai dia mengetahuinya. Biarkan aku sendiri yang memberitahunya ataupun dia sendiri yang tahu, jika kau kelepasan. Bersiaplah untuk pergi menemui negara yang kau benci seumur hidupmu, paham!" Dengan begitu penuh penekanan, Elvan mengintimidasi Rara dengan sebuah ancaman.

" Wow, keren sekali ancamanmu kak. Baiklah, tapi kak."

" Tapi apa?"

" Apa yang akan terjadi, jika dia mengetahui sisi gelapmu? " Kali ini, nada bicara Rara yang sedikit bergetar.

Menyesapi kopi yang berada ditangannya, dirinya tampak merenungi apa yang dikatakan oleh Rara.

" Biarkan ini mengalir begitu saja."

Mereka pun kembali pada inti dari acaranya pada hari tersebut dengan persiapan yang sudah terselesaikan, kini acara inti telah dimulai. Hingga pada akhirnya, semua berteriak.

" Sah."

Flashback off.

Tanpa mereka sadari, karena terlalu larut dalam pemikirannya. Ara berjalan mendekati kedua wanita yang sedang asik berdiskusi, hingga tidak menyadari kehadirannya.

" Kalian sedang apa?"

Kedua wanita itu sontak saja kaget, melihat ke arah sumber suara yang baru mereka dengar.

" Ara?!"

Mulut keduanya bersamaan membeo, berharap jika pembicaraan mereka tadi tidak di dengar olehnya.

" Kenapa malah kemari, habiskan dulu makanannya. Ayo, Nany temankan."

Nany mendekati Ara dan membawanya kembali untuk duduk menikmati sarapannya. Sedangkan Rara, ia masih membeku dalam keterkejutannya.

Ya Tuhan, kumohon. Jangan sampai wanita yang sudah menjadi kakak iparku itu mendengar apa yang keluar dari mulutku tadi, kalau tidak... Habislah aku. Rara.

💐💐💐

Outhor mohon maaf atas keterlambatan updatenya 🙏, karena beberapa hari ini kondisi lagi kurang fit. Semoga hal ini tidak mengurangi minat para bacanya ya😊.

Terpopuler

Comments

Teh Yayah Van Djebur

Teh Yayah Van Djebur

hmmm,, visualnya evann,, gantenggg thorr

2022-08-21

0

Suzieqaisara Nazarudin

Suzieqaisara Nazarudin

Akhirnya Ara bella sudah SAH menjadi nyoya Elvan...
Saatnya Elvan berjuang untuk mendapatkan secebis kata maaf dari sang istri,tentu itu bukan lah sesuatu yg mudah...Selamat berjuang Elvan..💪💪💪

2022-08-20

0

Wulan

Wulan

ceritanx suda kawin

2022-07-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!