13.

Tak terasa, matahari pagi mulai menampakkan sinarnya. Melalui celah yang ada, sinar itu memasuki kamar milik Elvan. Dengan memicingkan matanya, Elvan terbangun dari tidur yang cukup melelahkan. Merenggangkan setiap otot-otot tubuhnya, kemudian sudut matanya melirik gumpalah yang berada disampingnya.

Menatapi wajah polos yang masih terlelap, Elvan menyunggingkan senyuman manis yang pertama kali untuk seorang wanita. Ada rasa kasihan pada tikus kecilnya itu, wajah yang dipenuhi oleh luka dan lebam. Luka gigitan pada bagian tubuh yang lainnya, begitu miris jika melihatnya. Bahkan darah yang mengering, masih sangat nyata terlihat.

" Hei bangun." Ucap Elvan yang turun dari tempat tidurnya, lalu ia berjalan menuju kamar mandi untuk ritual membersihkan diri.

Pintu kamar mandi sudah terbuka, seperti biasanya ia langsung menuju ruangan khusus untuk pakaiannya. Setelah selesai, ia kembali melihat gundukan di atas tempat tidurnya masih seperti awal, dimana saat ia menyuruhnya untuk bangun.

" Dasar wanita, selalu saja merepotkan. Hei, bangun!" Kali ini, Elvan sedikit menaikan nada suaranya.

Namun sayangnya, gundukan itu masih tidak bergeming dari tempatnya.

" Kau ingin mempermainkanku, hah! Cepat bangun, atau aku akan membunuhmu!" Dengan posisi kedua telapak tangannya berada di dalam saku celananya, Elvan menatap Ara dengan sangat tajam.

Tidak adanya pergerakan sedikit pun dari orang yang ia ajak bicara, amarah itu seketika membangkitkan sisi lain dari seorang Elvan. Sangat mudah baginya untuk melenyapkan nyawa seseorang, kedua tangan yang ia miliki begitu cepat mencengkram leher dan menjambak rambut Ara.

" Bangun! Jangan semakin membuatku marah!" Suara itu menjadi teriakan yang cukup menyakitkan telingan.

Untuk beberapa saat, Elvan menyadari akan sesuatu hal yang cukup aneh. Tangannya yang berada di leher Ara, merasakan sesuatu yanh begitu hangat. Dengan perlakuan yang ia berikan, tidak ada respon dari tubuh itu.

" Hei, hei bangun!" Elvan mengguncang tubuh Ara yang masih dalam keadaan polos.

Melepaskan tubuh itu dengan kasar, ia mengambil benda pipihnya dari dalam saku jas yang ia kenakan.

" Bawa Rara ke mansion dalam waktu sepuluh menit!" Bentak Elvan kepada orang yang ia hubungi, langsung saja ia memutuskan pembicaraannya.

Demam? Apa keadaannya seperti ini dari semalam? Elvan.

Sedangkan Ara, dari alam bawah sadarnya. Ia merasa seperti sedang berada di dalam suatu ruangan. Dimana kedua tangan dan kakinya telah terikat dengan rantai besi yang sangat kuat, yang tak lama kemudian. Terdengar suara laki-laki berbicara kepada dirinya, namun wajahnya tidak bisa ia lihat

" Kau akan menjadi milikku. Tidak ada yang berhak atas dirimu dan juga tubuhmu itu selain aku, jangan pernah untuk coba-coba lari dariku! "

Ingin sekali Ara mengatakan sesuatu kepada laki-laki itu, namun mulutnya terasa seperti terkunci dengan sangat rapat.

Mobil yang baru saja tiba di mansion tersebut, mengeluarkan suara gesekan roda yang cukup keras. Orang yang berada didalamnya segera turun dan sedikit berlarian memasuki rumah besar itu, semua perhatian para pekerja disana tertuju kepada mereka.

" Tuan Hugo, ada apa?" Sang kepala pelayan yang melihat mereka datang dengan sangat tergesa-gesa, menjadi bertanya-tanya.

" Aku tidak tahu. Tuan hanya memerintahkan membawa dokter Rara secepatnya." Jelas Hugo.

" Bawa aku kesana, anak itu sepertinya sudah membuat ulah." Terdengar suara dari pintu utama, yang ternyata sudah ada Nany berdiri disana.

" Kapan Nany sampai?" Hugo merasa heran.

" Tidak usah banyak bertanya, bawa aku berjumpa dengan anak nakal itu. Tidak akan aku kasih ampun kali ini, seenaknya saja membawa wanita yang tidak aku izinkan!" Nany mendapat laporan dari kepala pelayan di villa itu, mengenai Elvan.

Hugo hanya memainkan bahunya, lalu berjalan beriringan bersama Nany disampingnya, sedangkan Rara sudah terlebih dahulu menuju kamar utama.

" Kau gila ya, sepuluh menit tidak akan cukup untuk sampai kesini. Dasar manusia nggak punya hati, ada a..." Ucapan Rara terhenti, disaat matanya menangkap bayangan yang tidak biasa.

" Cepat periksa!" Tegas Elvan.

" Siapa dia? Apa yang kau lakukan padanya?" Rara mendekati tempat tidur dengan sorot mata tajam.

" Jangan bawel, periksa saja."

Rara , seorang dokter yang juga merupakan adik dari Elvan. Mereka dipertemukan oleh sebuah kejadian yang begitu menyakitkan, seluruh keluarga Rara telah dibunuh oleh sekelompok orang suruhan geng kecil. Keluarga mereka terlibat dalam penyelundupan barang dagangan dunia bawah, yang merugikan kelompok tersebut. Gadis kecil itu selamat dan bersembunyi dibawah tempat tidur dikamarnya, hingga situasi aman. Ia berjalanan keluar dari rumahnya dan berjalan tak tentu arah, sampai pada akhirnya takdir membawanya berjumpa dengan seorang Elvan.

Kondisi wanita yang ia lihat ini begitu miris, banyak sekali luka dan lebam pada tubuhnya. Rara mengeluarkan peralatannya dan memeriksa setiap keadaan wanita tersebut, kening Rara tampak berkerut.

" Tutup mata gila itu, bila perlu congkel saja sekalian." Hardik Rara kepada Hugo yang baru saja tiba bersama Nany.

" Ada apa Rara?" Nany tampak bingung.

" Pria gila ini sudah melakukan penyiksaan, kalian yang merasa laki-laki. Keluar sana!" Setengah berteriak, Rara menyuruh kedua pria itu untuk segera keluar.

" Kak Hugo, bawa pria gila ini keluar. Cepat!" Kali ini Rara Berteriak, karena melihat Elvan sepertinya tidak akan bergerak dari tempatnya.

Menuruti perkataan dokter, Hugo membawa Elvan untuk keluar dari kamar miliknya. Rara membuka selimut yang menutupi tubuh wanita itu, betapa terkejut dirinya melihat apa yang terjadi begitu pula Nany yang juga melihatnya. Dengan keterampilannya, Rara dengan lincah melakukan penanganan pertama pada tubuh wanita itu.

" Ara? Kenapa dia bisa ada di kamar ini?" Nany kaget, ternyata wanita yang dimaksud kepala pelayan itu adalah Ara.

Beberapa saat telah berlalu, Rara berlari membuka pintu kamar dan berteriak.

" Kita kerumah sakit sekarang! Cepat bawa wanita itu!" Tegasnya kepada pria yang sedang menunggu di luar kamar.

Bugh!

Bugh!

Melayangkan dua pukulan kepada perut Elvan, ingin rasanya Rara memukul wajahnya. Tapi sayang, tinggi tubuhnyanya tidak sebanding dengan pria yang telah ia pukul.

" Kenapa memukulku?!" Elvan tidak siap, ketika Rara memberikannya sapaan berupa pukulan.

" Dasar manusia gila, apa yang sudah kakak lakukan padanya? Jangan membawa jiwa gilamu itu kepada wanita! Dia sedang meregang nyawa, jika wanita itu mati. Aku tidak akan memaafkanmu!"

Teriakan Rara membuat Elvan terdiam, gadis kecil yang ia selamatkan dahulu. Kini telah berubah menjadi penyemangat dan kebahagiannya, awalnya mereka hidup berdua di mansion utama milik Elvan. Akan tetapi hal itu tidak lagi terjadi, setelah Rara memergoki Elvan sedang bermain-main dengan wanita dan melenyapkannya. Bukan permainan ranjang yang ia lihat, namun permainan jiwa psycopathnya yang sudah di luar batas.

Terpopuler

Comments

Suzieqaisara Nazarudin

Suzieqaisara Nazarudin

Nah Rara sadarkan kakak mu yg gila itu,tidak semua orang atau wanita yg bisa dia perlakukan seenak nya..kasihan Ara yg selalu menderita..😭

2022-08-20

0

Nella Roring

Nella Roring

gue sumpahin elvan jatuh cinta biar ilang tu penyakit nya

2022-04-10

2

Vita Zhao

Vita Zhao

awas ajah bucin tuh elvan

2022-04-03

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!