15.

"... otakmu itu sepertinya harus di cuci ulang kak."

" Jangan terlalu banyak bicara, tolong jaga dia sebentar. Aku harus ke perusahaan, nanti aku akan kembali." Berjalan meninggalkan ruangan tersebut, tentunya Elvan mendapat ceramah yang panas ditelingga dari adiknya.

" Dasar manusia batu lumutan, selalu saja kejam dengan orang lain. Aku sumpahin, biar dia jatuh cinta sampai mati dengan perempuan ini. Kasihan sekali dia, tapi. Baru kali ini tu batu menyentuh wanita, jangan-jangan..." Rara berperang dengan alam pikirannya sendiri dalam menebak jalan kehidupan dari seorang Elvan.

Melihat Ara yang sudah tenang, Rara keluar dari ruangan itu untuk kembali bekerja. Sungguh membuat kepalanya pusing, melihat pria berpakaian serba hitam yang mengelilingi kamar perawatan.

" Kalian jaga pasienku baik-baik, jika terjadi sesuatu padanya. Aku sendiri yang akan menghukum kalian, mengerti!"

" Baik nona, kami mengerti."

Tidak lagi terdengar suara berisik di dekatnya, Ara perlahan membuka matanya dan memeriksa keadaan disana. Ia mulai bangkit dari pembaringannya, berjalan perlahan menuju ke kamar mandi. Dengan mata yang sudah sembab dan basah, ia masih terus menanggis. Berdiam diri didalam kamar mandi yang sudah ia kunci dari dalam, ia merasa dirinya saat ini sudah begitu kotor. Meratapi kehidupan yang seolah-olah sedang mempermainkannya, hidup dalam kesendirian ditengah orang ramai, berjuang menghidupi diri sendiri walaupun berstatus sebagai seorang anak pengusaha, dan begiti sakitnya ketika ia dijadikan sebagai jaminan atas hutang yang sedikitpun tidak pernah ia duga.

Keran dan juga shower air ia hidupkan, suara gemericik air mulai terdengar. Menjatuhkan diri di lantai dan memeluk kakinya dengan erat, tanggisan masih terus terdengar bahkan kini telah berubah menjadi isakan yang sangat memilukan.

Hidupku sudah hancur, diriku begitu kotor. Bahkan aku sendiri merasa jijik, harta yang begitu sangat berharga dan berarti bagi hidupku. Kini sudah tidak ada artinya lagi, apa gunanya aku hidup. Ara.

Tanpa sengaja, Ara melempar sebuah botol yang berisikan shampo mahal. Ternyata itu adalah milik Elvan yang ia gunakan pada saat membersihkan dirinya, benda itu mengenai kaca yang berada disana. Pecahannya kini berserakan, Ara sangat terkejut dengan hal itu. Ia memandangi pecahan dari kaca yang ada, tanpa berpikir panjang. Ia mengambil salah satu pecahan tersebut, merasa putus asa dan tidak ada satupun yang bisa membantunya.

Crash!

Crash!

Menutup rapat-rapat mulutnya, agar tidak menimbulkan suara. Pecahan kaca itu telah ia sayatkan pada urat nadinya, karena begitu tajamnya. Hanya dengan dua kali sayatan, darah mengalir dengan sangat banyak. Nafas pun kian memburu, dibawah guyuran air dari shower yang ia nyalakan. Memberikan efek bagi tubuhnya yang semakin dingin, kesadaran yang ia miliki perlahan memudar.

Kejadian sebelumnya, dimana Elvan saat itu sedang dalam perjalanan menuju perusahaannya. Dalam lamunannya, ia terbayang-bayang akan wajah Ara yang merintih kesakitan. Perlahan ia menutup matanya, agar dapat menenangkan pikirannya yang begiti kacau. Hugo hanya bisa melihatnya dari kaca spion, yang mengarah kebelakang. Baru kali ini ia memperhatikan bosnya, merasa seperti ada sesuatu yang beda pada diri bosnya.

" Berhenti! Kembali kerumah sakit, cepat!" Elvan mengagetkan Hugo dengan berteriak dan menendang kursi kemudi menggunakan kakinya.

Cciiittt...

Ban mobil bergesek dengan aspal untuk berhenti, Hugo menginjak rem dengam mendadak. Karena teriakan dari Elvan yang secara tiba-tiba, membuatnya harus mengambil keputusan yang tepat.

" Cepat!!"

Terlihat begitu paniknya, Hugo pun segera memutar jalur perjalanannya dan mengendarainya dengan begitu cepat.

Kembali lagi ke rumah sakit, keadaan di luar kamar perawatan Ara. Terlihat negitu tenang dan tidak ada sesuatu yang aneh, para pengawal tetap berjaga-jaga. Baru saja mereka hendak bersantai, terlihat dari kejauhan seseorang pria yang mereka kenal sebagai ketuanya dan di ikuti dari belakang oleh orang kpercayaannya. Berlari dengan begitu cepatnya ke arah mereka, tanpa berkata sedikitpun. Pintu ruangan ia buka dengan paksa.

Brak!!

Matanya langsung melihat ke arah tempat tidur, ternyata tidak ada siapa pun disana.

" Dimana dia?! Kaliam cari sampai ketemu!" Teriak Elvan kepada seluruh pengawal yang ia tugaskan disana.

Memeriksa balkon hang berada disamping ruangan, ternyata tidak ada siapa pun disana, kosong. Hugo juga tidak tinggal diam, ia juga ikut mencari keberadaan Ara. Elvan langsung menghubungi Rara, dan memintanya untuk datang segera.

" Segera kesini, cepat!!" Singkat Elvan berbicara melalui ponselnya.

" Tuan, kamar mandinya terkunci. "

Mendengar hal tersebut, Elvan segera menghampirinya. Menempelkan telingganya pada pintu, mencoba mendengarkan suara yang ditimbulkan dari dalam sana. Namun ia tidak mendapatkan apapun, lalu ia mengusap mukanya dengan begitu kasar.

" Buka pintunya! Buka!!" Teriak Elvan sembari mengetuk pintu dengan begitu kuat.

Berulang kali ia lakukan, namun tetap tidak mendapatkan tanggapan apapun dari dalam. Dengan amarah dan kepanikan yang sudah begitu besar, satu kali tendangan dari kakinya. Pintu kamar mandi terbuka, betapa terkejutnya saat ia melihat apa yang terjadi di dalam sana dengan pecahan kaca yang berserakan. Air keran dan shower yang menyala, dibawahnya terdapat tubuh mungil dari orang yang ia sebut sebagai tikus kecil terbaring tak bergerak. Luka sayatan pada nadi tangannya menganga dan aliran darah masih begitu deras, bersamaan dengan aliran air dari shower yang menyala.

Menghampiri dan menarik tubuh mungil yang sudah begitu dinginnya, bibirnya yang membiru ke dalam pelukannya. Huga yang ikut menyaksikannya, segera mematikan aliran air yang ada.

" Bangun, bangunlah!" Elvan menguncang wajah putih yang memucat dengan tangannya.

Mengecek hembusan nafasnya yang begitu tidak terasa, Elvan segera membawanya keluar dari sana. Membaringkan tubuh itu di atas tempat tidur, dan menahan tangannya untuk tetap berada di udara dengan tujuan menahan aliran darah yang mengalir agar tidak terlalu banyak.

" Ada apa ini?" Rara yang baru saja tiba, begitu kaget dengan banyaknya pengawal yang berlalu lalang.

" Cepat kau periksa dia!" Elvan menyadarkan Rara dari rasa penasaran terhadap situasi yang ia lihat.

Betapa tidak percayanya ia saat itu, melihat orany yang ia tinggalkan beberapa waktu yang lalu dalam keadaan baik. Dan saat ini, orang tersebut berakhir dengan begitu menggenaskan. Pria dingin itu mengusap wajahnya berkali-kali dengat sangat kasar, berjalan seperti seterikan panas memastikan keadaan wanitanya.

" Siapkan ruang tindakan, sekarang!" Bentak Rara kepada perawat yang bersama.

" Ada apa?! " Elvan menanyakan keadaan Ara.

" Kalian semua keluar!" Bentak Rara kepada mereka yang berada didalam ruangan.

Begitu cepatnya Hugo segera keluar dari kamar perawatan itu, namun bosnya tidak bergeming dari tempat ia berdiri. Rara memberikan intruksi kepada beberapa perawat untuk membawakan apa yang ia perlukan, begitu cepat proses yang terjadi. Membuat Rara sangat berjuang keras untuk menyelamatkan nyawa wanita ini.

" Hufh! Selesai, kalian bersihkan sisanya." Rara menyeka peluh yang ada di dahinya, saat ia membalikkan tubuhnya.

" Aaaa..."

Terpopuler

Comments

lovely

lovely

gue jadi Ara pasti trauma tuh apalagi Deket ma pssycopat Elvan di setubuhi dengan paksa di siksa pula miriiiiiiiissss😱😱

2022-09-03

0

Ju Karnaen

Ju Karnaen

ksihan skli Ara hrs menjlni kehidupan ny seperti in

2022-08-26

0

devrus

devrus

duhhh bikin nangis 🥺

2022-08-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!