Bab 18

Saat ini Daren sedang dalam perjalanan menuju Apartement Sheela, Ia ingin mengajaknya ke Butik Anne untuk fitting baju pernikahan mereka.

Sebelumnya Mama Shita sudah menghubungi putranya dan Sheela melalui via telfon,

karena tidak terasa 2 minggu ke depan acara akad nikahnya akan di laksanakan.

Sheela saat ini masih bermalas-malasan di tempat tidur, dia pergunakan hari liburnya untuk bersantai di rumah.

Tiba2 ponselnya berdering, pakai nada korea gitu gaes...😀

"Siapa sech..."

gumannya sambil meraba nakas yang ada di samping tempat tidurnya.

"Halo..."

jawabnya dengan suara khas baru bangun dan matanya masih terpejam.

"Apa kau baru bangun,

dasar pemalas..!"

ledek Daren.

Sontak Sheela membeliakkan matanya dengan lebar.

Sheela terperanjat kaget saat mendengar suara yang tidak asing di telinganya, kemudian Ia terbangun dari tidurnya, rasa kantuknya hilang seketika.

"Siapa yang pemalas.."

gumamnya.

"Suka2 aku dong mau bangun jam berapa..!"

gerutunya sembari merapikan rambutnya yang kusut.

"Cepat mandi lalu turun ke bawah,

Aku menunggumu di kafe.!

Aku beri kamu waktu 15 menit dari sekarang.!"

ucapnya dengan seringai tipis dibibirnya.

"What......?"

pekik Sheela.

tut.tut.tut...

panggilan terputus.

"Apa dia sudah gila.! 15 menit.!

gerutunya saat ini.

Lalu menatap jam dindingnya yang kini sudah tepat pukul 08.00 pagi.

Kemudian Sheela memeriksa nomor telfon yang di gunakan Daren untuk menghubunginya.

"Inikan nomor yang kemaren.!

Oh jadi, saat mau kerumah Mama Shita, dia sempat menghubungi aku ya.?!?"

Gumannya.

Saat itu Sheela tengah ujian semester jadi nada ponselnya gak di aktifkan.

Sembari merapikan tempat tidurnya, Sheela tiba2 mengingat pesan Nyonya Shita kemarin, kalau hari ini mau fitting baju jam 9 pagi bersama Darren.

"Astaga, kenapa gue sampai lupa sech.!"

Ujarnya sambil berlari ke kamar mandi.

Saat ini Sheela benar2 tidak bisa mengatur waktunya dengan baik.

Ia sangat tergesa - gesa dalam memilah bajunya.

Ya, waktunya hanya tinggal 5 menit.

Penampilannya kali ini cukup simpel.

tapi tidak mengurangi ke cantikannya.

Kemudian Sheela berlari pelan dari kamarnya, sangking buru-burunya dia tidak sempat untuk meminum teh hangatnya yang sudah di suguhkan oleh Bi Ina di atas meja makan.

"Non, tehnya nggak di minum.!?!"

tanya Bi Ina.

"Ntar aja Bi, aku uda telat nech."

Ujarnya sambil berlari dan menghilang dari balik pintu keluar.

Bi Ina terlihat bengong

"Bukannya hari ini Non Sheela libur ya.!?"

Pikirnya dalam hati.

Sampai di depan kafe, Sheela tidak menemukan keberadaan Darren.

Sambil berjalan,

tiba tiba dari arah belakangnya muncul kendaraan mewah dan berhenti tepat di belakangnya.

Jantung Sheela serasa mau copot jadinya saat dirinya hendak berbalik kearah mobil Darren.

Ditambah lagi saat Darren membunyikan klakson mobilnya.

Dari balik mobilnya, Darren hanya terkekeh dan sangat senang melihat ekspresi Sheela yang sedang terlihat kesal kepadanya.

Umpatan demi umpatan Sheela ucapkan dari mulutnya.

Namun tak terdengar oleh Darren.

Sekarang mereka dalam perjalanan menuju Butik tersebut, yang hanya khusus merancang Gaun Pengantin.

Desain-desainnya yang berkelas dan terkenal di kota J, bahkan sampai ke LN....

Nyo.Shita yang memilih Desainer ternama tersebut, lengkap dengan make up dan dekorasi bahkan foto pengantin.

Selama perjalanan mereka hanya terdiam dalam bisu.

Saat tiba di Butik, mereka di sambut oleh karyawan Butik.

"Selamat datang Tuan dan Nona,

silahkan masuk.!

Ibu Anne sudah menunggu di dalam."

"Terima kasih"

ucap Sheela ramah kepada karyawan itu.

"Hello,

Selamat datang.!

Tuan Daren dan Nona Sheela."

Sambut ibu Anne pemilik butik dengan senyum ramahnya.

Sheela pun ikut tersenyum.

"Kita langsung fitting baju aja ya..

Nona Sheela, ikut dengan saya dan Tuan

Daren ke ruang sebelah bersama asisten saya yang bernama Beni.

tambahnya.

Aduh..! Bukan Beni Jeng, tapi Bella.!

Protesnya pada Ibu Anne.

Ibu Anne hanya geleng2 kepala.

"Mari Tuan ganteng."

ajak Bella, agar Darren mengikutinya keruang fitting baju pria.

Saat berjalan, Bella ingin memegang tangan Daren, tapi Daren tiba2 melototkan mata kepadanya.

"Jangan kau berani2 sentuh aku."

pekik Darren.

"Iish, Sensi banget sech.!"

dengan nada suara gemulainya.

Bella adalah Wanita setengah jadi alias waria.

Saat berada dalam ruang fitting pengantin pria,

Daren kemudian mencoba mengenakan kemeja putih dan keliatan sangat pas di tubuh kekarnya...

"Apa perlu bantuan dariku Tuan yang tamfan..?"

tawar Bella yang ingin membantu Daren mengenakan jas-nya.

Saat ini, Bella masih memegang Jas Tuxedo Daren di lengannya, sambil memperhatikan tubuh Daren yang tegap dan ber otot. Walaupun sudah di tutupi dengan kemeja putih, tapi tetap saja sangat menggiurkan bagi Bella.

"Tidak perlu, aku bisa pakai sendiri.!"

gerutunya.

Daren sangat geram, karena saat ini Bella menatap tubuhnya dengan begitu lekat.

"Berikan jas itu padaku.!"

bentak Daren dengan geram sembari menyodorkan tangan kanannya kedepan.

"Ini Tuan sensi...!"

Ucap Bella kesal, sambil memberikan jas di tangannya kepada Daren.

Sensi...sensi mulu...

lanjut Bella dengan bergumam.

Sekarang Daren mengenakan Tuxedo berwarna putih. Dia terlihat sangat tampan.

Bella tidak tahan lagi melihatnya, dia tiba2 saja memeluk Daren dari arah samping

Dan al hasil,

sontak Darren terkejut dan berteriak dengan lantangnya.

"Lepas tidak.!

satu, dua, ti...."

Belum selesai hitungan ketiga,

Bella melepas pelukannya, kini dia sangat puas dan tidak peduli dengan kemarahan Daren saat ini.

Bella hanya senyum2 sendiri, hingga membuat Daren sangat jijik dan geli melihatnya.

Di ruangan lain,

Ibu Anne merasa tidak enak saat mendengar pekikan Darren dari ruangan sebelah, yang cuma dipisahkan oleh dinding tembok.

"Tidak biasanya Bella seperti itu.."

Gumannya sesaat.

Sudah banyak pelanggannya datang di Butik miliknya untuk fitting baju, tapi ini pertama kalinya ibu Anne mendengar teriakan pelanggannya saat bersama Bella.

Sedangkan Sheela terkekeh puas, sambil menutup mulutnya dengan kedua tangannya, karena takut di dengar oleh Daren.

Saat ini Sheela juga sudah mengenakan Gaun Sabrina berwarna putih dan berlengan pendek.

Sehingga belahan dadanya sedikit kelihatan.

Sheela terlihat sangat seksi dan anggun, dengan mengenakan gaun tersebut.

Dengan sedikit riasan di wajah Sheela dan rambutnya disanggul dengan simpel namun terlihat sangat elegan dan menarik.

"Sekarang sudah beres, kita keluar yuk..?!"

Ajak Ibu Anne pada Sheela, sambil memegang gaun Sheela yang panjang dari belakang.

Daren saat ini berada di ruang tengah, sedang menikmati secangkir kopi yang di suguhkan oleh pelayan butik.

Untuk menhilangkan rasa jenuhnya,

Darren bermain mobile legend di ponselnya, sambil menunggu Sheela untuk sesi pemotretan.

Kini Sheela dan Ibu Anne sudah di depan pintu ruang tengah, tempat Daren saat ini.

Decak kagum nampak jelas dari raut wajah Darren ketika melihat Sheela mengenakan Gaun Pengantin, Ia sangat takjub melihat kecantikan wajah Sheela.

Kemudian pandangannya kini beralih kebagian tubuh seksi

Sheela.

Tidak puas sampai disitu,

Pandangan mata Darren pun teralihkan, kearah bagian leher jenjang dan dada Sheela yang

terlihat putih dan bersih.

Apalagi di belahan dadanya itu sedikit terbuka, sehingga sangat menggiurkan bagi Daren.

Sheela menyadari kalau Daren menatap bagian dadanya itu begitu lekat. Hingga membuat dirinya

merasa sangat risih dan malu.

"Hemm.

Bagaimana dengan penampilan Nona Sheela Tuan Daren....?"

Tanya Ibu Anne pada Daren, hingga membuyarkan lamunannya.

"Mmm. Cantik dan sangat pas di tubuhnya."

sahutnya dengan pujian.

Wajah Sheela kini menjadi merah merona mendengar pujian Daren.

Setelah selesai dengan urusan baju dan foto prewednya, Daren mengantar Sheela ke Apartementnya.

Sedangkan Daren harus kembali ke Perusahaan, karena di kantor masih banyak tugas dan tanggung jawabnya yang menanti.

Sore hari, Sheela duduk santai di sofa yang ada di ruang tamu, sambil menonton drama kesukaannya, yaitu Drama Korea.

Saat adegan romantis, dirinya senyum2 sendiri sambil ngemil snack rasa keju favoritnya.

"Romantis banget sech, jadi baPer nech...!"

gumannya sambil meremas bungkus snack ditangannysa

Kemudian dia mengingat kejadian di Butik pagi tadi, masa sesi pemotretan prewed-nya bersama Daren.

Daren merangkul pinggulnya dari arah belakang sehingga ke dua pipi mereka saling bersentuhan.

Membuat wajah Sheela berubah seketika menjadi merah bagaikan kepiting rebus.

Jantungnya serasa mau copot, dan ingin melompat keluar dari dadanya.

"Perasaan apa ini,

Apa aku sudah jatuh cinta padanya.

Hah.

Aku nggak boleh jatuh cinta padanya.

Pernikahan kami hanya sebatas kontrak."

Ujarnya pelan, karena takut di dengar oleh Bi Ina yang sedang menyiapkan makan malam di dapur.

"Hmmmm

Setelah Pernikahan, hubungan kami pastinya tak akan seindah dan seromantis Drama Korea.."

Keluh kesahnya, sambil menyandarkan kepalanya ke sofa tempat duduknya saat ini.

Terpopuler

Comments

Ervina 123

Ervina 123

bagus lanjut

2021-02-12

0

Anisya Chen'k

Anisya Chen'k

uwuuuw bngeet sih Thor 🤭

2020-11-08

0

Wahyuni"uni

Wahyuni"uni

itu namanya perasan cinta selaaa🤭🤭🤭

2020-08-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!