Saat Sheela tiba di Apartemennya, Dia langsung masuk ke kamar dan meletakkan tas serta ponsel yang ada di saku Celana Jeansnya, di meja nakas samping tempat tidurnya.
"Hah. Gerahnya.."
Kemudian Sheela masuk ke kamar mandi yang ada didalam kamar, dan mengisi bathtubnya dengan air hangat, lalu melepaskan semua baju dan celana yang menempel di tubuhnya.
Setelah bathtubnya terisi, dan menaruh sabun cair kesukaannya yang wanginya semerbak sampai ke ubun-ubun kepala. Sheela masuk dan berendam menikmati air uap yang cukup lama.
Saat berendam sambil menutup matanya, pikiran Sheela melayang entah ke mana.
"Hah, kalau Dia benar-benar batalin pesanan Cincin itu, pasti Nyo.Shita bakalan sangat kecewa padaku.
Bukan hanya cincin itu yang buat aku kesal...
tapi pria itu....
Sikapnya yang cuek, dingin seakan-akan gue yang lebih dominan dalam perjodohan ini.
Huh.!
Ngapain juga gue mikirin dia.."
Tidak terasa 30 puluh menit berlalu, Sheela keluar dari Bathtub menuju Shower untuk membersihkan tubuhnya dari busa sabun yang melekat pada kulitnya.
kemudian memakai handuk bajunya yang tergantung di kamar mandi, membuka pintu dan meletakkan baju kotornya ke dalam keranjang baju.
Malam ini dia mengenakan sepasang baju tidur, lengannya se bahu dan pendek celananya diatas lutut, kelihatan sangat seksi dan cantik..
Tok.tok...tok..
"Non Sheela.."
"Iya bi, masuk aja pintunya nggak terkunci kok."
Saat ini Sheela berada di meja belajarnya terlihat buku2 yang tersusun dengan rapi,
ingin memeriksa jadwal mata kuliahnya besok.
Kemudian ter senyum ke arah Bi Ina.
Bi Ina, merasa takjub dengan kecantikan majikan nona mudanya. Yang dari kecil sudah di Asuh olehnya karna kesibukan ke dua orangtuanya bekerja Saat itu.
Napa Bi, ada yang aneh di wajahku..!?"
"Mmmm,
anu non.!
Non Sheela sangat cantik malam ini."
Sheela memeluk tubuh Bi Ina yang sudah dianggapnya sebagai orang tua asuhnya sendiri...
"Ah.
Bibi Ina bisa aja.!
Apa cuman malam ini, Sheela keliatan cantik di mata bibi.."
"Nggak Non, dari kecil memang sudah cantik dan ayu."
mereka
berpelukan layaknya ibu dan anak.
"Makasi Bi, kamu memang yang terbaik."
keduanya tersenyum sumringah penuh haru.
"Ayo Non.."
Sambil menepuk punggung Sheela
"Bibi sudah siapin makan malam buat Non.."
lanjutnya.
"Iya Bi. Sebentar ya, aku siapin jadwalku dulu.."
"Baik Non..."
"Bibi keluar dulu.."
pamitnya lalu menutup pintu.
Beberapa menit kemudian Sheela keluar dari kamar dan menikmati makan malamnya, ada Sayur oseng dan Ayam goreng plus sambel.
Sederhana tapi enak dan termasuk menu rumahan favoritnya dari kecil.
"Bi Ina kok nggak makan.."
"Nanti aja Non."
"Sekarang aja Bi.
Ayo.!
Makan sama Sheela aja.
Kalau nggak mau, Sheela malas makan di rumah lagi kalau gitu."
"Mmmm. Baik Non..."
Itu ancaman dari Sheela buat Bi Ina hampir setiap hari.
Agar Bi Ina mau makan bersama di atas meja makan.
Karna biasanya dia makan di kursi yang ada di dapur, Sheela tidak tega melihat itu.
Bi Ina, merasa sungkan bila harus duduk semeja dengan nona mudanya.
Tapi bagi Sheela, Bi ina di anggap sebagai ibu angkatnya sendiri.
Selesai makan Bi Ina membersihkan meja dan mengankat Piring kotor ke wastafel untuk di cuci.
"Bi.!
Aku ke kamar duluan ya..!
"Iya Non..."
SamPai di kamar, masih dengan rutinitasnya hari-hari yaitu menggosok gigi hingga memakai lotion dan merebahkan tubuhnya ke atas tempat tidur.
Bruuk.....
Kemudian mengambil ponselnya di atas nakas samping kanan tempat tidurnya..
Memeriksa kotak masuknya ada weChat, Wa, dan masih banyak lagi.
Namun tidak ada pesan yang penting di layar ponselnya.
Kemudian dia mengatur alarm di ponselnya dan melanjutkan tidur karna hari ini kegiatan yang cukup melelahkan tubuh dan menguras emosi serta pikiran pikirannya..
Tak memakan waktu yang lama, Sheela sudah lelap dalam tidurnya yang panjang...
Sedangkan diseberang sana, penghuni Apartemen yang ada di Pusat Kota Jakarta, masih sibuk di ruang kerjanya..
Masih menyiapkan berkas-berkas yang harus dia tangani sendiri...
Sebagai Seorang CEO, Daren harus siap dalam segala hal... Dia tidak ingin selalu mengandalkan Sekertarisnya.
Daren sangat pandai dalam menempatkan situasi, serta bisa memisahkan masalah pribadi dan kantor. cekatan dan sangat handal dalam menghadapi lawan bisnisnya.
Kemampuannya dalam Mengelola Perusahaan dia warisi dari Kakek dan Ayahnya..
Malam semakin larut, Daren pun serasa matanya tidak bisa di ajak kompromi lagi, sesekali dia menguap.
Dia menoleh ke arah jam dinding,
"Sudah pukul 11.30 rupanya.."
Dia pun meninggalkan ruang kerjanya menuju kamar tidurnya.
Tak butuh waktu yang lama, Daren sudah tertidur dengan lelap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Ervina 123
mantep
2021-02-12
0
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
Hadir kembali
bersama "cinta pak bos"😉
semangat dan ditunggu kedatangannya💪😊
2020-12-26
0
Kadek
kak aku mmpir lagi kk
semngt ya
2020-07-20
0