Mencintai Tanpa Dicintai
Sayup-sayup kudengar pertengkaran yang terjadi dikamar orang tua ku, bukannya aku menguping pertengkaran mereka tapi memang suara mereka lah yang terlalu keras.
hingga aku terbangun dari tidur nyenyak ku untung saja kedua adikku tidak terganggu dengan suara ibu dan ayah ku.
Entah apa yang mereka ributkan aku sendiri juga tidak tahu, karena usiaku yang masih delapan tahun saat ini.
Tadi pagi sewaktu ayah berangkat bekerja semua baik-baik saja, bahkan ayah sempat mengantarkan aku hingga kesekolah, tapi malah ini tiba-tiba mereka ribut
aku bangkit dari tidurku karena kudengar ibu yang menagis walaupun aku lebih dekat dengan ayahku namun aku paling tidak tahan jika ibu sudah menagis.
kubuka pintu kamar ku secara perlahan agar tidak menggangu tidur kedua adikku, ya karena memang kami tidur dikamar yang sama, hanya ranjang nya saja yang berbeda.
aku tidur diranjang yang tunggal sementara kedua adikku mengunakan bet sorong.
setelah aku memastikan kedua adikku tidak terganggu dengan suara pintu yang aku buka aku menutup kembali pintu kamar itu dengan perlahan.
aku mengedarkan pandangan ku keseluruh sudut rumah, namun aku tidak dapat melihat apa-apa karena ibu mematikan semua lampu yang berada diruangan ini.
aduh ini gelap sekali, aku takut... tapi ibu kenapa menangis dan mengapa suara ayah tidak terdengar lagi ucap ku pelan, karena aku takut ibu mendengar ku.
aku meraba setiap dinding ruangan ini menuju kamar ibu yang berada didepan, ingin rasanya aku menyalakan lampu agar aku bisa bebas berjalan menuju kamar ibuku.
tapi aku urungkan karena aku tidak ingin mereka tahu jikalau aku ingin menuju kamar ibu dan ayah.
ahh... akhirnya aku sampai juga disini, ya sekarang aku berada tepat didepan pintu kamar ibuku.
aku menempel telinga ku didinding pintu kamar ibuku, aku sungguh penasaran apa yang membuat ibuku menangis pilu malam ini.
'' mas kamu tega berbuat seperti ini padaku mas, aku sudah meninggalkan keluarga ku untuk menikah dan hidup denganmu. tapi apa balasan mu mas kamu malah menikah lagi diam-diam kamu tidak kasihan dengan anak-anak kita mas'' ucap ibuku sambil terus menangis
aku kaget sekaligus sedih mendengar perkataan ibu, menikah? ayah menikah lagi gumamku, walaupun aku masih berusia delapan tahun tapi aku tahu apa itu menikah, jika ayah menikah lagi berarti aku akan mempunyai ibu tiri hanya sejauh itu pemikiran ku saat ini.
'' sudah lah dek, kamu jangan lagi menangis aku akan adil pada kalian, kamu tahukan aku menikah dengan bos ku. kita akan hidup senang dek, kamu tidak perlu lagi berhutang diwarung untuk menutupi kekurangan kita setiap bulannya.'' sahut ayah ku yang coba menenangkan ibuku.
Namun bukannya tenang ibuku malah semakin menagis, aku ikut menagis mendengar tangisan ibu yang semakin pilu.
'' aku lebih baik hidup pas-pasan mas, daripada dimadu. kalian para lelaki selalu berkata begitu diawalnya tapi nantinya kalian lupa dengan janji kalian''
'' sudahlah dek, mas lelah tadinya mas mau menghabiskan malam dengan mu, tapi kamu malah mengajak debat seperti ini, kalau begitu mas pulang kerumah Rina saja''
'' mas... mas... kamu jangan pergi''
'' besok kalau kamu sudah tenang hubungi mas, mas akan datang''
kudengar langkah ayahku mendekati pintu secepat mungkin aku bersembunyi agar ayah tidak mengetahui jika aku sedang menguping percakapan mereka.
krek....
ayah membuka pintu kamarnya dan berjalan menuju pintu keluar, karena jarak kamar ibu dan pintu keluar tidaklah terlalu jauh.
rumah kami yang hanya berukuran minimalis dan memiliki tiga kamar, satu kamar utama yang digunakan oleh ibu dan ayah ku dan satu kamar lagi aku tempati bersama dengan adikku, sementara kamar yang satunya digunakan ibu untuk ruang ganti dan menyimpan berbagai barang yang tidak terpakai dirumah ini.
setelah aku mendengar mesin mobil menyala dan meninggalkan halaman rumah aku keluar dari persembunyiannya ku, mobil? kapan ayah membeli mobil setahuku tadi pagi ayah mengunakan motor nya untuk bekerja dan mengantarkan aku kesekolah.
ah sudahlah mungkin ayah meminjam mobil rekan kerjanya pikirku, aku masih mendengar ibu yang menagis sesekali kudengar ibu memanggil kedua orang tuanya.
'' ibu, ayah maafkan aku yang dulu tidak menuruti perkataan mu, sekarang mas Arya menikah lagi bu..., bagaimana nasib anak-anak ku bu. mereka masih sangat kecil dan membutuhkan sosok ayah untuk melindungi mereka, apa aku sanggup menjalani pernikahan ini lagi bu'' ucap ibuku sambil terus menangis.
Aku sungguh tidak tahan melihat kondisi ibuku saat ini ku langkahkan kakiku masuk kedalam kamar ibuku. '' ibu...'' panggilku pelan
ibu yang kaget mendengar suara ku langsung menghapus jejak air matanya, tapi aku tahu jika ibu sudah sedari tadi menangis.
'' kamu kenapa bangun kak...'' tanya ibuku lembut menutupi kesedihannya menampilkan senyum manisnya pada ku.
ah... rasanya ingin sekali aku mengatakan ibu tidak perlu menutupi kesedihannya pada ku tapi apa daya ku, aku hanya anak kecil jadi tidak mungkin aku mengatakan hal itu pada nya.
'' bu... kakak ingin tidur bersama dengan ibu, apa boleh'' tanya ku, aku akan menemani ibuku malam ini setidaknya dia tidak merasa sendiri.
aku teringat jika aku sedang sedih ibu selalu menemani ku, malam ini biarlah aku yang akan menemani ibu agar kesedihannya berkurang.
'' tentu saja boleh kak, kebetulan malam ini ayah lembur bersama teman nya, kakak bisa tidur disini menemani ibu agar ibu tidak kesepian.'' ucap ibuku sambil menepuk ranjang nya.
aku hanya tersenyum melihat ibuku yang menutupi kesalahan ayahku. jelas-jelas aku dengar sendiri tadi ayah dan ibu bertengkar hingga ibu menangis.
hah... masalah orang dewasa memang rumit ya, sudah tahu ayah salah karena membuat ibu menangis.
tetapi ibu malah menutupi kesalahan ayahku, bukanya yang salah harus dihukum ya, setahuku jika aku berbuat salah disekolah, ataupun dirumah pasti akan kena hukum tapi ini tidak.
ah sudahlah aku sudah mengantuk besok pagi aku juga harus kesekolah, malam ini aku putuskan untuk menemani ibu, mudah-mudahan saja adikku tidak terbangun dan mencari keberadaan ku.
kedua adikku sangatlah dekat dengan ku, untuk itu pula ibu membuat kami tidur dalam satu kamar agar aku bisa langsung menemani kedua adikku saat tidur.
'' ayo kak tidur, kamu besok harus sekolah'' ucap ibuku lagi
'' baiklah ibu, tapi aku ingin memeluk ibu? apa boleh?'' tanya ku, mungkin pelukan ku ini bisa mengurangi rasa sedih ibu, aku berharap begitu karena hanya ini yang bisa aku lakukan saat ini.
'' tentu saja kak, sini'' ibuku merentangkan kedua tangannya agar aku masuk dalam pelukannya.
malam ini pun aku tertidur sambil memeluk erat ibuku, dapat aku rasakan sesak didada ibuku karena mungkin ia berusaha menahan tangisnya.
💗💗💗 almayra 💗💗💗
tinggalkan jejak 👍 vote dan save faforite ya
terimakasih....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Riniariani Rinimawan
msh sdkit skli yg like....tetap semangt y thor,membuat krya2 yg bgs lg...
2022-10-18
0
Mimi four
terimakasih kakak 😘
2022-01-05
0
Yayuk Handayani
Aku mampir
2022-01-05
1