hari berduka

Disinilah mereka saat ini berkumpul di tengah makam yang mengelilingi mereka.

"ibu sudah ibu Jangan menangis lagi "imbuh Mayra sambil menyeka air matanya

"kakak, kamu bawa adik-adik mu pulang dulu ya, Ibu masih ingin disini sebentar lagi "

"baiklah ibu aku akan pulang dulu Ibu janji jangan lama-lama ya "

Maya mengangguk lemah kepada anaknya itu, ia menatap kepergian ketiga anaknya.

*mas kenapa kamu lakukan ini kepadaku Kamu berjanji akan memperbaiki semua tapi sekarang kamu malah meninggalkanku dan anak-anak bagaimana aku bisa menjalani hari tanpamu mas.

bagaimana bisa aku membimbing anak-anak kita hah membayangkannya saja aku tidak sanggup mas*...

airmata Maya terus saja mengalir seakan tiada habisnya, ia menangisi kepergian ayah anak-anaknya.

mata sayu nya terus saja memandangi nisan yang bertuliskan nama suaminya itu sungguh kejadian ini begitu mengagetkan nya.

baru tadi pagi ia merasakan kehangatan kembali bersama sang suami tapi siang ini Allah telah memisahkan mereka berdua sikap Arya yang aneh menurutnya hanya menjadi kenangan bagi dirinya saat ini.

saat Arya ingin tidur dan dipeluk oleh Maya itulah kenangan terakhir mereka miliki,

*aku istri yang buruk mas bahkan saat-saat terakhir engkau menghembuskan nafas mu aku tidak ada disampingmu entah sejak kapan kau meninggalkanku yang aku tahu engkau tertidur lelap sekali dalam dekapanku.

hanya Maya dan ketiga anaknya yang mengiring jenazah suaminya ke tempat peristirahatan terakhir sementara Rina jatuh pingsan saat dokter mengatakan bahwa Arya sudah tiada*.

hingga sekarang Rina masih dirawat di rumah sakit sementara si kembar dititipkan kepada perawat yang ada di rumah sakit.

tiada tempat mengadu bagi Maya, dunianya seakan runtuh suami yang selama ini menjadi tempat berkeluh kesah setelah ia meninggalkan kediaman orangtuanya kini telah pergi untuk selamanya.

haruskah Maya menyesali karena ia telah meninggalkan kedua orangtuanya, tidak ini semua sudah takdir untuk dirinya dan anak-anaknya.

waktu sudah menunjukkan hampir senja tapi Maya masih enggan untuk bangkit dari makam suaminya itu hingga seorang penjaga makam menghampiri dan menyapanya.

'' maaf Ibu ini sudah hampir maghrib sebaiknya ibu datang lagi besok''seru penjaga makam itu

Maya hanya menatap sendu penjaga makam itu dan mengangguk lemah menjawab perkataan penjaga makam itu.

penjaga makam itu pun mengangguk dan pergi meninggalkan Maya.

mas aku pulang dulu esok aku akan datang lagi semoga Allah melapangkan kubur dan menempatkanmu di tempat yang terbaik aku mencintaimu mas...

maya bangkit dari duduknya, dengan langkah gontai ia meninggalkan makam suaminya itu sesekali ia melihat ke belakang rasa tidak percaya masih bergelayut di dalam hatinya kenapa begitu cepat itulah yang terulang-ulang selalu di dalam benak Maya saat ini.

sesampainya di rumah Maya hanya bisa menatap sendu setiap sudut rumah yang menyisakan kenangan bersama suaminya.

bahkan saat ini maya dapat melihat sang suami dengan lahapnya menyantap makanan yang ia sajikan di meja makan, pujian-pujian akan masakan yang ia masak untuk suaminya terngiang-ngiang di telinga nya.

wah... sayang masakanmu semakin hari semakin lezat saja ucap Arya sambil mengusap puncak kepala Maya

'' Ibu "panggil ketiga anaknya, Maya pun tersadar dari lamunannya bahwa semua yang dilihatnya tadi tidaklah nyata.

" Ibu apa Ibu baik-baik saja "tanya Mayra khawatir akan keadaan ibunya

maya hanya mengulum senyum kepada Putri sulungnya itu "Ibu ingin istirahat sebentar Ya nak, tolong jaga adik-adikmu "

Mayra mengerti kesedihan ibunya ia pun menyanggupi permintaan ibunya untuk menjaga kedua adiknya.

Maya berjalan ke kamarnya untuk menenangkan diri sejenak karena malam ini iya harus ke rumah sakit untuk menjenguk rina.

sesampainya di kamar Maya menatap foto pernikahan dengan sang suami, Maya mengingat semua perjuangan mereka untuk bersama tidaklah mudah hidup dalam kesederhanaan adalah hal baru bagi Maya.

namun sang suami selalu berusaha untuk memenuhi semua kebutuhan mereka, disanalah Maya belajar untuk mengubah gaya hidupnya.

semua terasa indah karena kebersamaan mereka.

mas mas aku sudah di rumah saat ini aku tidak sanggup menatap wajah ketiga anak kita aku tidak kuat mas...

Maya kembali menangis di kamarnya hingga ia tertidur dalam tangisannya.

baru saja Maya tertidur dunia mimpi langsung menghampirinya Maya melihat seorang lelaki tampan yang sedang duduk di kursi taman memakai baju yang serba putih begitu pun dengan dirinya.

tempat apa ini ungkapnya bingung lalu siapa lelaki itu kenapa wajahnya sangat mirip dengan... Maya tidak melanjutkan kata-katanya ia menghampiri pria itu.

"maaf kalau boleh saya tahu tempat apa ini seumur hidup saya belum pernah melihat tempat seindah ini " ungkap Maya jujur

lelaki itu pun langsung menoleh melihat Maya yang ada di belakangnya hingga membuat Maya terkejut mas Arya ucap Maya pelan

Arya tersenyum dan mengangguk melihat Maya yang ada di belakangnya ingin Maya menghampirinya dan memeluk suaminya itu namun Arya melarang

"tetaplah di sana, tetaplah di sana "ucap Arya mengulang kata-katanya

hingga langkah mayat terhenti Iya bingung kenapa Arya melarang Maya untuk mendekatinya

"kenapa mas, aku sangat merindukanmu aku ingin memelukmu mas "sebut Maya lirih

"alam kita sudah berbeda may... kamu tetaplah di sana berjuanglah untuk anak-anak kita aku yakin kamu bisa hanya kamu yang mereka miliki saat ini aku mohon jangan bersedih lagi ikhlaskan kepergianku "

deg... kata-kata Arya menusuk ulu hati Maya Iya bingung mereka dekat tapi tidak bisa saling menjangkau

"may... aku pergi dulu aku titip anak-anak padamu tolong kamu jangan bersedih di hadapan mereka" ucap Arya lalu kabut tebal menyelimuti tempat itu hingga Maya tidak dapat melihat Arya lagi

mas... mas... panggil Maya namun ia tidak mendapatkan jawaban hingga kabut itu pun menghilang dan Maya terbangun dari tidurnya

astaghfirullahaladzim ternyata aku hanya bermimpi, baiklah mas aku akan menjaga anak-anak kita aku akan kuat demi mereka. bahkan di saat kamu tiada pun kamu masih memberi dukungan terhadapku.

terima kasih mas, atas kebersamaan kita selama ini terima kasih untuk segalanya.

maya bangkit dari duduknya lalu membersihkan dirinya ke kamar mandi setelah selesai membersihkan dirinya Maya mengerjakan salat Maghrib dan berdoa kepada sang khalik untuk menenangkan jiwanya menguatkan batin atas kehilangan sang suami.

tak lupa juga Maya berdoa untuk sang suami agar ditempatkan di tempat yang terbaik di sisinya selesai berdoa Maya menyiapkan beberapa potong pakaian karena ia harus ke rumah sakit malam ini.

Maya keluar dari kamarnya ia melihat ketiga anak-anaknya sedang makan malam di meja makan, tidak ada hidangan mereka hanya makan dengan telur ceplok yang dibuat oleh kakak mereka mayra.

Maya merasa bersalah terhadap ketiga anaknya Iya terlalu bersedih hingga melupakan anak-anak yang masih membutuhkannya.

benar apa yang kamu katakan mas aku harus berjuang untuk anak-anak kita karena hanya aku yang mereka miliki, ya Allah kuatkan hamba...

Maya menghampiri ketiga anaknya itu lalu mencium puncak kepala mereka satu persatu

''sayang maafkan Ibu ya nak, Ibu terlalu larut dalam kesedihan hingga melupakan kalian''

'' tidak apa-apa Bu masakan kak Mayra juga enak kok'' sahut Fali dan fiko

''Iya Bu bahkan mereka sampai tambah makan'' hibur Mayra

"terima kasih sayang, malam ini Ibu harus ke rumah sakit kalian di rumah ya nanti penjaga rumah akan datang menemani kalian''

'' baik ibu''

'' kak tolong siapkan kebutuhan sekolah adik-adikmu ya, mungkin ibu akan pulang agak siang besok''

'' Ibu tenang saja kakak akan mengurus mereka di rumah''

''terima kasih nak, ibu jalan dulu ya''

pamit Maya

bersambung dulu ya....🍟🍟🍟

Terpopuler

Comments

Yayuk Handayani

Yayuk Handayani

Lanjut kak 🙏

2022-06-28

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!