Dengan berat hati om Prasetyo dan anaknya Aufan memenuhi permintaan Maya.
"terima kasih Om, terima kasih mas aku tidak ingin menyusahkan kedua orang tuaku karena aku telah mengambil keputusan ini biarkanlah aku hidup bersama anak-anakku " pinta Maya sekali lagi.
"baiklah Om tahu ini pasti yang terbaik bagimu, tapi om ingatkan padamu mereka pasti akan menerimamu dengan tangan terbuka aku juga yakin kedua orang tuamu sangat merindukan kamu dan satu lagi jika kamu memerlukan sesuatu segera hubungi Om "seru Om Prasetyo
"" baiklah terima kasih karena Om telah membantu Maya sejauh ini "
"bagaimana kabarnya Rina aku dengar dia pingsan saat mendengar kepergian Arya, dan anak-anaknya lahir dalam keadaan sehat karena "tanya Alfan lagi
"Alhamdulillah keadaan Rina sudah membaik, dan kedua bayinya juga dalam keadaan sehat sekarang, oh ya aku lupa memberitahumu rina melahirkan anak kembar yang keduanya berjenis kelamin laki-laki syukurlah mereka lahir dalam keadaan sehat mengingat kondisi Rina yang saat itu sangat mengkhawatirkan " jelas Maya.
'' Alhamdulillah... kalau begitu aku dan papaku permisi dulu ya may, Kamu harus ingat pesan papa kapanpun kamu membutuhkan bantuan kami kamu harus menghubungi kami, jangan sungkan oke "seru aufan
'' baik mas, terimakasih'' seru Maya sekali lagi.
Maya merasa beruntung mendapatkan perhatian dari sahabat nya itu, dan juga sahabat papanya.
mereka pun berpisah karena aufan dan om Prasetyo memiliki pekerjaan sementara Maya masuk kembali keruangan rina.
✨diruangan papa aufan ✨
'' pa..., kenapa papa menuruti permintaan maya?'' tanya aufan saat sudah duduk bersama papa nya itu.
'' lalu apa yang bisa kita lakukan, kamu dengar sendiri kan apa yang dikatakan oleh maya tadi''
'' bukannya papa jagat, tapi dengan kepergian suami Maya, bukankah ada peluang untuk mu mendekati Maya'' seru papa aufan
''kok papa malah membahas itu sih?'' sahut nya kesal
'' jadi mau kamu apa,? ingat usia mu sudah tidak muda lagi, jika kamu tidak mencintai Maya lagi, maka carilah wanita lain. papa juga ingin melihat kamu menikah dan mengendong cucu''
'' tapi pa...''
'' sudah papa tahu, kamu masih mencintai Maya kan, tidak apa-apa nak berusaha lah, dengan menikahi Maya secara tidak langsung kamu juga membantu nya.''
'' baiklah pa, aku akan berusaha untuk merebut hati Maya'' sebut aufan
'' nah gitu dong'' om Prasetyo senang melihat anaknya kembali semangat, orang tua mana yang tidak bersedih melihat anak satu-satunya tidak menikah disaat anak seusia nya sudah hidup bersama keluarga kecilnya.
tak jarang juga mereka sudah memiliki anak
sedangkan aufan masih saja tengelam dengan cinta nya pada maya.
'' baiklah aufan pamit dulu pa, ada pasien yang harus aufan tangani'' sebut aufan sambil melihat jam tangannya.
'' ini sudah malam nak, ayo kita pulang. biarkan mereka yang menangani nya, rumah sakit ini tidak kekurangan dokter sehingga kamu harus ikut turun tangan'' ucap nya pada putranya
'' pa..., jangan begitu aku senang dengan hal ini, aku belum siap mengentikan papa'' sebutnya sambil mengulas senyum
'' baiklah terserah kamu saja, papa mau pulang. kamu hati-hati lah bekerja'' pesan Prasetyo pada putranya
'' oke bos'' aufan meninggalkan ruangan papanya lalu menuju ruangan nya sendiri, yang tidak jauh dari ruangan papanya.
sebenarnya bukan karena ada pekerjaan ia tetap dirumah sakit, aufan hanya ingin terus memantau keadaan maya.
entah mengapa ia ingin selalu berada didekat Maya meskipun ia tidak bisa bersama. aufan sadar Maya baru saja kehilangan suaminya tidak mungkin ia mendekati Maya secepat ini.
biarlah ia hanya memantau dari jauh saja untuk memastikan keadaan Maya baik-baik saja.
diruangan Rina
'' may..' kamu istirahat lah, kamu pasti sangat lelah'' seru Rina
'' baiklah, tapi kamu juga istirahat ya, agar kesehatan mu cepat pulih'' sahut Maya
'' aku sudah baikan kok, besok pagi kita pulang saja ya...'' pinta Rina
'' tapi kita tanyakan dulu pada dokter ya, aku tidak mau nanti sampai dirumah keadaan kamu menurun lagi'' nasehat Maya pada madu nya itu
'' oke naik kakak..., terimakasih perhatian nya'' imbuh Rina lagi, ia merasa senang karena Maya memperhatikan kesehatan nya.
hal kecil memang namun bisa membuat ia merasakan perhatian dari seseorang yang dianggap nya sebagai kakaknya.
karena ia tidak memiliki keluarga lagi, kedua orangtuanya pergi disaat ia masih membutuhkan sosok untuk tempat bermanja-manja dan mengadu namun ia tidak mendapatkan hal itu.
Maya merasa terharu karena mendengar Rina yang memanggil nya dengan sebutan kakak, ia adalah anak tunggal, namun ia tidak kekurangan kasih sayang dari kedua orang tua nya.
hanya dirinya saja yang menjauh dari hal itu karena memperjuangkan cintanya dengan suami.
Maya tersenyum lalu mengusap wajah Rina yang masih terlihat pucat itu. '' cepat lah pulih agar kita bisa berkumpul dirumah'' Maya pun meninggalkan ranjang rina.
Maya membaringkan tubuhnya disofa yang ada didalam ruangan itu.
*baiklah aku harus bangkit demi anak-anak kita mas, kak Maya saja bisa kuat kenapa aku tidak kamu benar- benar beruntung bisa memiliki dia mas. pantas saja kamu tidak mau meninggalkan nya saat aku meminta nya.
ternyata dia memang layak untuk kamu pertahankan, tidak ada apa-apa nya jika dibandingkan dengan diriku. Rina membatin*
tak lama setelah itu ia pun tertidur mungkin karena efek obat sehingga ia tertidur dengan pulas nya.
berbeda dengan Maya sudah susah payah ia mencoba untuk tidur namun matanya seperti enggan untuk terpejam.
bayangan dirinya bersama sang suami dirumah sakit ini terus berputar dalam ingatan nya.
Rina melihat jam dinding sekarang sudah pukul dua dini hari.
akhirnya ia berwudhu dan kembali membaringkan tubuhnya diatas sofa tersebut. namun sebelumnya ia mengirim do'a untuk sang suami setelah memanjatkan do'a barulah ia bisa tertidur.
diruang aufan
aufan terus memantau cctv yang menghubungkan dengan ruangan rina, namun ia tidak melihat Maya keluar dari sana, ah... mungkin Maya sudah tidur lagian mana mungkin ia keluar jam segini. lebih baik aku juga istirahat agar besok pagi aku bisa langsung menemui nya.
setelah menunggu berapa lama aufan pun memilih untuk tidur, ia ingin menemui Rina esok pagi.
kediaman Rina
seorang anak perempuan tengah khusuk membaca kan ayat-ayat Al-Qur'an yang ia tujukan untuk ayahnya yang baru saja meninggalkan dirinya dan keempat adik laki-lakinya.
tampak gadis kecil itu sesekali menghapus air matanya, saat ini ia masih duduk dibangku smp sementara kedua adiknya duduk di bangku SD kebetulan ia sekolah ditempat yang sama jadi ia bisa memantau kedua adiknya itu.
ayah... kenapa ayah pergi secepat ini kami masih membutuhkan ayah disini mayra pun mengigit mukenanya untuk meredam suara tangisannya agar tidak menggangu tidur kedua adiknya.
semoga suka... 🍟🍟🍟
tinggal kan jejak ya say...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments