" Pintar sekali kau bersilat lidah Meri....!"
" Saya hanya berbicara sesuai fakta tuan Tomy...!" Meri meremas bagian sensitif tuan Tomy.
Tuan Tomy langsung berbalik dan menyerang Meri. Dari hanya saling sentuh, saling meremas, mengigit hingga pergulatan maut pun terjadi. Meri benar-benar tidak menggenakan benar satu helai pun. Tuan Tomy menghajar Meri begitu kasar. Tanpa terasa keduanya melenguh secara bersamaan.
" Tuan....! Anda begitu perkasa...!" Meri turun dari meja kerja tuan Tomy lalu memunguti bajunya yang jatuh berserakan.
Tomy tersenyum sinis, " Katakan apa mau mu?"
" Bujuk lah nona agar tidak pergi dari mansion ini tuan..!"
" Apa putramu yang menyuruh mu?"
Meri membatu tuan Tomy memakai bajunya kembali.
" Semua ini untuk masa depan putra kita tuan Tomy...!" Meri tersenyum menggoda.
" Baiklah, akan ku turuti semua keinginan mu...!" Tomy keluar dari ruang kerjanya bersama Meri.
Rafael di ruang keluarga sedang menghadang Vania agar tidak pergi. Vania sudah kekeuh dengan keinginannya pergi dari mansion. Bahkan ia sudah mengemasi semua barang-barang nya di dalam koper.
" Nia....! Jangan pergi,please!"
" Aku sudah mantap kak, tolong jangan halangi aku pergi...!" Vania mencoba melepaskan tangan Rafael yang mencengkeram tangannya dengan kuat.
" Tunggu...!" Tuan Tomy turun dari tangga bersama Meri. "Mau kemana kau Nia?"
" Aku mau pergi dari mansion ayah!"
" Apa kau gila? Apa kau tau aku marah padamu karena kau tidak pulang semalaman!"
" Tapi ayah tidak perduli padaku...hiks,hiks,hiks!"
" Apa cuma karena aku tidak mau kau peluk kau bisa seenaknya pergi dari sini?"
" Ayah....!" Vania terus saja menangis.
" Kau sudah besar, tidak seharusnya kau bersikap kekanak-kanakan seperti ini!"
" Ayah....!" Vania masih terisak-isak.
" Berhentilah merengek dan kembalilah kekamar mu!"
Vania masih tidak beranjak sedikitpun.
" Apa kau tidak dengar...!" Tuan Tomy berjalan kembali keruang kerjanya.
" Tunggu ayah...!"
Tuan Tomy kembali berbalik pada Vania,"Apa lagi?" tanya Tomy ketus.
" Izinkan aku memeluk ayah, sekali ini saja! Aku janji...!"
Tomy menatap Vania malas, akhirnya ia membuka kedua tangannya. Vania langsung berlari memeluk tubuh ayahnya. Untuk pertama kali Tomy mau dipeluk Vania. Sejak kecil Vania diasuh Meri. Ia tidak pernah berani mendekati ayahnya, atau bahkan minta peluk sekalipun. Kalau ia ingin sesuatu, Vania selalu mengadu pada Meri.
" Sudah, lepaskan! Terlalu lama memelukku akan membuatmu menjadi gadis manja...!"
Vania melepaskan pelukannya dengan terpaksa. Sebenarnya ia tidak ingin melepaskan pelukan itu, pelukan yang telah lama ia rindukan. Namun ia tidak ingin membuat ayah nya marah.
" Meri, buatkan aku kopi...!" Tomy pergi meninggalkan Vania dan kembali ke ruang kerjanya.
Rafael tanpa aba-aba langsung memeluk tubuh adiknya. Namun Vania tidak membalas pelukan itu. Rafael merasa bahagia Vania tidak jadi pergi meninggalkan mansion dimana mereka tinggal saat ini.
🌺🌺🌺🌺🌺
Perusahaan MG Group
Michael begitu terkejut ketika masuk ke ruangannya sudah ada momy nya duduk di kursi kebesaran nya.
" Sudah jam berapa ini kau baru berangkat kekantor?" sindir nyonya Emira.
" Mom, come on! Ini perusahaan ku, aku bisa berangkat sesuka hatiku!"
" Ini...! Ini dia pola fikir yang bikin orang susah kaya. Masih muda males-malesan, tuanya pasti miskin!"
" Mom...!" Michael malas berdebat dengan momy nya.
" Kemana kau semalam tidak pulang?"
" Apartemen michaela...!"
" Kenapa kau tidur disana? Bukankah disana banyak debu?"
" Aku menyuruh orang agar rutin membersihkan tempat itu"
" Seharusnya kau menjual tempat itu dengan harga murah, agar tempat itu cepat terjual"
" Mom, tidak ada kenangan yang bisa dinilai dengan uang. Disana banyak sekali kenangan tentang Michaela mom!"
" Tapi disana michaela pergi, tempat itu....!" Nyonya Emira memalingkan wajahnya. Ia paling benci kalau harus menangis.
" Mom, ikhlaskan Michaela pergi...!"
" Aku kecewa kenapa dia harus memilih tinggal sendirian. Sementara aku sibuk dengan diriku sendiri. Aku bukan ibu yang baik...!" Nyonya Emira menangis sesenggukan.
Michael memeluk tubuh momy nya. Ia mencoba menenangkan hati momy nya. Setiap kali membicarakan adiknya michaela, momy nya selalu menangis.
" Tunggu...!" Mata nyonya Emira menatap tajam kancing kemeja Michael. Ia mengambil satu helai rambut wanita yang cukup panjang. " Rambut siapa ini?"
Michael malas harus menanggapi momy nya. " Mom, itu mungkin rambut bibi yang membersihkan mansion"
" Michael, kau berbohong! hari ini kau belum pulang ke mansion sama sekali! Dan kemeja mu ini masih sama dengan kemarin!"
" Kau pergi bersama gadis mana lagi?" Nyonya Emira semakin marah ketika melihat ada bekas merah kecil-kecil di leher putranya." Dan ini, kau tidur dengan wanita murahan mana lagi Michael?" Nyonya Emira membuka kancing kerah baju Michael dan menunjuk beberapa bekas kemerahan di leher putranya.
" Itu bekas sudah lama mom...!"
" Apa kau bilang...?" Nyonya emira menjewer telinga putranya.
" Auuww, sakit mom...!" Michael mengelus telinganya yang sakit.
" Momy sudah bilang, jangan tidur dengan sembarang wanita! Carilah wanita yang berpendidikan, dan dari kalangan berada"
" Dia berpendidikan mom!"
" Wanita mana yang kau maksud?"
" Wanita yang pernah tidur dengan ku di mansion"
" Apa? wanita penyakitan itu lagi?"
" Dia mengalami Post stress traumatik disorder mom!"
" Apa lagi itu?"
" Dia seperti takut atau trauma pada sesuatu yang mengancam jiwanya. Atau bisa jadi dia pernah melihat kekerasan atau pembunuhan didepan matanya sendiri"
" Aduh....! kenapa sih harus cari yang sakit? yang waras nggak ada ya?"
" Aku sudah merasa nyaman mom dengannya!"
" Apa? Aduh.... pusing kepala momy" nyonya Emira memijit pelipisnya.
" Momy tahu dia putra siapa?"
" Nggak...!"
" Dia pewaris tunggal Gabriel Group!"
" Kau tahu dari mana? Setahu ku Tomy masih punya satu anak laki-laki"
" Dia bukan terlahir dari rahim nyonya Maria, karena setelah menikah, berselang 6 bulan putri mereka lahir"
Nyonya Emira menutup mulutnya dengan tangan, " jangan-jangan gadis itu anak Maria dengan ....,"
" Dengan siapa mom?"
" Namanya Antony, teman SMA momy. Maria juga teman SMA momy. Waktu itu momy fikir memang maria menikah dengan Antony. Tapi waktu pernikahan itu, bukan Antony yang mendampingi Maria di altar. Melainkan Tomy, asisten pribadi tuan Gabriell"
" Momy yakin?"
" Momy yakin betul, setelah kejadian itu Antony seakan-akan menghilang begitu saja"
" Berarti Antony masih hidup!"
" Entahlah, sampai sekarang momy tidak tahu dimana keberadaannya"
" Mom, beri restu aku bersama Vania!"
" sebenarnya momy nggak rela kamu berhubungan dengan Vania, walau bagaimanapun Vania itu anak dari Tomy.... ! Momy nggak mau kamu kenapa-kenapa Michael! Tomy itu jahat, dia licik...! Dia bisa melakukan apapun untuk melancarkan semua keinginannya"
" Apa momy khawatir dengan keadaan Vania? Dia begini pasti karena Tomy mom! Aku ingin menyelamatkan Vania mom...!"
" Tapi kau rela mengorbankan dirimu sendiri demi seorang wanita?" Apa kau benar-benar mencintainya?
🌺🌺🌺🌺🌺🌺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments