Eps 16

Adik Michael meninggal akibat bunuh diri. Adik Michael mempunyai pacar pengguna narkoba. Adik Michael sering mendapatkan perlakuan buruk dari adiknya. Hingga ia stress berat dan bunuh diri. Michael yang waktu itu terlalu sibuk dengan pekerjaannya begitu syok dengan kematian adiknya.

Adik yang sangat ia cintai dan sayangi. Adiknya tidak pernah menceritakan apa yang terjadi padanya. Namun pengadilan telah menjatuhkan hukuman yang setimpal dengan perbuatannya.

Michael masuk kedalam kamar adiknya. Disana terbaring tubuh Vania yang tidak berdaya. Michael memeluk tubuh rapuh itu begitu erat. Ia benar-benar tidak mau kehilangan untuk kedua kalinya. Hingga tanpa disadari Michael ikut tertidur disamping tubuh Vania.

Keesokan harinya Vania terbangun dari tidur panjangnya. Ia merasa dadanya begitu sesak. Setelah ia membuka mata, ternyata tangan Michael lah yang memeluknya begitu erat. Ia ingin menggeser tangan kekar itu, namun tangan itu semakin erat memeluknya.

" Dady....,! Singkirkan tanganmu...!"

Michael membuka matanya, ia terkejut melihat Vania sudah bangun.

" Baby, are you okay?"

" Hemmm....!" Vania memonyongkan bibirnya menunjuk arah tangan Michael.

Michael segera memindahkan tangannya.." I'm sorry baby...!"

Vania duduk dan bersandar di sandaran kasur,diikuti Michael. Vania memijit pelipisnya lembut. Reflek Michael memijit kepala Vania.

" Uuuh....nyaman sekali dady!"

" Kau suka?"

" He-ehmm....!" Vania mengangguk.

" Baby maafkan aku...!"

Vania menatap mata Michael, hatinya begitu terenyuh dengan permintaan maaf Michael.

" Apa aku sangat berharga untuk mu?"

" Tentu baby...!"

" Apa kau takut kehilangan aku?"

" Ya...! Tentu saja...!"

Vania memeluk tubuh Michael. " Cintai aku dady! Aku ingin dicintai dan disayangi...!"

" Aku akan melakukan itu untukmu"

Vania melepas pelukannya, ia menatap setiap inci wajah Michael.

" Kau begitu sempurna...! Sangat egois jika aku ingin memilikimu seutuhnya,bukan!"

" Apa kau mengizinkan ku memiliki wanita selain dirimu?"

" Tidak selama aku masih terikat kontrak dengan mu dady...!"

" Kau begitu posesif baby...!"

" Karena aku ...!" Vania menunduk malu.

" Karena apa?" Michael menyentuh dagu Vania dan mengangkat wajah Vania.

" Karena aku masih kesal denganmu...!" Vania bangun dan berlari meninggalkan Michael.

Tak mau kalah dengan sugar baby nya, Michael mengejar Vania. Mereka bak film india yang sedang main kejar-kejaran. Hingga akhirnya Michael mampu memeluk Vania dari belakang. Vania kesal dirinya semudah itu tertangkap Michael.

" Lepaskan aku dasar pria tua nyebelin ...!"

" Ucapkan apa saja yang menjadi beban dalam hatimu!" Michael memeluk pinggang Vania dari belakang. Ia meletakan wajahnya di ceruk leher Vania.

" Aku benci sikapmu yang posesif,tidak sabar....kasar! Dasar pria tua menyebalkan...!" Teriak Vania.

" Ada lagi...!"

" Aku benci orang-orang yang menganggap ku sempurna! aku benci kakak ku! Aku juga benci ayahku...!" Kali ini Vania mulai menangis. Ia merasa ayahnya tidak pernah meminta maaf walaupun berkali-kali menyakitinya.

Michael membalikkan tubuh Vania. " Ada aku disini...! Jangan menangis...!" Michael mengusap wajah Vania lembut.

" Setelah kontrak ku habis, apa kau akan selalu ada untukku?"

" Tentu baby ...!" Michael kembali mengusap wajah Vania. Ia mendekatkan wajahnya semakin dekat dengan wajah Vania. Hingga dua daging saling menyatu, saling berpangutan dan saling melilit. Keduanya sama-sama saling menikmati gelira yang membuncah di kedua dada masing-masing.

Darah Michael bergerilya, naik dan bergejolak sampai ke ubun-ubun. Rasanya ia ingin meminta lebih. Tangannya mulai nakal kesana kemari mencari puncak kenikmatan duniawi. Vania melenguh, ia tidak pernah membayangkan akan seperti ini.

Michael mendorong tubuh Vania hingga terjatuh di sofa panjang. Ia menindih tubuh mungil yang mulai tidak berdaya itu. Tangannya mulai membuka kain penutup karya seni Tuhan yang begitu indah. Vania terkejut melihat Michael yang tidak bisa mengontrol dirinya sendiri. Dengan suara sedikit serak, ia mencoba menyadarkan Michael.

" Dady aku belum siap...!"

Seketika kesadaran Michael mulai terkumpul. Ia segera bangun dari tubuh Vania. Ia nampak memperhatikan sesuatu.

" Aaaargh....!" Michael berlari masuk kedalam kamar.

Vania takut melihat Michael kecewa dengannya. Vania menyusul Michael kedalam kamar. Ia tidak menemukan dady terkasih nya itu. Namun ia mendengar suara gemericik air di kamar mandi. Vania langsung mendekatkan telinganya ke pintu kamar mandi.

" Uuuhhh....!"

Vania mendengar Michael melenguh didalam kamar mandi. Ia semakin penasaran dengan apa yang dilakukan Michael didalam kamar mandi.

Ceklek....

Pintu kamar mandi terbuka, Vania jatuh di pelukan Michael ketika pintu dibuka. Kebetulan Michael hanya mengenakan handuk kecil untuk menutupi organ vitalnya. Vania malu ketika ia ketahuan sedang mencuri dengar kegiatan Michael di dalam kamar mandi.

" Kenapa tidak masuk saja tadi?" Michael tersenyum menggoda.

" Aah, enggak...!" Vania mencoba pergi meninggalkan Michael. Namun tubuhnya segera dipeluk Michael dari belakang.

" Aku ingin mengajakmu masuk kedalam kamar mandi lagi,tapi sayangnya anakonda nya sudah lemas"

" Hah? Jadi tadi dady menghajar anakonda?" Vania nampak terkejut mendengar nama anakonda.

" Lebih tepatnya aku membuatnya memuntahkan semua isi perutnya!"

" Kenapa tidak bilang padaku? Aku bisa membantumu menghajarnya...!"

" Ooh ya?"

" Iya...!"

" Apa kamu tidak takut?"

Vania menggeleng dengan penuh percaya diri.

Michael tertawa, ia tahu gadis kecilnya itu tidak tahu makna nama anakonda yang sebenarnya.

" Apa kau bisa masak?"

" Sedikit...!"

" Buatkan aku sesuatu!"

" Tapi, bagaimana bangkai anakonda nya?"

" Biar aku yang mengurusnya...!"

" Okay, aku pergi memasak dulu ya...!"

Michael tersenyum simpul, ia mulai menemukan semangat hidupnya lagi. Hidupnya kini mulai berwarna semenjak kehadiran Vania Gabriella.

Di dapur Vania mulai mencari sesuatu yang bisa ia masak. Namun ia hanya menemukan sebuah mi instan dan sebuah telur yang sudah kadaluarsa.

" Siapa sih yang menghuni apartemen ini? Sampai nggak ada yang bisa dimasak sama sekali!" Vania memperhatikan sekeliling ruangan. Ada sebuah foto cukup besar tertempel didinding tersebut. Vania menghampiri foto tersebut.

" Dia adikku...! Namanya Mikhaela....! Michael tiba-tiba memeluk Vania dari belakang.

" Dimana dia sekarang?"

" Dia sudah meninggal karena bunuh diri"

" Kok bisa,?"

" Dia punya pacar yang sedikit sakit"

" Sakit?" Vania menoleh ke arah Michael.

" Sakit jiwanya, adikku dulu sering mengalami penyiksaan. Namun, ia tidak pernah menceritakan semua itu. Hingga akhirnya...!" Michael menunduk sedih.

" Kapan-kapan ajak aku ke makam nya, aku akan menghiburnya....!" Vania berbalik menghadap Michael.

Michael tersenyum mendengar perkataan Vania.

" Apa kau masih lapar?"

Michael mengangguk.

" Tapi di sini tidak ada makanan yang dimasak sama sekali..."

" Ayo kita ke minimarket dilantai bawah...!"

" Ayo...!"

Michael dan Vania turun menaiki lift, mereka senantiasa bergandengan kemanapun mereka pergi. Ketika memasuki mini market, Vania begitu berantusias. Ia langsung mengambil keranjang belanjaan. Hal pertama yang ia lakukan adalah pergi ke lorong makanan instan. Setelah puas memilih beberapa mi instan ia beralih ke lorong minuman dan camilan.

" Vania....!"

Vania terkejut karena bertemu dengan seseorang.

🌺🌺🌺🌺🌺🌺

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!