Eps 2

" Selamat pagi nona...!"

Vania mulai menyipitkan matanya mencoba untuk mengumpulkan kesadaran. Sedangkan meri mulai menyibakkan gorden jendela kamar Vania. Perlahan sinar mentari memancarkan kehangatan menembus kulit Vania. Vania mulai membuka matanya dan melihat jam di dinding.

" Nona, jadwal anda pagi ini adalah melakukan perjalanan ke luar negeri"

" Operasi lagi?"

" Iya nona...!"

Meri menyiapkan baju ganti yang harus Vania bawa. Sedangkan Vania masih berbaring malas diatas kasurnya. Ia berharap tidak melakukan operasi plastik kembali. Sudah ke sekian kalinya ia melakukan itu. Setiap ayahnya melukai wajahnya ia harus pergi untuk operasi plastik. Ayah Vania adalah pria pekerja keras. Ia begitu terobsesi dengan kesempurnaan. Apapun yang berada disekelilingnya harus sempurna. Namun, dibalik sifat itu ayah Vania sangat kasar. Ia tidak segan memukul Vania jika Vania melakukan kesalahan.

Ibu Vania sudah lama meninggal sejak ia berumur 2tahun. Sejak itu Vania diasuh oleh pembantu rumah tangga. Ayahnya, Tomy Adi Putra sibuk bekerja dan melakukan perjalanan bisnis. Vania memiliki kakak laki-laki bernama Rafael Adi Putra. Sejak kecil kakaknya selalu dituntut untuk belajar dan belajar. Karena ia akan meneruskan perusahaan yang dikelola Tomy.

Pukul 8 Pagi Vania sudah berada di bandara. Ia Bersiap melakukan perjalanan ke Miami USA. Disana merupakan rumah sakit dengan tenaga kerja terbaik di bidang operasi plastik. Hanya orang-orang tertentu yang memiliki akses untuk melakukan operasi plastik disana.

Bruuk...

" Aah....!" Vania tiba-tiba menabrak seseorang hingga ia hampir terjatuh. Namun sebuah tangan kekar berhasil menangkap tubuhnya.

" Are you okay baby?"

Vania tidak menjawab, ia terpana dengan keindahan mata sang pria yang menabraknya. Matanya biru begitu indah dan menghipnotis siapapun yang melihatnya.

" Eh, i'm okay!" Vania segera melepaskan diri dari pelukan pria tidak dikenal itu.

" Nona....! Maafkan aku telah meninggalkan mu. Apa anda baik-baik saja?" Meri tiba-tiba datang menghampiri Vania.

" Aku tidak apa-apa Meri"

" Bolehkah aku berkenalan dengan mu baby?" Pria itu mengulurkan tangannya seraya ingin berjabat tangan dengan Vania.

" Maaf Mr, nona saya sedang terburu-buru" Meri langsung memeluk tubuh Vania dan membawa Vania pergi meninggalkan pria itu.

" Dia cantik, sayangnya ada luka yang menutupi wajahnya" Pria itu terus menatap kepergian Vania.

🌺🌺🌺🌺🌺

2 Minggu kemudian Vania sudah kembali ke negerinya. Ia dijemput oleh anak buah ayahnya. Vania kembali dengan wajahnya yang halus mulus tanpa luka sedikitpun. Hal itu tidak membuatnya heran ataupun kagum dengan kecantikannya. Karena ia yakin suatu saat ayahnya akan menggoreskan luka diwajahnya lagi dan lagi.

" Tolong antar kan aku ke sebuah kafe didekat sini" Perintah Vania tanpa mengalihkan pandangannya dari handphone nya.

" Nona, apa tidak sebaiknya anda beristirahat di mansion saja?"

" Tidak, apakah aku terlihat sakit?"

" Tidak nona! Bukan begitu maksud saya..."

" Sudah berhenti disini saja!"

" Nona...!"

" Kembalilah kalian ke mansion, kalau kalian tidak ingin dipecat!" Vania segera keluar dari mobil yang ia tumpangi.

Vania memasuki sebuah kafe yang sering ia jadikan tempat nongkrongnya bersama dua sahabatnya. Ia melihat dua sahabatnya nampak sedang memamerkan barang-barang mewah yang baru saja mereka beli.

" Hei...!"

" Heeeeiiii.... Princess, kemana aja kamu?"

" Iya, liburan ke USA nggak ngajak-ngajak kita!"

" Menurut kalian aku liburan?"

" Iya, tentu saja...!"

Vania hanya tersenyum kecut dengan anggapan ke dua sahabatnya. Ia tidak mungkin bercerita yang sesungguhnya pada kedua sahabatnya Selly dan Dewi.

" By the way....kamu nggak bawa oleh-oleh buat kita?"

" Kalian punya segalanya, buat apa oleh-oleh?" Ledek Vania.

" Tapi kan...."

" Tuh...!" Vania menunjuk tas baru selly bernilai puluhan juta. " Tuh...!" Lalu Vania menunjuk handphone Dewi bernilai 20juta an.

" Hehe..." Keduanya nyengir kuda.

" Aku bosan...!"

" Vania....seharusnya kamu bersyukur, kamu punya segalanya. Ayahmu pemilik dua perusahaan yang cukup besar di kota ini. Apapun yang kamu inginkan tinggal tunjuk. Apa lagi?"

" Iya, kamu nggak harus kerja sampingan seperti kita hanya untuk bayar kuliah dan pergi belanja"

" Tapi kalian bahagia....!" Wajah Vania langsung berubah sedih.

Dewi mengelus bahu Vania lembut. " Kami tidak sebahagia yang kamu pikirkan Nia"

" Iya...!" Selly menyandarkan kepalanya pada bahu Vania.

" Tapi kalian punya orang tua yang lengkap yang sayang banget sama kalian..."

" Iya sih, tapi kami nggak punya apa yang kamu punya"

" By the way kalian berdua kerja sampingan apa sih? Aku ikut dong!"

" Jangan....!" Selly dan dewi menjawab serempak.

" Ayolah....! Please....!" Vania mengatupkan kedua tangannya seraya memohon.

" Vania, kerjaan kami itu nggak cocok buat kamu. Apa kata ayah kamu nanti kalau tahu kamu kerja sampingan seperti kami" Selly mencoba membujuk Vania.

" Iya Vania, pekerjaan ini hanya cocok untuk kami kaum-kaum miskin" Dewi semakin mendramatisir suasana dengan memajukan bibirnya pura-pura sedih.

" Iih....apaan sih, aku ingin suasana baru...! Aku ingin happy seperti kalian. Mungkin dengan bekerja aku bisa mengusir rasa bosan yang kurasakan"

" Aku bilang jangan....! Nanti kita bisa dipasung sama ayah kamu dan kakak kamu Vania...!" Selly menyilang kan kedua tangannya di depan dadanya.

Dewi hanya mengangguk-angguk setuju dengan perkataan Selly. Tiba-tiba ponsel Selly berdering.

" Sebentar ya, aku angkat telepon dulu...!" Selly langsung pergi menjauhi kedua sahabatnya.

Vania melihat Selly nampak bahagia bercakap-cakap dengan seseorang ditelpun. Ia merasa iri pada Selly.

" Pasti telpon dari pacarnya ya Dew...!" Vania menoleh kearah Dewi yang senyum-senyum sendiri membalas chat dari seseorang. " Aaaa......Dewi...!" Teriak manja Vania.

" Eh, sorry Nia...!" Dewi nampak salah tingkah.

" Hei...sampai mana tadi?" Selly sudah kembali duduk di samping Vania.

" Fix, aku pengen kerja sampingan seperti kalian!"

Selly dan Dewi spontan saling berpandangan. Sesekali mereka berbicara dengan bahasa isyarat yang sama sekali tidak dimengerti Vania.

" Kalian bicara apa sih...?"

" Vania, kami harus jujur padamu...!"

" Apa...?"

Dengan reflek Dewi mencubit lengan Selly.

" Aww.... Dewi! Sakit...!" Selly merenggut kesal.

" Vania, dengerin aku...! Jika kamu sudah terjun di pekerjaan ini, kamu tidak akan bisa lepas begitu saja"

" Lalu....?" Vania bersemangat mendengarkan penjelasan dari Dewi.

" Semua ada resikonya jika sampai ada orang lain yang mengetahui pekerjaan kamu"

" Apa?"

" Kamu bisa dikucilkan dan malu seumur hidup mu!"

Vania semakin penasaran dengan penjelasan Dewi.

" Trus-trus....?"

" Bantuin dong Selly....!" Dewi bingung bagaimana harus menjelaskan pekerjaan nya pada Vania.

" Kamu bisa kehilangan hal yang sangat berharga dalam diri kamu!" Imbuh Selly.

" Aku nggak ngerti maksud kalian" Vania merasa bingung dengan perkataan dua sahabatnya itu.

" Ehm.....!" Dewi membisikkan sesuatu pada telinga Vania.

" What....? Are you seriously? "

Keduanya mengangguk secara bersamaan.

" Kalian benar-benar gila...!"

🌺🌺🌺👈👈🌺🌺🌺😘

Thank you n see you... 😘😘😘

Terpopuler

Comments

martina melati

martina melati

jd bukan kkorea y op

2024-05-28

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!