Eps 11

Vania tersenyum malu pada Selly. Wajahnya yang cantik tiba-tiba berubah memerah.

" Apa benar dugaan ku?"

" Ya nggak lah, kita kan baru saja kenal. Tapi aku semalam tidur di mansion nya"

Selly menutup mulutnya. " Kamu dibawa ke mansion nya?"

Vania mengangguk, ia kemudian mendekati telinga Selly dan berbisik sesuatu " Aku tidur sekamar dengannya"

" Gila.....!"

" Aku dan Dewi seumur-umur belum pernah dibawa ke rumah pribadi doi kita masing-masing"

" Dia begitu baik dan lembut"

" Seriusan?"

Vania mengangguk." Tapi usianya selisih 19tahun dengan ku"

" Serius? tapi dia tidak seperti umur 40tahunan. Wajahnya terlihat begitu muda dan menawan. Aku kira dia seusia 35tahunan"

" Kau salah! Dan apa kau tau...? Dia single...!"

" Serius? perjaka tua dong....?" Selly cekikikan bersama Vania.

" Harusnya dia jadi ayahku..." Vania membayangkan jika Michael jadi ayahnya. " Tapi aku sepertinya tidak rela jika dia jadi ayahku...!"

" Dasar....!"

" Aku mulai baper ...!" Vania tersenyum sambil tangannya menutupi wajahnya yang memerah.

Selly menggenggam tangan Vania, " Papi Yohanes pernah bilang, kita nggak boleh baper sama sugar dady kita"

" Kenapa? " Vania berubah sedih.

" Kita hanyalah mainan mereka semata. Ketika kontrak kita habis, mereka akan mencari wanita lain lagi"

" Apakah itu benar?" Vania berubah sendu.

Mata kuliah bisnis manajemen akhirnya dimulai. Vania sedikit berbeda hari ini. Ia sulit sekali konsentrasi dalam menerima mata kuliah. Fikirannya jauh menerawang entah kemana. Ia takut kalau suatu saat akan patah hati jika Michael tidak memperpanjang kontraknya.

Setelah kuliah usai, Vania bergegas meninggalkan kampus. Ia berniat untuk berjalan-jalan di pusat perbelanjaan terdekat. Ia benar-benar bosan dirumah. Terlebih kondisi ayahnya yang sedang uring-uringan.

Vania keluar masuk toko bergantian, tidak ada satu barang pun yang menarik perhatiannya. Biasanya dia dan kedua sahabatnya adalah wanita yang gemar berbelanja. Entah kenapa kegemarannya hilang begitu saja. Vania pergi ke toilet untuk sekedar cuci muka. Setidaknya agar wajahnya terlihat jauh lebih segar.

Ketika keluar dari kamar toilet, tiba-tiba tangannya ditarik seseorang. Mulutnya dibekap agar tidak berteriak. Tubuhnya di dorong hingga terpojok di sudut lorong.

" Heii....baby....!"

Vania terkejut sekaligus bahagia melihat siapa pria yang berada di hadapannya. Vania langsung memeluk tubuh pria itu erat.

Pria itu bahagia sekali karena Vania lebih agresif untuk memeluknya terlebih dahulu. Namun ia merasa janggal karena dadanya terasa basah. Tubuh Vania sedikit bergetar.

" Baby, are you okay?" Michael menangkup wajah Vania.

Mata Vania terlihat basah, ia masih menangis sesenggukan.

" Kau menangis?" Michael kembali memeluk Vania hingga ia tenang. Michael paling tidak tega jika harus melihat seorang wanita menangis.

Setelah Vania sedikit tenang, Michael membawa Vania ke sebuah restoran di dalam mall. Michael sengaja memesan tempat tertutup agar Vania lebih nyaman.

" Ceritakan padaku apa yang terjadi padamu?" Michael menggenggam tangan Vania lembut.

" Aku...!" Vania menunduk sedih.

Michael menyentuh dagu Vania dan mengangkatnya agar wajah mereka sejajar. Michael mendekatkan wajahnya ke wajah Vania. Sebuah sentuhan lembut terasa begitu memabukkan. Vania mulai memejamkan matanya. Michael menghentikan aksinya ketika keduanya saling kehabisan nafas.

" Apa kau sudah lebih baik?"

Vania mengangguk lalu menundukkan kepalanya. Wajahnya merah bak kepiting rebus. Michael tersenyum karena berhasil membuat Vania makin mabuk kepayang oleh cintanya.

" Mau makan sesuatu?"

Vania mengendikkan bahunya. " Aku sedang tidak ingin makan apapun"

" Biar aku saja yang pesan ya...!"

Vania kembali mengangguk.

Michael memesan dua potong bebek goreng, dua porsi nasi, sambal serta lalapan nya. Michael memesan dua gelas es jeruk dan semangkuk es krim.

Ketika makanannya datang, Vania hanya mengambil es krim. Namun, Michael tidak kurang akal. Ia menyuapi Vania dengan tangannya sendiri.

" Cobalah sedikit...!"

Vania menggeleng. Ia tidak pernah makan makanan pinggir jalan. Walaupun ini restoran, tapi menurut nya bebek goreng adalah menu warung pinggir jalan.

Michael tetap bersikeras untuk menyuapi Vania. Akhirnya Vania membuka mulutnya. Vania mulai mengamati makanan yang berada di dalam mulutnya tersebut.

" Bagaimana?"

" Enak....!"

" Lebih enak lagi makan dipinggir jalan"

" Tapi disana kan kotor!"

" Iya, tapi selama aku beli disana tidak pernah ada maslah"

" Dady orang kaya, tapi kenapa dady suka makan di pinggir jalan?"

" Karena suka dan harganya murah"

Vania masih tidak mengerti. Michael adalah pria yang mapan, penghasilannya tidak akan habis jika digunakan untuk makan di restoran mewah sekalipun.

" Ayo buka lagi mulut mu...! " Michael menyuapi Vania lagi dengan tangannya.

" Biarkan aku makan sendiri...!"

" Jangan, biar aku yang menyuapi... Aku suka sekali melakukan ini. Dulu ayahku selalu melakukan ini padaku"

Vania memberanikan diri menyentuh wajah Michael. " Sebenarnya dady bisa membeli apapun yang dady inginkan, termasuk aku...! Tapi kenapa dady lebih menyukai kesederhanaan?"

Michael mencium tangan Vania yang menyentuh wajahnya." Aku dulu bukan terlahir dari keluarga kaya. Ayahku hanya seorang penjual pulsa telepon. ayahku mempunyai sebuah counter handphone kecil. Sejak kecil aku membantu ayah berjualan. Apapun aku lakukan demi mendapatkan uang. Kuliah ku juga karena beasiswa. Setelah kuliah aku dan ayah nekat untuk berhutang bank untuk mendirikan sebuah perusahaan kontraktor kecil-kecilan. Setelah perusahaannya berkembang, ayah menikah lagi. Dan aku mulai dari nol lagi"

" Apa dady tidak kecewa dengan ayah dady?"

" Kenapa harus kecewa? itu sudah pilihan hidup ayah...! Hanya saja momy masih tidak terima dengan penghianatan ayah"

" Semua wanita akan melakukan itu jika dihianati pri yang paling ia sayangi"

" Kalau aku bersikap realistis, kalau sudah tidak cinta buat apa dipertahankan? Ibarat kita jatuh ya harus bangun lagi?"

" Tapi kenapa setelah ditinggal kekasihmu menikah kau tak kunjung menikah?"

Michael menunduk, ia menghembuskan nafasnya kasar.

" Aku tidak ingin sakit untuk kedua kalinya. Memilih istri tidak semudah memilih baju. Bukankah aku harus mengerti sifat dan kepribadiannya dengan baik dulu?"

" Ia benar sih.... Tapi kenapa dady tidak mencari pacar saja, malah mencari simpanan?"

" Aku rasa kamu bukan simpanan. Aku tidak pernah menyembunyikan mu didepan orang. Hanya saja perkenalan kita aku harus membayarnya sedikit mahal"

" Tapi kenapa kau rela merogoh kocek begitu dalam hanya untuk berkenalan dengan ku?"

" Kalau aku tidak melakukan itu, tentu kau tidak akan duduk di depanku saat ini"

" Tapi itu sangat berlebihan....! Menurut ku pengeluaran mu sungguh tidak masuk akal..."

" Menurutku tidak masalah! Aku mengeluarkan 1 atau dua milyar, tapi aku kemarin bisa mendapatkan kontrak bernilai puluhan milyar. Apakah itu bukan luar biasa? Aku beruntung memiliki kau...! "

" Aku rasa itu cuma kebetulan saja. Tapi aku rasa itu bukan karena aku! Kau sendiri adalah pengusaha cerdas. Kau bisa dengan mudah mendapatkan apa yang kau inginkan"

" Tentu saja tidak, semua karena takdir...! Aku percaya ada rezeki yang dititipkan Tuhan padaku karena kau dekat dengan ku"

" Menurut dady, apa artinya aku di dalam hidup dady?"

🌺🌺🌺🌺🌺

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!