Eps 6

" Lalu kamu ingin wanita seperti apa?" Andrew sedikit kesal dengan sahabatnya itu.

Michael meletakkan tablet nya diatas meja. Ia sejenak membayangkan pertemuannya dengan seorang wanita di bandara beberapa minggu lalu.

" Aku ingin wanita seperti yang kutemui waktu di bandara beberapa minggu lalu"

" Siapa namanya?"

" I don't know...!"

" Yaa Tuhan....! Gimana cara mencari wanita yang kamu inginkan itu jika namanya saja kamu nggak tahu?"

" Entahlah...!"

" Sebaiknya kamu ikut aku ke bar nanti malam"

Michael tidak menjawab,ia sibuk membaca beberapa berkas-berkas dihadapannya.

" Bro...!"

" Revisi ulang dua berkas ini...!" Michael melempar dua berkas di hadapan Andrew.

" Apa? Bisa-bisa aku tidak bisa ke bar malam ini...!"

" Sebaiknya revisi dulu dua proposal itu baru kamu ke bar!" Michael berjalan keluar ruangannya. Ketika ia tepat di ambang pintu, ia berhenti melangkah dan membalikkan badannya. " Carikan aku sugar baby yang belum pernah tersentuh pria manapun!" Michael keluar ruangan dengan langkah santainya.

" What? Dimana aku nyarinya?" Andrew nampak frustasi dengan permintaan Michael.

🌺🌺🌺🌺🌺🌺

PERUSAHAAN G GROUP

Vania sampai di basemen perusahan G group. Ia bingung harus pergi kemana. Ia benar-benar takut kalau ayahnya akan menghajarnya hingga babak belur kembali. Setiap Vania melakukan kesalahan, ia selalu mendapatkan tindakan kekerasan dari ayahnya. Sejak kecil hingga kini, hingga ia benar-benar trauma dibuatnya. Berkali-kali ia harus pergi ke psikiater, namun ayahnya selalu mengulanginya lagi dan lagi.

Vania keluar dari mobilnya terus berlari memasuki perusahaan G Group. Ia tidak perduli dengan beberapa orang yang memperhatikannya sedang menangis. Ia langsung berlari dan masuk begitu saja ke ruangan Dirut yaitu Rafael Adi Putra.

" Kakak....!" Vania berlari dan memeluk kakaknya.

Rafael bingung dengan Vania yang tiba-tiba menangis tersedu-sedu. " Apa yang terjadi Nia?"

" Mobilku....hiks,hiks,hiks" Vania terus saja menangis tersedu-sedu.

" Duduklah ... lalu ceritakan dengan jelas apa yang telah terjadi?" Rafael sedikit mendorong tubuh Vania agar duduk di tempat duduknya.

" Mobilnya tadi nyenggol mobil orang ....!"

" Lalu orangnya minta ganti rugi?"

Vania menggeleng.

" Tapi kamu nggak papa kan?"

Vania kembali menggeleng.

" Lalu kenapa nangis?"

" Aku takut ayah memukulku...." Vania mencebik bibirnya menahan tangisnya.

" Sudah biarkan aku yang mengurusnya"

" Terimakasih kak...!"

" Biarkan aku yang membawa mobilmu ke bengkel. Dan kamu bisa pulang membawa mobilku"

" Lalu ayah?"

" Biar aku yang mengurusnya"

" Thank you...!" Vania kembali memeluk tubuh kakaknya. Rafael pun mencium kening Vania.

" Pulanglah...! Aku akan pulang ke rumah. Aku pastikan ayah tidak akan menyentuhmu secuil pun"

" Janji...!" Vania mengacungkan jari kelingkingnya ke hadapan kakaknya. Dan Rafael membalas dengan menautkan jari kelingkingnya pada jari kelingking Vania.

" Sudah pulanglah! ini kunci mobilnya...!" Rafael menyerahkan kunci mobilnya pada Vania. Begitupun Vania menyerahkan kunci mobilnya.

" Okay, aku pulang dulu ya kak! Bye....!" Vania reflek mencium pipi Rafael lalu pergi begitu saja.

Sedangkan Rafael terus saja menyentuh pipinya yang dicium Vania sambil tersenyum sendiri.

Vania begitu bahagia memiliki Rafael sebagai kakak. Rafael selama ini selalu melindunginya dari kekejaman ayahnya. Dan Rafael lah yang selalu membantunya menyelesaikan masalah.

Setibanya Vania di basemen, ia mendapatkan telepon dari Dewi. Ia langsung meluncur ke kafe biasa mereka nongkrong.

" Heii....!" Sapa Vania sambil melambaikan tangannya.

" Lama banget sih, aku mau jalan sama mas Hendra soalnya" gerutu Dewi.

" Udah entar Vania sama aku aja, aku temenin sampe kelar...!" tambah Selly.

" Aku tuh takut, bukannya Vania dapet sugar dady...malah entar do'i kamu rebut!"

" Nggak papa Dewi, anggap aja belum jodoh!" Vania duduk santai di antara dewi dan Selly.

" Aku sudah bicara dengan papi, ingat kamu harus pasang nilai kontrak tinggi! Soalnya kamu masih original. Selain itu jangan lupa minta uang bulanan banyak dari sugar dady kamu" Dewi mulai memberi wejangan.

" Iya-iya ...! Apa papi sudah mengetahui bagaimana aku?"

" Sudah Nia, pokoknya kalau lewat Dewi semuanya beres ..." selly mengacungkan jempolnya.

" Besok siang kita ke hotel Crown, pakai pakaian mu yang ter ****...!"

" Dewi..., Masak kita langsung ke hotel?" Vania mulai ragu.

" Enggak maksudnya kamu, Selly , papi dan juga calon sugar dady kamu ketemuannya di hotel Crown"

" Tapi nggak langsung begituan kan?" Vania nampak ketakutan.

" Enggak dong sayang, tergantung dady nya...., Kalau dady nya ganteng ya sikat aja!" Selly nampak berapi-api.

" Sumpah aku deg-degan!" Vania nampak memegang dadanya.

" Sabar, semoga dady nya cocok ya sama kamu...!"

" Misalnya aku mundur aja gimana?"

" Kenapa?" tanya selly penasaran.

" Aku takut kalau...." Kata-kata Vania menggantung.

Dewi menggenggam tangan Vania," Tidak semua pria seperti itu. Ada pria yang lembut memperlakukan wanitanya. Semoga kamu dapat yang seperti itu ya!"

" Aamiin.....!" jawab mereka serempak.

" Udah yuk lapar...!"

Akhirnya mereka memesan makanan pada pelayan kafe sambil bersenda gurau. Bergosip tentang penghuni kampus...atau bahkan membicarakan tentang 18+.

🌺🌺🌺🌺🌺

HOTEL CROWN

Kini saatnya Vania bertemu dengan calon sugar dady nya telah tiba. Vania nampak gugup, tangannya berubah membeku. Ia kini menggenakan sebuah gaun selutut dengan dada yang terbuka. Rambutnya digelung rapi memperlihatkan lehernya yang jenjang. Wajahnya dipoles tipis semakin membuatnya terlihat cantik alami.

" Aslinya aja cantik, mau diapain juga cantik!" Goda selly.

" Aah kamu bisa aja...!" Vania menunduk malu.

" Nia, kamu yakin nggak mau pake hills aku?"

Vania menggeleng.

" Ya masak udah cantik pakai gaun kok sepatunya pakai sepatu kets sih?"

" Aku nyaman begini mau gimana lagi?" Vania tersenyum manis.

" Ya udah yuk...!" Selly menggandeng Vania masuk kedalam hotel. Ketika sudah masuk di dalam hotel, Vania dan Selly langsung menghampiri resepsionis.

" Permisi, saya mau tanya kamar yang dipesan papi Yohanes kamar berapa ya?"

" Maaf sebentar saya cek terlebih dahulu" Pegawai hotel tersebut nampak mengecek data customer pada layar komputernya. " Maaf kakak atas nama siapa?"

" Saya Selly dan ini teman saya Vania"

" Baik, papi Yohanes berada di kamar 213"

" Terimakasih...!" Vania dan selly langsung naik lewat lift.

" Selly, kenapa resepsionis nya nanyain nama kita?" Tanya vania penasaran.

" Karena untuk menjaga keamanan dan privasi papi sebagai pemesan hotel ini. Jadi takutnya ada orang lain yang menyelinap atau menyamar sebagai anak buah papi"

" Maksudnya?"

Selly mendekat pada telinga Vania " Agar tidak kena grebek polisi"

Vania bergidik ngeri, ia membayangkan kalau sampai ke a grebek polisi tamatlah riwayatnya. Bisa dibunuh sungguhan oleh ayahnya.

" Selly pulang aja yuk...! Aku takut...!" Vania mendadak ingin membatalkan rencana mencari sugar dady.

" Yaa ampun, sudah nggak bisa! Sudah disini masak mau dibatalin?"

" Aku takut....!"

" Nanti lihat dulu sugar dady nya seperti apa, kalau cocok ya angkut...! kalau nggak cocok naikin nilai kontraknya!"

" Misalnya?"

" 1 M... misalnya"

🌺🌺🌺🌺🌺

Kira-kira Vania jadi dapet sugar dady yang seperti dia inginkan nggak ya....,?

Trus penasaran nggak sama sugar dady nya...?

tetep stay tune yaa....😍😘😘

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!