Sekarang nadisya benar benar dilema, apa yg harus ia lakukan, ia ingin menemui pria itu saat ini bahkan sangat ingin tapi apakah ia akan di terima setelah apa yg telah ia lakukan, dan memang apa yg dikatakan metta, ada benarnya, ada banyak orang yg bergantung pada pekerjaan itu
Sayangnya ia terlalu takut, takut pria itu tak peduli dan mengabaikannya ia juga ingin bersama kembali dengan pria itu seperti dulu
Pukul 23.30
Nadisya mencoba memejamkan matanya, belum genap satu menit ia kembali membuka kembali matanya, ia benar benar bingung
Nadisya bangun mengambil cardigan lengan panjang miliknya dan memakainya ia lantas langsung pergi keluar dari rumahnya berlari pelan hingga ke jalan raya mencoba mencari taksi atau apapun kendaraan namun tak ada yg lewat satu pun
"Handphone" gumam nadisya "ckkk" nadisya menepuk jidat nya pelan. Ia lupa membawanya ia terlalu buru buru tadi. Tak ada cara lain. Nadisya berlari sekuat yg ia mampu. Ia hanya ingin bertemu pria itu, pria yg sangat ia cintai, yg selalu menemaninya ia tak peduli jika nanti pria itu mengabaikannya ia hanya ingin berjuang
"Auuwwww" nadisya melihat telapak kakinya, berdarah !! ia menginjak serpihan kaca yg menembus sandal rumah motif bunganya, ia juga lupa mengganti sandalnya tadi, sandalnya terlalu tipis pantas jika serpihan kaca mampu menembusnya
Namun ia tak peduli ia kembali berlari menuju apartemen pria itu dan menaiki lift hingga tepat berada di depan pintu apartemen alfa. Ia mencoba memencet bel namun tak ada jawaban. Ia kembali memencet bel namun tetap tak ada jawaban
Tanpa fikir panjang nadisya menekan beberapa digit kode dan ... Terbuka, hatinya tersentuhh, ternyata masih tanggal lahirnya. Nadisya masuk dan mencari keberadaan alfa, matanya tertuju ke pintu kamar milik pria yg ia cintai. Ia lantas langsung menghampirinya dan membukanya
Ceklek
Nadisya menutup mulutnya dengan tangan rapat-rapat nadisya terkejut melihat keadaan alfa yg kacau, tertidur di lantai dengan tangan memegang botol minuman. Ia berlari menghampiri prianya dan memeluknya erat
"Maaf" kata nadisya
Alfa membuka matanya perlahan "disyaa, aku sayang kamu" ucapnya setengah sadar
Nadisya mempererat pelukannya "maaf" kini air mata mulai menetes dipipinya, tangisan tak dapat lagi ia tahan
"Aku hampir gila sya, nggak!! Bukan hampir tapi aku gila tanpa kamu sya"
"Maaf , aku minta maaf" ucap nadisya disela tangisnya "bangun al kamu tidur diatas" kata nadisya, ia membantu alfa bediri dan membaringkannya. Nadisya mengambil botol yg digenggam alfa dan melangkahkan kaki namun alfa memegang pergelangan tangannya cepat
"Jangan syaa, jangan pergi lagi"
"Aku buang ini dulu sebentar" kata nadisya sembari memperlihatkan botol tadi, nadisya pergi kedapur dan membuang botol tadi, ia lalu kembali ke kamar Alfa, duduk di lantai sebelah ranjang milik pria yg ia kasihi, nadisya membelai lembut pucuk kepala alfa
"Maaf, ini bukan keinginanku al, aku juga sayang kamu" kata nadisya pelan, kini ia menggenggam tangan prianya dan tertidur
***
Alfa membuka matanya pelan, ia memegang kepalanya yg terasa sangat berat. Alfa terkejut saat tangan kanannya menggenggam tangan seseorang,
"Nadisya" ucapnya pelan tak percaya
Ia melihat nadisya tertidur pulas dengan posisi duduk dilantai sembari menggenggam tangannya, ia menyadari bahwa yg terjadi semalam saat nadisya datang dan memeluknya bukanlah sebuah mimpi, alfa bangun dari posisi tidurnya dan membuat nadisya terbangun
"Aahh" kata nadisya sembari memegang punggungnya
"Kamu gapapa ? Mau aku panggilin tukang pijet ? Kenapa tidur dibawah sih! Punggung kamu sakit banget ?" kata alfa
Tak ada jawaban, nadisya memeluk alfa "maaf" ucap nadisya. Alfa membalas pelukan nadisya erat
"Aku ga tau kalo aku akan mencintai kamu separah ini sya" kata alfa
Nadisya melepaskan pelukannya, ia menatap pria di hadapannya "maaf" ucapnya lagi. Air mata menetes di pipi alfa dengan cepat nadisya menghapusnya, mengusap pipi alfa dan menggelengkan kepalanya pelan
"Aku janji ga akan ada lagi air mata yg jatuh"
"Kita mulai semuanya dari awal" kata alfa
****
"Kamu yakin mau ngantor hari ini ? Jalan aja susah!! Tunggu jangan bilang kamu mau ....."
"Apa sihh,,aku ga ada hubungan apapun sama dia al, kan aku udah bilang sekarang aku sama dia temenan"
"Trus kaki kamu?" tanya alfa
"Udah gapapa kok"
"Yakin gapapa ??"
"Iyaa" kata nadisya mengelus mesra pipi alfa
.
.
.
"Jadi wanita itu bilang gitu sama kamu ??" tanya naira, nadisya mengangguk mengiyakan "teruss ?" tanyanya lagi
Nadisya menyeringai "yaa gitu !!"
"Iya gimana?? Kalian ?? Maksud aku kamu sama alfa .... ??"
Nadisya mengangguk malu
"Serius ??"
Nadisya tersenyum manis
"Akhirnya, semua di permudah aku fikir semua akan sulit, aku seneng dengernya sya" kata naira "trus itu kaki kenapa ?" tanya naira
"Hehe nginjek pecahan kaca semalem" kata nadisya
" kok bisa ??"
"semalem aku lari dari rumah ke apartemen pake sandal rumah, sandalnya tipis jadi tembus" kata nadisya
"Larii ? Kamu lari ?" tanya naira, nadisya kembali mengangguk "kenapa ga cari taksi ??"
"Ga ada, ya daripada lama" kata nadisya
"Taksi online ??"
"Sandal aja aku lupa ganti, ya handphone aku ketinggalan laahh" ucap nadisya
"Ya ampun syaa perjuangan kamu !!" kata naira menghampiri nadisya lalu memeluknya "awas aja kalo dia bikin kamu nangis, aku ga akan tinggal diem" kata naira
"Ga akan ra, aku yakin dia sayang banget sama aku, dia ga akan bikin aku nangis"
Naira melepaskan pelukannya "nanti siang cuci lukanya ganti juga perbannya biar ga infeksi, lain kali hati hati" kata naira
Cup
Nadisya mengecup pelan pipi naira
"Aku sayang kamu" kata nadisya
"Aku masih normal" jawab naira datar
"Aku sayang sayang sayang sama kamu" kata nadisya dengan wajah manisnya
"Sebel" kata naira tersenyum
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 477 Episodes
Comments
Masaria Hia
Naira sama Rafli sajalah
2020-05-19
4