episode 16

caera membereskan semua barang-barangnya. ia memutuskan akan pulang hari ini. benar apa yang di katakan Deva, bahwa masih banyak orang-orang yang mencintainya. caera bersyukur bisa bertemu Deva pagi ini. seperti membuka mata dan hatinya dari keegoisan yang terlanjur menumpuk di dada.

tadi dia memeriksa ponselnya. ada Arya dan ayahnya yang menghubunginya beberapa kali. tapi sayangnya ponsel caera tertinggal di kamar. caera keluar pagi tadi tidak bawa apapun. ia hanya berniat untuk jalan-jalan pagi di pinggir pantai dan tidak sengaja bertemu pria yang sangat sok tahu itu.

caera mencoba menghubungi ayahnya lagi. tapi ponselnya keburu mati karena kehabisan daya. tak ingin berlama-lama lagi, caera memutuskan untuk check out saja. tidak ingin mengisi daya baterai ponselnya. nanti juga dia akan bertemu dengan ayah di rumah.

menempuh perjalanan yang cukup jauh ke rumah ibunya. dia memutuskan ke rumah ibunya saja untuk bertemu Gino. caera sudah sangat rindu pada bocah lelaki itu. merasa sangat menyesal telah lalai meninggalkan Gino sendiri. pastilah Gino sangat membutuhkannya.

matahari telah bersinar terik ketika caera sampai di rumah ibunya. tapi rumah itu terlihat sepi. tidak ada tanda-tanda Gino dan ibu ada di rumah.

caera turun dari mobil dan langsung memeriksa. rumah itu sepi. dia memutar arah mencoba memeriksa perkarangan belakang. terlihat bik Oyah yang bekerja di rumah ibunya sedang membolak balik pakaian yang ada di jemuran belakang.

"bik Oyah"

panggil caera. Oyah yang sudah seumuran ibunya itu menoleh terkejut. raut mukanya terlihat khawatir.

"mbak Rara"

tanpa sadar Oyah membuang kain yang menumpuk di tangannya begitu saja. dan bergegas menghampiri caera.

"mbak Rara kemana saja? kenapa lama sekali baru pulang? dari tadi bapak dan ibu nelepon mbak nya terus. tapi tidak di angkat"

Oyah bertanya panjang lebar.

caera mengerutkan dahi. menatap wajah Oyah yang terlihat mau menangis karna cemas.

"ada apa bik? apa yang terjadi? mana ibu? Gino mana?"

caera juga jadi ikut merasa cemas. tiba-tiba ada perasaan tidak enak menyusup hatinya.

"anu mbak, ibu sama bapak ke rumah sakit"

"apa?? kenapa? siapa yang sakit?"

"Aden Gino sakit mbak"

Duuuaaaarrrrrr

serasa petir langsung menghantam kepala caera. Gino sakit. itu kenapa ayah menghubunginya beberapa kali. tapi karena ponsel caera ketinggalan makanya caera tidak tahu.

"badannya panas terus dari pagi tadi. jadi ibu ba..."

"rumah sakit mana?"

caera langsung saja memotong bicara Oyah. tersadar harus cepat bertemu Gino.

"rumah sakit xx mbak"

tanpa bicara lagi caera langsung berbalik dan menuju mobil Dinda lagi. segera tancap gas menuju rumah sakit.

caera menangis. sangat merasa bersalah karena telah meninggalkan Gino. dia terlalu egois hanya memikirkan perasaannya saja. bagaimana kalau terjadi apa-apa pada Gino? dia tidak akan memaafkan dirinya sendiri.

****

sesampai di rumah sakit, caera terburu-buru masuk. sampai tak menyadari dia menabrak seseorang di pintu masuk. tapi begitu dia ingin meminta maaf, yang di lihatnya ternyata Arya.

"Rara!"

Arya kaget melihat caera ada di depannya.

"di mana Gino?"

tanyanya tak sadar memegang lengan Arya. tatapan khawatir sangat kental di wajahnya.

"Gino ada di ruang perawatan bersama ibu. ayo aku antar"

Arya menarik tangan caera. tapi caera cepat menarik tangannya. bentuk protes bahwa dia tidak Sudi Arya menyentuhnya. baru tersadar bahwa ia memegang lengan Arya karena cemas yang melandanya.

"tidak perlu. katakan saja di mana"

masih bicara dingin.

"Ra, jangan begitu. aku ha.."

"katakan saja di mana Gino"

caera memotong ucapan Arya. menghembuskan napas berat dan lesu, Arya memberitahu kamar Gino. belum sempat Arya bicara lagi, caera sudah pergi meninggalkan arya yang dikelilingi rasa nestapa.

caera meremas jemarinya di dalam lift. terasa sesak dadanya di penuhi beban penyesalan pada Gino. pasti karena dia lah Gino jatuh sakit.

keluar dari lift di lantai empat, caera mencari-cari kamar Gino di bagian ruang anak. dengan gemetar ia membuka pintu ruang perawatan Gino.

begitu pintu terbuka, semua mata tertuju padanya. ada ibunya, ayah, dan juga ibu mertuanya.

"Rara"

ibu langsung menyongsong caera di pintu. ayah juga ibu mertuanya juga berdiri kaget tak menyangka caera muncul.

"ibu"

mereka berdua berpelukan. menumpahkan segala beban dalam bentuk tangisan.

Rani sungguh sangat menghawatirkan putri kesayangannya itu.

"ayo. lihat Gino"

ibu melepaskan pelukannya dan membiarkan caera mendekat ke arah Gino.

bocah lelaki itu sedang tidur. raut wajahnya tampak lelah. terbaring lemah dengan tangan yang di pasangi selang infus.

caera duduk di sebelah kiri brangkar Gino. menatap sedih pada anak tercintanya. menangis terisak memegangi tangan mungil Gino yang bebas selang infus.

"Gino panas terus dari subuh tadi. ibu bawa dia kerumah sakit jam tujuh pagi tadi. kamu tidak mengangkat telpon ayah, Ra"

ujar Rani sambil mengusap-usap punggung caera memberi ketenangan.

"maafkan Rara, Bu"

caera semakin terisak. hatinya sangat pedih melihat anaknya terbaring lemah.

"sudahlah tidak apa-apa. Gino hanya demam. jangan hawatir. dia baik-baik saja"

ayah menimpali. menenangkan putrinya.

Maya, ibu mertua caera hanya diam saja. duduk di sofa hanya menatapi menantunya yang menangis.

Maya memang bersikap begitu pada caera. dia tidak terlalu suka pada caera sejak dokter memvonis menantunya itu sulit mengandung. dia menginginkan seorang cucu dari benih Arya putra pertamanya. tapi malah caera tidak dapat memberikannya.

dulu dia pernah memberi usul pada Arya untuk menikah lagi. karena sudah segala macam cara di coba, tapi caera masih saja belum hamil. dan Arya menolak mentah-mentah. Arya bilang tidak sanggup melukai hati istrinya.

sekarang Arya malah selingkuh di belakang menantunya. Maya merasa itu tidak masalah. karena caera tidak dapat memberikan apa yang di tuntutnya pada Arya.

"Bu, apa kata dokter? Gino kenapa Bu?" caera bertanya pada Rani dengan air mata berlinang.

"tidak apa-apa. Gino hanya rindu kamu Ra. sudah dua hari ini dia agak sulit makan. Gino bilang mau sama kamu"

ibu menjelaskan.

hikss.. hikss.. hikss..

caera makin merasa pilu. karena dialah Gino jadi begini. sungguh caera tidak bermaksud meninggalkan Gino. tapi caera tidak sadar dampaknya pada Gino.

caera menangis sambil menciumi tangan mungil itu. barkali-kali melontarkan kata maaf pada Gino yang terbaring lemah.

"sudahlah jangan menangis begitu. nanti Gino terganggu. kemarin kamu kemana saja? kok sekarang malah menyesal"

maya nyeletuk tiba-tiba.

Rani menatap besannya tidak suka. bukannya ikut menenangkan, malah makin memperkeruh suasana.

caera hanya diam mendengar kata-kata mertuanya. dia tidak ingin ada keributan di kamar rumah sakit ini.

"jeng, jangan bicara begitu pada putri ku. jeng Maya pikir siapa yang membuat ulah lebih dulu?"

Rani merasa tersinggung. ia balik menyindir besannya.

"jangan hanya menyalahkan sepihak jeng. saya rasa pantas saja Arya berbuat begitu"

Maya tersulut emosi. bicara dengan tatapan sinis.

"diamlah. kalian tidak lihat keadaan Gino sekarang?"

ayah menengahi kedua wanita itu.

Maya dan Rani terdiam. Maya hanya menatap sinis kearah caera. dan Rani kembali mengusap-usap punggung caera menyalurkan kekuatan.

pintu terbuka. Arya masuk dengan membawa sekeranjang buah dan beberapa makanan ringan dan juga air minum.

mereka semua diam seribu bahasa. hanya isakan caera yang terdengar samar. Arya mendekati brangkar Gino. Rani segera menyingkir memberi ruang pada Arya.

"untung saja kamu pulang Ra. aku telpon kamu tapi kamu tidak menjawab"

kini Arya yang mengelus kepala caera. ingin mengatakan kalau dia sangat bersyukur istrinya mau kembali pulang.

caera hanya diam. tidak juga menepis tangan Arya mengelus kepalanya. dia tidak mau ada keributan di depan orang tua mereka berdua.

"Ra, ibu dan ayah keluar sebentar ya"

Rani berpamitan pada caera. mereka ingin memberi ruang pada putri dan menantunya. walaupun sebenarnya Rani sangat membenci perbuatan Arya. caera hanya mengangguk. dengan diam Rani dan alwan keluar kamar.

"ibu juga mau pulang dulu Arya. ibu capek"

ujar Maya juga ikut berdiri. ingin keluar dan berpamitan pada Arya. Arya pun hanya menganggukkan kepalanya.

kini hanya ada mereka berdua. cepat-cepat caera menepis tangan Arya dari kepalanya. dia tidak Sudi di sentuh Arya.

Arya hanya menarik napas berat dan menghempaskannya. dia tahu istrinya ini masih sangat marah padanya.

"Ra, ayo kita bi..."

"aku tidak mau ada keributan. kalau kau ingin istirahat, ya sudah istirahat saja"

ujar caera sinis. ia tidak mau menatap ke arah Arya.

"kamu pasti capek. istirahat dulu Ra. Gino biar aku yang jaga"

"tidak perlu"

sangat dingin caera bicara pada Arya. dia sungguh marah padanya. tak ingin menatap wajah orang yang sudah membuat dia pergi meninggalkan Gino.

"Ra, kita harus bicara"

Arya meraih tangan caera dan meremasnya pelan. tapi caera cepat menarik tangannya. seperti terkena api yang bersuhu di atas seribu derajat.

"kamu lihat tidak? Gino lagi tidur. jangan berisik" geram caera dengan suara di tekan. menoleh ke arah Arya, tapi tak melihat wajahnya. "aku yang jaga Gino sekarang. kalau kamu mau pulang atau istirahat, ya silahkan"

Arya mengalah. melangkah menuju sofa dan duduk di sana. memang ini bukan waktu yang tepat untuk berbicara pada caera. ia tahu caera sangat terluka karena ulahnya. tapi Arya juga tertekan dengan tuntutan ibunya.

memutuskan menunggu kapan caera siap berbicara, itu adalah jalan tengah. dia telah siap menerima amukan caera. sekalipun istrinya itu akan mencambuknya atau berbuat yang lebih parah dari itu, Arya sudah siap. tapi hanya satu, jangan sampai caera meminta cerai darinya. Arya tidak akan sanggup melakukannya.

Terpopuler

Comments

SEPTi

SEPTi

kalau carera sehat tidak kan Arya yang ngga sehat?

2023-01-13

0

nesya

nesya

dasar laki-laki munafik, km bilang tertekan Sm keinginan ibu mu, tp nyatanya km sangat menikmati persetubuhan mu Sm sahabat istri mu. Thor jgn sampai Rara baikan Sm suami busuk itu ya.

2022-12-23

0

Alanna Th

Alanna Th

emang d aceh hukum cambuk? rara mmng bkln mncambuk arya, mncmbk hati arya, tunggu sj stlh gino smbh 👍😂🤣🤣

2022-06-16

0

lihat semua
Episodes
1 episode 01 melihat mu di sana
2 episode 02 kau begitu berubah
3 episode 03 dia berbohong
4 episode 4
5 episode 05
6 episode 06
7 episode 07
8 episode 08
9 episode 09
10 episode 10
11 episode 11
12 episode 12
13 episode 13
14 episode 14
15 episode 15
16 episode 16
17 episode 17
18 episode 18
19 episode 19
20 episode 20
21 episode 21
22 episode 22
23 episode 23
24 episode 24
25 episode 25
26 episode 26
27 episode 27
28 episode 28
29 episode 29
30 episode 30
31 episode 31
32 episode 32
33 episode 33
34 episode 34
35 episode 35
36 episode 36
37 episode 37
38 episode 38
39 episode 39
40 episode 40
41 episode 41
42 episode 42
43 episode 43
44 episode 44
45 episode 45
46 episode 46
47 episode 47
48 episode 48
49 episode 49
50 episode 50
51 episode 51
52 episode 52
53 episode 53
54 episode 54
55 episode 55
56 episode 56
57 episode 57
58 episode 58
59 episode 59
60 episode 60
61 episode 61
62 episode 62
63 episode 63
64 episode 64
65 episode 65
66 episode 66
67 episode 67
68 episode 68
69 episode 69
70 episode 70
71 episode 71
72 episode 72
73 episode 73
74 episode 74
75 episode 75
76 episode 76
77 episode 77
78 episode 78
79 episode 79
80 episode 80
81 episode 81
82 episode 82
83 episode 83
84 episode 84
85 episode 85
86 episode 86
87 episode 87
88 episode 88
89 episode 89
90 episode 90
91 episode 91
92 episode 92
93 episode 93
94 episode 94
95 episode 95
96 episode 96
97 episode 97
98 episode 98
99 episode 99
100 episode 100
101 episode 101
102 episode 102
103 episode 103
104 episode 104
105 episode 105
106 episode 106
107 episode 107
108 episode 108
109 episode 109
110 episode 110
111 episode 111
112 episode 112
113 episode 113
114 episode 114
115 episode 115
116 episode 116
117 episode 117
118 episode 118
119 episode 119
120 episode 120
121 episode 121
122 episode 122
123 episode 123
124 episode 124
125 episode 125
126 episode 126
127 episode 127
128 episode 128
129 episode 129
130 episode 130
131 episode 131
132 episode 132
133 episode 133
134 episode 134
135 episode 135
136 episode 136
137 episode 137
138 episode 138
139 episode 139
140 episode 140
141 episode 141
142 episode 142
143 episode 143
144 episode 144
145 episode 145
146 episode 146
147 episode 147
148 episode 148
149 episode 149
150 episode 150
151 episode 151
152 episode 152
153 episode 153
154 episode 154
155 episode 155
156 episode 156
157 episode 157
158 episode 158
159 episode 159
160 episode 160
161 episode 161
162 episode 162
163 episode 163
164 episode 164
165 episode 164
166 episode 165
167 episode 166
168 episode 167
169 TERIMA KASIH AUTHOR
Episodes

Updated 169 Episodes

1
episode 01 melihat mu di sana
2
episode 02 kau begitu berubah
3
episode 03 dia berbohong
4
episode 4
5
episode 05
6
episode 06
7
episode 07
8
episode 08
9
episode 09
10
episode 10
11
episode 11
12
episode 12
13
episode 13
14
episode 14
15
episode 15
16
episode 16
17
episode 17
18
episode 18
19
episode 19
20
episode 20
21
episode 21
22
episode 22
23
episode 23
24
episode 24
25
episode 25
26
episode 26
27
episode 27
28
episode 28
29
episode 29
30
episode 30
31
episode 31
32
episode 32
33
episode 33
34
episode 34
35
episode 35
36
episode 36
37
episode 37
38
episode 38
39
episode 39
40
episode 40
41
episode 41
42
episode 42
43
episode 43
44
episode 44
45
episode 45
46
episode 46
47
episode 47
48
episode 48
49
episode 49
50
episode 50
51
episode 51
52
episode 52
53
episode 53
54
episode 54
55
episode 55
56
episode 56
57
episode 57
58
episode 58
59
episode 59
60
episode 60
61
episode 61
62
episode 62
63
episode 63
64
episode 64
65
episode 65
66
episode 66
67
episode 67
68
episode 68
69
episode 69
70
episode 70
71
episode 71
72
episode 72
73
episode 73
74
episode 74
75
episode 75
76
episode 76
77
episode 77
78
episode 78
79
episode 79
80
episode 80
81
episode 81
82
episode 82
83
episode 83
84
episode 84
85
episode 85
86
episode 86
87
episode 87
88
episode 88
89
episode 89
90
episode 90
91
episode 91
92
episode 92
93
episode 93
94
episode 94
95
episode 95
96
episode 96
97
episode 97
98
episode 98
99
episode 99
100
episode 100
101
episode 101
102
episode 102
103
episode 103
104
episode 104
105
episode 105
106
episode 106
107
episode 107
108
episode 108
109
episode 109
110
episode 110
111
episode 111
112
episode 112
113
episode 113
114
episode 114
115
episode 115
116
episode 116
117
episode 117
118
episode 118
119
episode 119
120
episode 120
121
episode 121
122
episode 122
123
episode 123
124
episode 124
125
episode 125
126
episode 126
127
episode 127
128
episode 128
129
episode 129
130
episode 130
131
episode 131
132
episode 132
133
episode 133
134
episode 134
135
episode 135
136
episode 136
137
episode 137
138
episode 138
139
episode 139
140
episode 140
141
episode 141
142
episode 142
143
episode 143
144
episode 144
145
episode 145
146
episode 146
147
episode 147
148
episode 148
149
episode 149
150
episode 150
151
episode 151
152
episode 152
153
episode 153
154
episode 154
155
episode 155
156
episode 156
157
episode 157
158
episode 158
159
episode 159
160
episode 160
161
episode 161
162
episode 162
163
episode 163
164
episode 164
165
episode 164
166
episode 165
167
episode 166
168
episode 167
169
TERIMA KASIH AUTHOR

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!