episode 05

Rumah itu tidak terlalu besar. terletak di pinggiran kota. halamannya cukup luas. berpagar besi dengan tinggi dua meter. caera memandangi rumah itu dengan hati berdebar-debar.

Dinda menyarankan membawa mobilnya saja. caera menurut. karna Arya pasti sudah hafal dengan mobil caera. mereka berdua tidak mau kepergok sedang menguntit. memarkirkan mobil agak sedikit menjauh dari rumah yang dilihat dinda di masuki Vivi dan Arya siang tadi.

mereka masih duduk di dalam mobil, masih memperhatikan situasi. mungkin saja Arya akan muncul keluar. tapi sudah setengah jam mereka menunggu, yang di tunggu tidak juga muncul.

caera memandangi rumah itu dengan seksama. seteliti mungkin melihat ke setiap sudut depan rumah itu. jarinya di gerak-gerakkan di atas kemudi mobil, menandakan hatinya sedang cemas.

berkali-kali mereka berdua saling bertukar pandang. gelisah menunggu Arya yang tidak muncul-muncul.

"Din, aku masuk saja ya"

tidak sabar caera ingin segera masuk ke sana.

hatinya bergemuruh membayangkan apa yang di lakukan suaminya bersama wanita lain di dalam satu rumah.

"kamu yakin Ra?"

Dinda masih ingin memastikan keadaan hati caera.

"ah Din, kamu lihat kan, dari tadi tidak ada yang muncul. mau berapa lama lagi kita di sini?"

caera sangat merasa tidak sabar. ia segera membuka pintu mobil dan keluar.

gerimis sore menyambutnya. ia menengadah ke langit. gelap sekali. mendung menghiasi langit. wajahnya di basahi gerimis. sudah hampir jam lima sore. tapi terlihat seperti sudah malam saja.

caera melongokkan kepalanya ke dalam mobil. ia menatap Dinda.

"kamu tunggu di sini saja Din"

belum sempat Dinda menjawab, caera sudah berlari kecil menyebrangi jalan. Dinda hanya menghembuskan napasnya berat. hatinya juga ketar-ketir membayangkan apa yang akan di temukan caera di dalam ruamh itu.

caera berhenti di gerbang pekarangan rumah, dan ia melongokkan kepalanya melihat situasi. tidak ada orang yang bisa di tanyai. melihat gerbang tidak terkunci, caera membukanya. ia melangkah masuk.

belum seberapa jauh, caera tercekat menatap mobil yang terparkir di dekat pohon rambutan. itu mobil Arya suaminya. pohon rambutan itu rimbun dan masih tidak terlalu tinggi. pantas saja caera tidak dapat melihat dari luar pagar, kalau ada mobil yang terparkir di dekat pohon.

ia menoleh ke arah depan rumah. dengan jantung yang berdegup keras, ia paksakan langkah kakinya menuju teras. sepi. caera berdiri di depan pintu. mendengarkan dengan seksama suara dari dalam rumah.

tidak ada percakapan dari dalam. hanya ada suara musik yang mengalun lembut. dengan hati-hati caera memegang handel pintu dan menggerakkannya kebawah untuk membuka pintu.

tidak terkunci.

caera membuka lebar daun pintu itu. suara musik makin terdengar jelas. terlihat isi rumah lumayan apik. hanya bantal sofa yang terlihat berantakan. sepertinya tadi mereka duduk di sofa itu. tidak ada orang di dalam.

"permisi"

suaranya bergetar. merasa suaranya seperti jeritan. tapi suara itu hanyalah suara yang tertahan karna kuatnya debaran jantungnya.

caera mencoba memanggil penghuni rumah. tidak ada yang menyahut karna memang suara caera hanya teriakan tertahan.

ia melongokkan kepalanya agak kedalam. sepi.

dimana Arya?

caera ragu untuk melangkah lebih dalam lagi. tapi ia harus masuk. tidak mau kedatangannya ke rumah ini menjadi sia-sia. Dengan lutut gemetar, caera melangkah masuk. melewati ruang depan.

rasanya sudah seperti maling saja. tapi biarlah. caera tidak gentar sedikit pun. melangkah lebih kedalam. ada pintu di sisi sebalah kiri. mungkin ini kamar Vivi atau ruangan lain.

gemetar tangan caera meraih handel pintu. menguatkan hati dan membuka pintu ruangan itu.

ini sebuah kamar tidur. caera mengedarkan pandangannya ke seluruh isi kamar. ranjang, lemari, meja rias, dan....

foto Arya!!!

caera membeku. figura foto itu bukan hanya menampilkan sosok tubuh suaminya. tetapi ada wanita lain di sebelahnya yang mengalungkan lengannya ke leher Arya. tertawa lepas seperti dalam keadaan yang sangat bahagia. ia mengenal dengan baik siapa wanita itu. Vivi!! sahabatnya sendiri

arya juga terlihat tertawa lebar. foto figura itu besar. terpampang jelas dan nyata di depan mata caera yang membulat tidak percaya dengan apa yang di lihatnya.

gemuruh petir di luar sana menambahkan kesengsaraan di hati caera. serasa petir itu bukan berasal dari langit, tapi dari dalam hati caera yang terluka tanpa ampun.

matanya memanas. pandangannya buram karna air mata yang memburu ingin lekas keluar.

di luar sana gerimis telah di gantikan hujan. menambah rasa nelangsa bagi caera.

"aaahhgg"

caera menoleh ke arah bagian belakang rumah. suara teriakan nakal itu berasal dari sana. dan musik lembut itu juga berasal dari sana.

ia melangkah lagi menuju ke bagian belakang. jantungnya berdebar lebih keras. sampai ia bisa merasakan debaran itu sampai ke rahangnya. wajahnya makin memanas tertekan rasa sakit hati yang makin menjadi.

DEG!!!

sesampainya di sana caera tercengang. Tubuhnya kaku. melotot seperti melihat sesuatu yang mengerikan. ya, mengerikan. itu sungguh mengerikan. sepasang manusia sedang bergumul di atas meja makan. yang lelaki berdiri, dan yang wanita tergolek pasrah di atas meja.

wajah caera pias. darah seakan berhenti mengalir di tubuhnya. bergetar menahan amarah menyaksikan tubuh telanjang yang berpeluh memompa wanita di bawahnya. membelit satu sama lain. mengeluarkan suara ******* yang memikat dan bergelora. suara erangan dan rintihan mereka seperti lolongan serigala di telinga caera.

menjijikkan!!!

perbuatan itu sungguh menjijikkan. matanya ternoda menyaksikan perbuatan laknat suami dan sahabatnya sendiri.

dadanya sesak oleh rasa sakit yang mencabik-cabik. caera sampai tidak dapat memaki lagi. suaranya hilang begitu saja karna rasa shock yang menerjang dirinya. kedua manusia pendosa itu belum menyadari kehadiran caera.

caera mengeratkan pegangannya pada meja di sisi tembok yang menghubungkan ruang tengah dan dapur. sampai buku-buku jarinya memutih. mencoba menguatkan diri. tubuhnya terasa limbung.

dengan tangan gemetar, caera meraih guci di samping kirinya. dengan sekuat tenaga ia lemparkan guci itu ke arah mereka.

PRAAANGGG...!!!!!

Arya terlonjak kaget. tubuhnya menegang. ia langsung memisahkan diri dari Vivi. Vivi langsung bangun dari meja. sangat terkejut dengan suara guci pecah.

Arya kaget bukan main melihat ke arah caera yang memandang jijik ke arah mereka.

"Ra"

desisnya tertahan. segera ia memungut celananya yang tercecer di lantai. memakainya terburu-buru. sedangkan Vivi hanya menutup tubuhnya dengan apa yang di pungutnya dari lantai.

cepat-capat Arya menghampiri caera. wajahnya pucat pasi. dia tidak menyangka caera bisa menemukannya di sini. ia meraih tangan caera mencoba untuk mencari alibi.

"Ra, aku akan jelasin semuanya. ini tidak seperti..."

PLAKKK!!!

Tamparan keras mendarat di pipinya. caera menampar arya. memandang jijik lelaki di depannya.

"menjijikkan!!"

desis caera penuh kebencian. hanya kata itu yang mampu terlontar dari bibirnya. tubuhnya kaku. ia hanya bisa berdiri tegak di depan arya. air matanya mengalir deras. hatinya seperti di sayat sayat. terluka sangat parah.

"Ra, tolong. aku bisa jelasin in...."

PLAAKKKK!!!!

Lagi. tamparan itu mendarat untuk yang kedua kalinya. caera terengah menahan rasa benci dan jijik. marah yang tidak dapat di tahan lagi. ia beralih menatap Vivi yang hanya tertunduk bisu.

tidak ingin berlama-lama bersama kedua orang penghianat itu, caera berlari keluar meninggalkan Arya dan Vivi. Arya mengejar caera.

"raaaa... maafkan aku Ra. aku khilaf raaa.."

teriak Arya sambil terus mengejar caera.

dinda yang baru saja sampai ke dalam rumah Vivi, berdiri mematung menyaksikan apa yang terjadi. sedari tadi ia hanya menunggu caera di teras rumah vivi. Dinda segera masuk karna mendengar ada benda yang pecah.

caera merebut kunci mobil dari tangan Dinda dan terus berlari keluar menuju mobil.

Arya terus mengejarnya sampai ke jalan. dia tidak memperdulika keaadaan dirinya yang masih bertelanjang dada dan tidak memakai alas kaki.

menggedor-gedor jendela mobil. tapi caera tidak memperdulikan itu. dengan menangis kencang caera berteriak pada Arya.

"pergi kau!! aku jijik melihat mu!!"

Arya tidak memperdulikan teriakan caera. terus saja menggedor kaca mobil. hujan mengguyur tubuhnya. teriakannya berkejaran dengan derasnya hujan.

caera menghidupkan mesin mobil dan tancap gas pergi meninggalkan Arya di jalan seperti orang gila yang berteriak-teriak memanggil caera. ia meremas rambutnya keras. tampak sangat depresi dengan kejadian ini. menendang aspal menjadi pelampiasan kesal di hatinya.

"raaaaa.... caeraaaa .. raraaaa...."

teriakan Arya jelas tidak membuahkan hasil. caera telah pergi. ia mengusap wajahnya kasar.

dengan gontai Arya kembali ke dalam rumah. tubuhnya basah kuyup. dinda masih berdiri mematung memandangi Vivi dengan pandangan tajam.

Vivi terduduk lesu di lantai. masih belum memakai baju lengkap. hanya menutupi bagian-bagian sensitif tubuhnya.

"kalian sungguh keterlaluan!!"

makinya. bergantian memandang Vivi dan Arya bergantian. arya yang terduduk lesu di sofa depan. tidak mempedulikan tubuh dan celananya yang basah.

"kau sungguh ****** Vi!!"

geram Dinda. ia tidak dapat menahan kemarahan yang membuncah melihat apa yang terjadi.

"kalian berdua tiadak dapat di maafkan!!"

Dinda beranjak pergi ke luar rumah. ia juga merasa jijik berlama-lama dengan kedua penghianat itu. melewati Arya yang diam seribu bahasa.

Terpopuler

Comments

Hap£!π

Hap£!π

kok aknyg deg2an ya thor

2023-04-15

0

nesya

nesya

waduh author... aku emosi tingkat dewa ini baca nya.

2022-12-23

0

Aminah Tamnge

Aminah Tamnge

pelakooooorrr suami teman di mbat juga😠😠😠😠😠

2022-05-19

2

lihat semua
Episodes
1 episode 01 melihat mu di sana
2 episode 02 kau begitu berubah
3 episode 03 dia berbohong
4 episode 4
5 episode 05
6 episode 06
7 episode 07
8 episode 08
9 episode 09
10 episode 10
11 episode 11
12 episode 12
13 episode 13
14 episode 14
15 episode 15
16 episode 16
17 episode 17
18 episode 18
19 episode 19
20 episode 20
21 episode 21
22 episode 22
23 episode 23
24 episode 24
25 episode 25
26 episode 26
27 episode 27
28 episode 28
29 episode 29
30 episode 30
31 episode 31
32 episode 32
33 episode 33
34 episode 34
35 episode 35
36 episode 36
37 episode 37
38 episode 38
39 episode 39
40 episode 40
41 episode 41
42 episode 42
43 episode 43
44 episode 44
45 episode 45
46 episode 46
47 episode 47
48 episode 48
49 episode 49
50 episode 50
51 episode 51
52 episode 52
53 episode 53
54 episode 54
55 episode 55
56 episode 56
57 episode 57
58 episode 58
59 episode 59
60 episode 60
61 episode 61
62 episode 62
63 episode 63
64 episode 64
65 episode 65
66 episode 66
67 episode 67
68 episode 68
69 episode 69
70 episode 70
71 episode 71
72 episode 72
73 episode 73
74 episode 74
75 episode 75
76 episode 76
77 episode 77
78 episode 78
79 episode 79
80 episode 80
81 episode 81
82 episode 82
83 episode 83
84 episode 84
85 episode 85
86 episode 86
87 episode 87
88 episode 88
89 episode 89
90 episode 90
91 episode 91
92 episode 92
93 episode 93
94 episode 94
95 episode 95
96 episode 96
97 episode 97
98 episode 98
99 episode 99
100 episode 100
101 episode 101
102 episode 102
103 episode 103
104 episode 104
105 episode 105
106 episode 106
107 episode 107
108 episode 108
109 episode 109
110 episode 110
111 episode 111
112 episode 112
113 episode 113
114 episode 114
115 episode 115
116 episode 116
117 episode 117
118 episode 118
119 episode 119
120 episode 120
121 episode 121
122 episode 122
123 episode 123
124 episode 124
125 episode 125
126 episode 126
127 episode 127
128 episode 128
129 episode 129
130 episode 130
131 episode 131
132 episode 132
133 episode 133
134 episode 134
135 episode 135
136 episode 136
137 episode 137
138 episode 138
139 episode 139
140 episode 140
141 episode 141
142 episode 142
143 episode 143
144 episode 144
145 episode 145
146 episode 146
147 episode 147
148 episode 148
149 episode 149
150 episode 150
151 episode 151
152 episode 152
153 episode 153
154 episode 154
155 episode 155
156 episode 156
157 episode 157
158 episode 158
159 episode 159
160 episode 160
161 episode 161
162 episode 162
163 episode 163
164 episode 164
165 episode 164
166 episode 165
167 episode 166
168 episode 167
169 TERIMA KASIH AUTHOR
Episodes

Updated 169 Episodes

1
episode 01 melihat mu di sana
2
episode 02 kau begitu berubah
3
episode 03 dia berbohong
4
episode 4
5
episode 05
6
episode 06
7
episode 07
8
episode 08
9
episode 09
10
episode 10
11
episode 11
12
episode 12
13
episode 13
14
episode 14
15
episode 15
16
episode 16
17
episode 17
18
episode 18
19
episode 19
20
episode 20
21
episode 21
22
episode 22
23
episode 23
24
episode 24
25
episode 25
26
episode 26
27
episode 27
28
episode 28
29
episode 29
30
episode 30
31
episode 31
32
episode 32
33
episode 33
34
episode 34
35
episode 35
36
episode 36
37
episode 37
38
episode 38
39
episode 39
40
episode 40
41
episode 41
42
episode 42
43
episode 43
44
episode 44
45
episode 45
46
episode 46
47
episode 47
48
episode 48
49
episode 49
50
episode 50
51
episode 51
52
episode 52
53
episode 53
54
episode 54
55
episode 55
56
episode 56
57
episode 57
58
episode 58
59
episode 59
60
episode 60
61
episode 61
62
episode 62
63
episode 63
64
episode 64
65
episode 65
66
episode 66
67
episode 67
68
episode 68
69
episode 69
70
episode 70
71
episode 71
72
episode 72
73
episode 73
74
episode 74
75
episode 75
76
episode 76
77
episode 77
78
episode 78
79
episode 79
80
episode 80
81
episode 81
82
episode 82
83
episode 83
84
episode 84
85
episode 85
86
episode 86
87
episode 87
88
episode 88
89
episode 89
90
episode 90
91
episode 91
92
episode 92
93
episode 93
94
episode 94
95
episode 95
96
episode 96
97
episode 97
98
episode 98
99
episode 99
100
episode 100
101
episode 101
102
episode 102
103
episode 103
104
episode 104
105
episode 105
106
episode 106
107
episode 107
108
episode 108
109
episode 109
110
episode 110
111
episode 111
112
episode 112
113
episode 113
114
episode 114
115
episode 115
116
episode 116
117
episode 117
118
episode 118
119
episode 119
120
episode 120
121
episode 121
122
episode 122
123
episode 123
124
episode 124
125
episode 125
126
episode 126
127
episode 127
128
episode 128
129
episode 129
130
episode 130
131
episode 131
132
episode 132
133
episode 133
134
episode 134
135
episode 135
136
episode 136
137
episode 137
138
episode 138
139
episode 139
140
episode 140
141
episode 141
142
episode 142
143
episode 143
144
episode 144
145
episode 145
146
episode 146
147
episode 147
148
episode 148
149
episode 149
150
episode 150
151
episode 151
152
episode 152
153
episode 153
154
episode 154
155
episode 155
156
episode 156
157
episode 157
158
episode 158
159
episode 159
160
episode 160
161
episode 161
162
episode 162
163
episode 163
164
episode 164
165
episode 164
166
episode 165
167
episode 166
168
episode 167
169
TERIMA KASIH AUTHOR

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!