episode 19

Jacko sangat sibuk hari ini. perusahaan cabang tidak bekerja dengan baik. dia sudah bolak-balik menginstruksikan pada bawahannya untuk mempercepat kerja lapangan. tidak mau ada celah sedikitpun di mata Deva.

akhir-akhir ini Deva lebih banyak tersenyum. Jacko melihatnya seperti orang tidak waras saja. ia yakin Deva sedang kasmaran pada caera.

setelah kembali ke kota, Deva memintanya menyerahkan berkas tentang riwayat caera. setelah itu, Deva hanya sibuk memandangi berkas itu.

"bos, kita akan meninjau pembangunan apartemen di dearah xxx. setelah itu, kita akan ada rapat dengan mister wong di restoran Y"

Jacko memberi jadwal kerja mereka hari ini. berdiri di samping meja kerja Deva.

"ya baiklah. tapi tidak dengan pengawal mu"

jawab Deva tak menghiraukan Jacko. dia masih sibuk memandangi berkas di depannya.

Jacko melirik ke meja Deva. ya ampun, masih berkas caera dan foto-foto wanita itu.

"setelah itu, ada undangan makan malam dari tuan Yuda malam nanti. apa kau bersedia Dev?"

menjentikkan jari di depan Deva. karena merasa terganggu, Deva mendongak menatap Jacko.

"apa?"

Deva menggerakkan tangannya. bertanya mengapa Jacko mengganggunya.

"oh Dev. sudah berapa kali kau melihat berkas itu" Jacko berpindah ke depan meja Deva dan duduk di kursi.

"jangan menggangu ku Jack"

tak acuh Deva kembali menatap berkas di depannya.

"kau sudah gila Dev. kau sudah lihat kan, dia sudah menikah. jangan mengambil resiko besar Dev"

"dia akan bercerai"

Deva menutup berkas caera dan tersenyum penuh arti menatap Jacko.

"jangan terlalu berharap dia akan bercerai. kita sendiri belum tahu masalah mereka"

"tapi aku yakin"

Deva percaya diri.

"aku melihat dia tidak menggubris mu. dan jangan jatuh di lubang yang sama Dev"

Jacko memberi alarm pada Deva.

Deva terdiam. bayangan masa lalu kembali merkeliaran di benaknya. bagaimana dia terpuruk karena Gisel lebih memilih pergi pada cinta pertamanya.

Deva sudah menutup diri dari wanita manapun. ibunya selalu memintanya untuk menikah, tapi Deva masih belum mau.

entah kenapa dengan caera ia merasa jatuh cinta lagi. ia merasa harus menawarkan diri pada wanita itu. ini sangat konyol. Deva kehilangan akal sehat jika dengan caera. kejadian malam ketika caera mabuk, sudah berhasil membuat hati Deva lumer.

"kau tahu kan, ibu selalu menyuruh ku menikah. jadi aku akan memenuhinya kali ini"

bersandar pada kursi empuknya dan memainkan pena di jarinya.

"tapi tidak dengannya Dev. dia sudah menikah"

"kau bisa buat dia bercerai"

Deva tersenyum sambil memainkan alisnya

"apa? aku? oh Dev, kenapa tidak kau saja"

Jacko menolak.

"haha itu tugas mu bukan. aku tahu kau dapat membereskan semuanya"

Deva tertawa penuh kemenangan.

"astaga! aku bisa bereskan urusan kantor Dev. bukan membuat jebakan agar wanita mu bertengkar dengan suaminya"

"hahaa"

Deva tertawa kencang.

Jacko tidak mengerti mengapa Deva jadi berubah. makin tidak waras saja bosnya ini.

Deva membuka ponselnya. ia tersenyum menatapi layar ponselnya. ada nomor ponsel caera di sana.

"dia pintar Jack. memanipulasi nomor ponselnya. hahaa"

Deva tertawa lagi.

"ck Dev, kau terlihat makin tidak waras saja"

Jacko memutar bola matanya malas.

bukannya marah, Deva makin merasa tertantang untuk mendapatkan caera. caera berbohong menyimpan nomor ponselnya di ponsel Deva. ia mengetik nomor yang salah.

Deva tahu itu. karna dia sudah melihat semua berkas riwayat caera dari Jacko.

"kau sudah memeriksa suaminya?"

Deva bertanya sambil beranjak ke sofa di sudut ruangan kantornya.

"sejauh ini masih belum terlihat kesalahan fatal darinya. pekerjaannya masih aman saja. perusahaan tuan Sanjaya pasti masih merekrutnya untuk waktu yang panjang"

Jacko menjelaskan tentang Arya.

"biarkan saja. kita hanya menunggu"

Deva rebahan di sofa.

ya ampun bos, kau makin gila saja. tidak pernah Deva bersikap begitu santai. pake rebahan di sofa lagi. dan lihat, lihat mata itu. matanya memancarkan binar yang tak pernah Jacko lihat sebelumnya. matanya menerawang jauh entah kemana. dan Jacko yakin pasti caera.

"bagaimana menurut mu Jack?"

tanya Deva masih menerawang menatap langit-langit ruang kantornya.

"Dev, kau sungguh ingin tau?"

Jacko berdiri dan berjalan ke arah sofa. ia mencondongkan badannya agar kepalanya langsung berhadapan tepat dengan wajah Deva dari atas.

Deva mengangguk memandang wajah Jacko di atasnya.

"aku rasa, dia Sama sekali tidak tertarik dengan mu. dia tidak suka pada mu"

setelah mengatakan itu, Jacko buru-buru menjauh dari Deva. Deva bangkit lalu melemparkan bantal sofa ke arah Jacko yang segera keluar ruangan dan menutup pintu.

"sialan kau"

bantal itu menyasar pada pintu yang telah menutup. Jacko terlihat tidak mendukungnya kali ini. Deva tahu, itu hanya karena caera telah menikah. selebihnya tidak ada masalah bagi Jacko.

dia hanya tidak mau Deva terluka dan jatuh seperti empat tahun yang lalu

****

mentari telah berangkat ke peraduan sudah sedari tadi. malam datang menemani Deva dan Jacko menuju restoran Y untuk memenuhi undangan makan malam tuan Yuda dari perusahaan mixan group.

"kau telah menyiapkan berkasnya Jack?"

Deva duduk santai di bangku belakang. memainkan ponselnya.

"sudah"

jawab Jacko melirik Deva dari kaca spion.

"kau tidak curiga dengan tawaran ini? sepertinya menjanjikan sesuatu yang lebih"

"kau harus menahannya jika itu memang berlebihan"

Jacko mengemudi dengan tenang. sesekali melirik Deva di belakang.

mereka berdua tahu, tuan Yuda seorang pengusaha yang licik. akan menghalalkan segala cara untuk memenangkan tander. tapi Jacko sudah mengantisipasi jika terjadi sesuatu yang di anggap berlebihan.

memasuki sebuah restoran mewah yang terletak di pusat kota, Deva berjalan dengan penuh wibawa. berbeda sekali ketika ia memandang berkas-berkas caera tadi siang.

Jacko berjalan di belakang Deva dengan sikap waspada. menjaga keamanan tuannya dengan siaga.

seorang pelayan mengarahkan mereka ke ruangan VIP. tuan Yuda sudah menunggu mereka di sana.

terlihat tuan Yuda duduk di depan meja panjang bersama sekertarisnya yang berdiri tegak di belakangnya.

"ah tuan Deva"

tuan Yuda menyalami Deva dengan keramahan yang tampak di buat-buat.

Deva menyambut uluran tangan lelaki tambun itu datar saja. duduk di bangku berhadapan dengan tuan Yuda, dibatasi oleh meja panjang di depannya. sementara Jacko berdiri tegak di belakangnya.

"terima kasih anda telah datang memenuhi undangan saya"

tuan Yuda tersenyum senang. ini kesempatan besar baginya karena Deva sudah mau datang.

"ya, kebetulan saya mengosongkan perut hari ini, hanya untuk makan malam dengan anda. sepertinya spesial"

Deva menaikkan sebelah alisnya.

"ah ya, tentu saja spesial jika berurusan dengan tuan Deva haha"

tuan Yuda terkekeh karena dapat menebak, Deva mengetahui niatnya.

"bagaiman, kita makan dulu, atau langsung pada pokok bahasan kita?"

tuan yuda menawarkan pada Deva.

"saya rasa, ini hanya undangan makan malam" Deva duduk menyilangkan kaki. menatap tuan Yuda di depannya.

"ah saya rasa ini sudah waktunya makan malam bukan. dan saya tahu tuan Deva tidak terlalu terburu-buru"

Yuda tersenyum pada Deva. Deva hanya memperhatikan saja.

pelayan datang dan menghidangkan banyak makanan di meja. berbagai macam makanan tersedia. pesanan tuan yuda sudah tertata rapi di meja panjang itu.

"silahkan tuan Deva. mari kita makan"

tuan Yuda menyilahkan Deva. dan Deva hanya mengambil sedikit makanan itu.

"oh ya, tuan deva. bagaimana dengan rencana pembangunan lapangan golf dan pusat perbelanjaan di area apartemen itu?"

tuan Yuda bertanya sambil sibuk memotong daging steak di piringnya.

Deva mendongakkan wajahnya menatap tuan Yuda. lelaki separuh baya itu sudah mulai pada pokok inti pembahasan dalam undangan makan malam ini.

"saya kira tender lapangan golf terlalu kecil bagi anda" Deva melirik pada Jacko. "asisten ku bilang anda lebih cocok memasang tender pada apartemen saja"

pancingan kecil masuk, dan akan menangkap ikan yang besar.

"ah tuan Deva terlahu berlebihan"

tuan Yuda terlihat girang "tapi saya akan senang jika asisten tuan berpikir seperti itu"

Deva hanya tersenyum dingin.sudah mulai kelihatan apa yang di inginkan lelaki licik ini.

"saya sangat membutuhkan dukungan Anda tuan" kini kegirangan tuan Yuda menjadi berkali lipat Karena Jacko berada di pihaknya.

Tok.. tok.. tok..

ada ketukan di pintu. Jacko memandang curiga ke arah tuan Yuda.

"oh maaf, mungkin itu putri saya" kata Yuda mengharap pengertian kepada dua pria yang tak terpisahkan itu.

Deva mengangguk. dan sekertaris tuan Yuda melangkah menuju pintu dan membukanya.

seorang gadis berparas cantik dengan kulit kuning Langsat masuk dan berdiri di hadapan mereka. Memakai baju terusan yang serba ketat sebatas lutut. lekuk tubuhnya tercetak jelas.

wajah cantik dengan makeup sedikit tebal, bibir penuh dan rambut lurus. terlihat pesona elegan padanya.

"papa" gadis itu melirik sekilas pada deva dan mendekat pada tuan Yuda memberi kecupan di pipinya.

duduk di tengah, antara tuan Yuda dan Deva. tersenyum manis dan mengangguk hormat pada Deva.

Deva hanya menaikkan bibirnya sedikit. menatap sekilas pada gadis itu.

"ah maaf tuan Dev. ini Della, putri saya. dia baru kembali dari Canada. baru menyelesaikan S2 di sana"

tuan Yuda memperkenalkan putrinya. gadis itu tersipu menatap Deva yang bersikap datar saja.

merasa di abaikan, senyum manis itu agak menghilang dari wajah Della. menatap ayahnya meminta dukungan.

"Della, ini tuan Deva" lanjut tuan Yuda lagi.

Della mengulurkan tangan ingin menyalami Deva. tapi Deva tak menyambut tangan putih mulus itu. hanya memandang dan mengangguk samar.

Della menarik tangannya lagi. senyum itu makin lenyap. kini wajahnya terlihat canggung. tuan yuda menyadari itu. titik keringat mulai muncul di dahinya. merasa rencananya akan gagal total karena Deva tidak menyambut kedatangan Della.

rasa sesal muncul di hati tuan Yuda. salah memilih ide memperkenalkan putrinya pada Deva yang memang terkenal dingin pada wanita.

suasana ruangan VIP yang tadinya terkesan tegang, kini malah semakin tegang saja. aura dingin dari Deva menyebar luas.

"ah ya, silahkan tuan Dev, silahkan lanjutkan makan anda"

tuan Yuda bicara canggung.

bukan menuruti ucapan tuan Yuda, Deva malah menghentikan makannya. berdiri dan mengancingkan jasnya.

" sepertinya pertemuan kita sudah selesai tuan Yuda. saya tidak ingin mengganggu acara keluarga"

Deva bersiap pergi di ikuti Jacko.

tuan Yuda bangkit berdiri. ia mengutuki Deva dalam hati.

"Anda terlalu terburu-buru tuan Dev"

Deva berhenti dan menoleh ke belakang tak sampai melihat tuan Yuda. melirik sinis berkata.

"putri anda cantik dan terpelajar bukan? jangan menjajakannya demi tender proyek yang tidak seberapa"

selesai bicara begitu, Deva dan Jacko melangkah pergi. meninggalkan tuan Yuda dan Della yang sudah ingin menangis merasa terhina dengan ucapan Deva.

"sial!!"

lelaki paruh baya itu mencampakkan gelas yang ada di meja. gelas itu hancur berantakan di lantai.

alamat tidak mendapatkan tender proyek yang di inginkan karena salah taktik. dia pikir putrinya yang cantik akan meluluhkan Deva. tapi itu hanya mimpi.

Terpopuler

Comments

Susanty

Susanty

karna hati Dave udah terpatri sama ceara
🤗

2023-04-24

0

SEPTi

SEPTi

ngga semua Coe / pengusaha itu matanya jelalatan 😁😁😁

2023-01-13

0

Sayang❤

Sayang❤

lebayyyy.....

2022-09-30

0

lihat semua
Episodes
1 episode 01 melihat mu di sana
2 episode 02 kau begitu berubah
3 episode 03 dia berbohong
4 episode 4
5 episode 05
6 episode 06
7 episode 07
8 episode 08
9 episode 09
10 episode 10
11 episode 11
12 episode 12
13 episode 13
14 episode 14
15 episode 15
16 episode 16
17 episode 17
18 episode 18
19 episode 19
20 episode 20
21 episode 21
22 episode 22
23 episode 23
24 episode 24
25 episode 25
26 episode 26
27 episode 27
28 episode 28
29 episode 29
30 episode 30
31 episode 31
32 episode 32
33 episode 33
34 episode 34
35 episode 35
36 episode 36
37 episode 37
38 episode 38
39 episode 39
40 episode 40
41 episode 41
42 episode 42
43 episode 43
44 episode 44
45 episode 45
46 episode 46
47 episode 47
48 episode 48
49 episode 49
50 episode 50
51 episode 51
52 episode 52
53 episode 53
54 episode 54
55 episode 55
56 episode 56
57 episode 57
58 episode 58
59 episode 59
60 episode 60
61 episode 61
62 episode 62
63 episode 63
64 episode 64
65 episode 65
66 episode 66
67 episode 67
68 episode 68
69 episode 69
70 episode 70
71 episode 71
72 episode 72
73 episode 73
74 episode 74
75 episode 75
76 episode 76
77 episode 77
78 episode 78
79 episode 79
80 episode 80
81 episode 81
82 episode 82
83 episode 83
84 episode 84
85 episode 85
86 episode 86
87 episode 87
88 episode 88
89 episode 89
90 episode 90
91 episode 91
92 episode 92
93 episode 93
94 episode 94
95 episode 95
96 episode 96
97 episode 97
98 episode 98
99 episode 99
100 episode 100
101 episode 101
102 episode 102
103 episode 103
104 episode 104
105 episode 105
106 episode 106
107 episode 107
108 episode 108
109 episode 109
110 episode 110
111 episode 111
112 episode 112
113 episode 113
114 episode 114
115 episode 115
116 episode 116
117 episode 117
118 episode 118
119 episode 119
120 episode 120
121 episode 121
122 episode 122
123 episode 123
124 episode 124
125 episode 125
126 episode 126
127 episode 127
128 episode 128
129 episode 129
130 episode 130
131 episode 131
132 episode 132
133 episode 133
134 episode 134
135 episode 135
136 episode 136
137 episode 137
138 episode 138
139 episode 139
140 episode 140
141 episode 141
142 episode 142
143 episode 143
144 episode 144
145 episode 145
146 episode 146
147 episode 147
148 episode 148
149 episode 149
150 episode 150
151 episode 151
152 episode 152
153 episode 153
154 episode 154
155 episode 155
156 episode 156
157 episode 157
158 episode 158
159 episode 159
160 episode 160
161 episode 161
162 episode 162
163 episode 163
164 episode 164
165 episode 164
166 episode 165
167 episode 166
168 episode 167
169 TERIMA KASIH AUTHOR
Episodes

Updated 169 Episodes

1
episode 01 melihat mu di sana
2
episode 02 kau begitu berubah
3
episode 03 dia berbohong
4
episode 4
5
episode 05
6
episode 06
7
episode 07
8
episode 08
9
episode 09
10
episode 10
11
episode 11
12
episode 12
13
episode 13
14
episode 14
15
episode 15
16
episode 16
17
episode 17
18
episode 18
19
episode 19
20
episode 20
21
episode 21
22
episode 22
23
episode 23
24
episode 24
25
episode 25
26
episode 26
27
episode 27
28
episode 28
29
episode 29
30
episode 30
31
episode 31
32
episode 32
33
episode 33
34
episode 34
35
episode 35
36
episode 36
37
episode 37
38
episode 38
39
episode 39
40
episode 40
41
episode 41
42
episode 42
43
episode 43
44
episode 44
45
episode 45
46
episode 46
47
episode 47
48
episode 48
49
episode 49
50
episode 50
51
episode 51
52
episode 52
53
episode 53
54
episode 54
55
episode 55
56
episode 56
57
episode 57
58
episode 58
59
episode 59
60
episode 60
61
episode 61
62
episode 62
63
episode 63
64
episode 64
65
episode 65
66
episode 66
67
episode 67
68
episode 68
69
episode 69
70
episode 70
71
episode 71
72
episode 72
73
episode 73
74
episode 74
75
episode 75
76
episode 76
77
episode 77
78
episode 78
79
episode 79
80
episode 80
81
episode 81
82
episode 82
83
episode 83
84
episode 84
85
episode 85
86
episode 86
87
episode 87
88
episode 88
89
episode 89
90
episode 90
91
episode 91
92
episode 92
93
episode 93
94
episode 94
95
episode 95
96
episode 96
97
episode 97
98
episode 98
99
episode 99
100
episode 100
101
episode 101
102
episode 102
103
episode 103
104
episode 104
105
episode 105
106
episode 106
107
episode 107
108
episode 108
109
episode 109
110
episode 110
111
episode 111
112
episode 112
113
episode 113
114
episode 114
115
episode 115
116
episode 116
117
episode 117
118
episode 118
119
episode 119
120
episode 120
121
episode 121
122
episode 122
123
episode 123
124
episode 124
125
episode 125
126
episode 126
127
episode 127
128
episode 128
129
episode 129
130
episode 130
131
episode 131
132
episode 132
133
episode 133
134
episode 134
135
episode 135
136
episode 136
137
episode 137
138
episode 138
139
episode 139
140
episode 140
141
episode 141
142
episode 142
143
episode 143
144
episode 144
145
episode 145
146
episode 146
147
episode 147
148
episode 148
149
episode 149
150
episode 150
151
episode 151
152
episode 152
153
episode 153
154
episode 154
155
episode 155
156
episode 156
157
episode 157
158
episode 158
159
episode 159
160
episode 160
161
episode 161
162
episode 162
163
episode 163
164
episode 164
165
episode 164
166
episode 165
167
episode 166
168
episode 167
169
TERIMA KASIH AUTHOR

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!