ADDC 20

" Mas,apa tidak sebaiknya kalo mbak Vanessa kita bebaskan" ujar Jamilah.

" Tidak sayang! Dia sangat berbahaya" tolak Bramasta.

" Aku percaya Mas tidak mungkin mengkhianatiku.Kasihan dia Mas" kata Jamilah.

" Kamu terlalu baik sayang,kamu percaya aku tidak mengkhianatimu.Tapi,kamu tidak tahu bahwa Vanesa bisa saja menyakiti anak kita" ujar Bramasta dalam hati.

" Mas,kok malah diam sih" protes Jamilah.

" Baiklah,aku akan membebaskannya" kata Bramasta.

" Terima kasih Mas" ucap Jamilah.

Bramasta mengajak Jamilah ke lantai empat,lantai paling atas di rumahnya.Lantai yang hanya ada satu kamar tidur berdindingkan kaca tebal,satu ruangan khusus untuk Bramasta berolahraga dan sebuah kolam renang dengan rumput sintetis sebagai hiasan di lantainya.Bramasta menyulap tempat itu menjadi tempat yang indah,ada kursi panjang yang di kelilingi oleh bunga-bunga beraneka warna.

" Mas,ini indah sekali" seru Jamilah melihat pemandangan di hadapannya.Dia merasa sedang berada di tepi sebuah danau.

Bramasta memeluknya dari belakang," Kamu suka?" tanya Bramasta.

" Suka Mas" jawab Jamilah.

Bramasta membuka pintu yang ada di sana,lalu memperlihatkan isi ruangan itu pada Jamilah.

" Mas sering olahraga di sini?" tanya Jamilah.

" Iya" jawab Bramasta.

Mereka duduk di kursi panjang yang menghadap ke kolam.

" Kamu bisa berenang?" tanya Bramasta.

" Enggak" jawab Jamilah.

" Mau mas ajarin?" tanya Bramasta lagi.

" Aku sedang hamil Mas" ujar Jamilah manja.

" Ah...aku lupa sayang" ucap Bramasta.

Bramasta membuka seluruh pakaiannya,hanya menyisakan segitiga pengamannya saja.

Byur

Bramasta masuk ke dalam air kolam yang terasa segar,apalagi cuaca sore ini sangat gerah.Bramasta berenang kesana kemari dan sesekali memunculkan kepalanya di permukaan air.

" Sayang,sini" panggil Bramasta.

Jamilah berjalan menghampiri suaminya," Ada apa Mas?" tanya Jamilah.

" Duduk sini" titah Bramasta.

Jamilah patuh saja,selagi kondisi hati suaminya sedang bagus dan tidak marah-marah seperti biasa.Bramasta membuka pakaian istrinya dan membiarkan kacamata serta segitiga pengaman tetap melekat di tubuh Jamilah.

" Mas,nanti dilihat orang" ujar Jamilah.

" Siapa yang mau lihat?" Di sini hanya ada kita berdua sayang" kata Bramasta.

Bramasta mengangkat tubuh Jamilah dan mendudukkannya di tepi kolam dengan bagian pinggang sampai kaki terendam air kolam.

" Mas,nanti aku masuk angin" kata Jamilah.

" Tidak akan,sayang" balas Bramasta.

Bramasta kembali berenang dan meninggalkan Jamilah tetap duduk di tempatnya.

" Ahh...mas"

Bramasta menyusuri tubuh istrinya yang berada di dalam air.Sensasi baru yang dia berikan pada Jamilah.

" Mas,tadi kan sudah" ujar Jamilah saat Bramasta menyesap perutnya dan meninggalkan bekas merah di sana.

" Tadi di kasur sayang,sekarang disini.Jelas beda" kata Bramasta.

" Nanti kalo junior sakit,gimana?" tanya Jamilah.

" Tidak akan sakit,Mas akan melakukannya pelan-pelan" jawab Bramasta.

Jamilah hendak protes tapi Bramasta sudah membungkam mulutnya dengan ciuman yang sangat lembut,semakin lama semakin dalam.Jamilah membuka mulutnya agar Bramasta bisa dengan leluasa bersilat lidah di sana.

Tangan-tangan nakal pun mulai berkeliaran,meremas,meraba dan memainkan pucuk coklat bukit kenyal milik Jamilah.Bramasta membawa Jamilah masuk ke dalam air.

" Sshhhhh...mas...hhh" racaunya,merasakan jilatan di lehernya yang membuat tubuhnya merinding.Di tambah lagi dengan permainan tangan Bramasta yang sudah sedari tadi mengobrak-abrik liang kenikmatan miliknya.

" Aaahh...ahh...ahh..." racau Jamilah.

Bramasta sudah memompa tubuhnya dari belakang.Jamilah menghadap ke daratan dengan pinggiran kolam sebagai tumpuan tubuhnya.

" Mas...sakit" seru Jamilah,air mata sudah menetes di pipinya.

Bramasta pun menghentikan aksinya," Posisi ini berbahaya untuk junior" ujarnya.

Bramasta mengangkat tubuh Jamilah dan merebahkannya di tepi kolam.Rudalnya mulai menerobos masuk dan melakukan lagi pompaannya yang tadi sempat terjeda.

" Sakit?" tanya Bramasta tanpa berhenti.

" Enak Mas..hhh" jawab Jamilah.

Bramasta berhenti saat Jamilah sudah melakukan pelepasan,walaupun dia sendiri belum mendapatkannya.Dia takut jika terlalu lama memompa,akan menyakiti Junior yang usianya masih rentan.Bramasta memandangi wajah Jamilah dengan senyum mengembang.

" Mas belum dapat?" tanya Jamilah.

" Tidak apa-apa,yang penting sudah bertemu junior" jawab Bramasta.

Jamilah beringsut lalu menjeburkan diri ke kolam.Bramasta mengira Jamilah hendak bersih-bersih,ternyata dugaannya salah.Jamilah menarik Bramasta dan mendudukannya di tepi kolam,lalu dia memasukan milik Bramasta ke mulutnya.

" Sayang...kamu nakal" kata Bramasta.

Bramasta menengadah menatap langit sore dan membiarkan Jamilah menikmati lolipop miliknya.

" Lebih cepat sayang" pinta Bramasta sambil terus meracau.

Bramasta sudah tidak tahan,dia menekan kepala Jamilah sambil memaju mundurkan lolipopnya yang terasa sudah hampir meledak.

" Uuhhh...sa....yang...hhh" erang Bramasta ketika sampai di puncak kenikmatan.Sebuah cairan hangat menyembur di mulut Jamilah.

Hoeekk...Jamilah memuntahkan cairan yang terasa aneh menurutnya.Bukannya kasihan,Bramasta malah tertawa terpingkal-pingkal melihat tingkah istrinya.

" Naiklah,ini sudah mau maghrib.Tidak baik ibu hamil masih berada di luar rumah" kata Bramasta.

Jamilah naik lalu Bramasta mengajaknya masuk ke kamar.Jamilah dan Bramasta membersihkan diri di kamar itu.

" Baju siapa ini Mas?" tanya Jamilah.

Di dalam lemari itu banyak baju-baju perempuan dan semuanya masih baru.

" Baju milikmu sayang,Mas yang menyiapkannya.Karena ini adalah tempat favorit Mas,jadi kamu harus selalu berada di sisi mas" jawab Bramasta.

Setelah selesai mandi dan berpakaian mereka pun langsung beristirahat.Bramasta menonton tv yang ada di kamar itu,sedangkan Jamilah tidur di pangkuannya.

Di lantai bawah,

Semua pelayan sibuk mencari majikan mereka.Tidak ada yang tahu kemana majikan mereka pergi.

" Tari,bukankah kamu yang terakhir masuk ke kamar Tuan dan Nona?" tanya Alex.

" Iya Lex,tapi setelah itu aku sibuk mengurusi pekerjaanku" jawab Tari.

" Atau mungkin Tuan membawa Nona jalan-jalan keluar?" tanya Alex.

" Berapa hari kamu bekerja ikut Tuan? Hingga kamu tidak tahu bagaimana sifat Tuanmu itu" ejek Tari.

" Ya siapa tau aja Tuan sudah berubah" ujar Alex sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali.

" Aku sudah menelponnya,tapi ponselnya mati" kata Parjo.

" Kamu sudah kembali?" tanya Alex.

Parjo ditugaskan oleh Bramasta memindahkan Vanessa ke tempat lain,agar Jamilah menganggap kalau Bramasta sudah membebaskan Vanessa.

" Apa mungkin Tuan dan Nona ada di atas?" tanya Alex.

Parjo dan Tari menggeleng bersamaan.

" Tuan tidak pernah membawa siapa pun ke ruang pribadinya,tidak Kayla juga Vanesa.Aku saja bisa masuk kesana hanya untuk membersihkan ruangan itu" jawab Tari.

" Lalu,kemana mereka menghilang?" mereka pun bertanya-tanya.

Melihat di cctv tidak mungkin,karena hanya Bramasta,Jack dan Seno saja yang bisa masuk ke ruang monitor.

Semua menyebar,mencari ke setiap sudut di dalam maupun di luar ruangan rumah.Walau mustahil mencari orang di tengah gelapnya malam,di lahan yang begitu luas dengan rumah yang punya banyak kamar.Pelayan baru saja pernah tersesat karena tidak tahu jalan keluar.

Terpopuler

Comments

Lina Darmiati

Lina Darmiati

next thor mantap ceritanya jadi greget gimna gitu🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣

2022-01-04

1

sella surya amanda

sella surya amanda

lanjut kak

2022-01-04

1

Nova Herlinda

Nova Herlinda

enak ya jd istri sultan...... aku mau achhhh

2022-01-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!