" Apa pak,saya di pecat?" tanya Jamilah.
" Salah saya apa pak?" tanyanya lagi.
" Maaf Jamilah,ini sudah keputusan atasan,saya hanya menjalankan tugas saja" jawab manager kafe tempat Jamilah bekerja.
Jamilah keluar dari kafe dengan lesu,dia berjalan di bawah teriknya sinar matahari.
" Kalau aku dipecat,gimana aku bisa ngumpulin uang untuk bayar hutang Bang Jamal" gumam Jamilah.
Ciit...tiba-tiba sebuah mobil berhenti tepat di sampingnya.Beberapa orang turun lalu memaksa Jamilah untuk masuk ke dalam mobil.
" Kalian siapa?" tanya Jamilah sambil terus memberontak.
" Diam!" bentak salah satu dari mereka.
" Tolooooong" teriak Jamilah saat mobil itu melewati jalanan yang ramai.
Bugh
Salah satu dari mereka memukul tengkuk Jamilah hingga Jamilah pingsan.
" Kenapa kamu memukulnya,kalo bos tau kita bisa celaka" kata Supir.
" Lalu aku harus bagaimana,teriakannya bisa mengundang perhatian orang banyak dan itu sangat berbahaya" orang itu membela diri.
Jamilah pun membuka matanya secara perlahan dan betapa terkejutnya saat dia tau kalau dia sekarang sedang berada di sebuah kamar yang tampak mewah.
" Aku dimana?" tanya Jamilah sambil mengedarkan pandangannya ke setiap sudut kamar itu.
Pintu kamar terbuka,seorang pria tua masuk ke kamar itu sambil tersenyum manis bak gula jawa.
" Ternyata kamu sudah bangun,manis" ujar Pria tua itu,sebut saja namanya Roma.
" Kamu siapa?" tanya Jamilah.
Hahaha...Pria itu tertawa mendengar pertanyaan Jamilah.
" Aku calon suamimu" jawabnya.
Jamilah membulatkan matanya," Calon suami?" tanya Jamilah.
" Iya,apa Jamal tidak pernah menceritakan tentangku padamu.Jamal sudah menjualmu padaku dengan harga sepuluh milyar" jawab Roma.
Roma membuka pakaiannya lalu naik ke atas kasur.
" Kamu mau ngapain?" tanya Jamilah ketakutan.
" Mau ngapain?" Tentu saja mau bersenang-senang.Menikmati tubuhmu juga menjebol tembok pertahananmu" jawabnya.
" Aku mohon jangan,aku tidak mau" tolak Jamilah lalu beringsut hendak turun dari kasur.
" Tidak satupun yang boleh menolak keinginanku" kata Roma lalu merobek pakaian Jamilah.
Roma semakin menggila saat melihat tubuh polos Jamilah terpampang jelas di hadapannya.
" Jangan...Aku mohon ja...ngan...hiks" Jamilah memberontak sambil menangis.
Brak!!!
Pintu di buka dengan paksa.
Beberapa orang berpakaian rapi berwarna hitam masuk lalu menyeret paksa Roma.Jamilah menarik selimut lalu menutupi tubuhnya yang terbuka.
Bramasta masuk dengan gagahnya,lalu menghampiri Jamilah.
" Tuan..." ucap Jamilah lirih.
" Kamu tidak apa-apa?" tanya Bramasta dan Jamilah menggeleng.Air mata sudah membanjiri wajahnya.
Bramasta membuka jasnya lalu menutupi tubuh Jamilah.Bramasta menggendong tubuh Jamilah ala bridal style dan membawanya keluar dari kamar itu.
Anak buah Bramasta bingung melihat Bramasta yang mau bersentuhan dengan seorang wanita.Biasanya Bramasta sangat anti dengan satu makhluk yang bernama perempuan.
" Kita pulang" perintah Bramasta pada supirnya.
Tok
Tok
Tok
Ada yang mengetuk kaca mobil Bramasta.
" Bagaimana Bos?" tanya orang itu.
" Bawa ke markas" jawab Bramasta sekaligus perintah.
Supir langsung mengemudikan mobilnya menuju ke rumah Bramasta.Jamilah masih menangis dan sedih meratapi nasibnya.
" Bagaimana?" Apa Jamal sudah berhasil ditemukan?" tanya Bramasta pada anak buahnya yang duduk di samping supir.
" Belum Bos" jawabnya singkat.
" Bang Jamal jahat" gumam Jamilah.
Bramasta menoleh kearah Jamilah yang duduk sambil menunduk.
" Bang Jamal jahat" gumamnya lagi.
Hahaha...tiba-tiba Jamilah tertawa dengan sangat kencang.
" Dia kenapa bos?" tanya supir.
" Gak gila kan?" sambung anak buah Bramasta.
" Aku harus menemukan Bang Jamal" ujar Jamilah dengan suara berat dan sorot mata yang tajam.
" Kita ke rumah sakit" perintah Bramasta,dia takut kejiwaan Jamilah terguncang akibat kejadian yang terjadi padanya tadi.
" Baik Bos"
Mobil melaju dengan kecepatan sedang.Sesampainya di rumah sakit,Bramasta membawa Jamilah masuk ke ruang Dokter pribadinya.
" Apa dia gila?" tanya Bramasta setelah Dokter selesai memeriksa Jamilah.
" Dia hanya sedikit terguncang" jawab Dokter dengan singkat.
Jamilah sudah tertidur di brankar,Dokter menyuntikan obat penenang agar Jamilah bisa istirahat.
" Kamu tunggu dia di sini,aku harus bikin perhitungan sama tua bangka itu"
Bramasta keluar dari kamar rawat Jamilah lalu meminta supir untuk mengantarkannya ke markas.
...****************...
" Beri tahu aku,dimana Jamal?" tanya Jack sambil mencengkram leher Roma.
" Aku tidak tahu" jawab Roma.
Jack menyeringai lalu mengeluarkan pisau lipat berukuran kecil dari saku jaketnya.
" Katakan dimana Jamal atau aku potong sedikit demi sedikit burung empritmu itu" gertak Jack.
" Sebenarnya kalian ini siapa?" Kenapa ikut campur urusanku?" tanya Roma.
" Astaga,aku lupa" Jack menepuk keningnya seolah baru melewatkan sesuatu yang penting.
Plak!!!
Jack menampar pipi Roma sebagai tanda perkenalan."Perkenalkan,namaku Jack,Jack Martino"
Roma membulatkan matanya saat mendengar nama itu.Siapa yang tidak kenal nama Jack Martino,orang yang terkenal kejam dan brutal itu.
" Ke...kenapa Tuan menangkapku?" Apa salahku?" tanya Roma dengan suara bergetar dan tubuh gemetar.
" Karena kamu sudah berani menculik,menyekap bahkan menyentuh gadis milik Bramasta" jawab Jack.
" Aku tidak tau kalo gadis itu milik Tuan Bramasta.Aku membelinya dari Jamal dengan harga sepuluh milyard.Jamal mengatakan padaku jika gadis itu adalah adiknya" terang Roma.
" Aku tidak butuh penjelasan apapun darimu" kata Jack.
Pintu di buka dengan kasar.Bramasta masuk ke dalam ruangan itu dengan wajah merah karena menahan amarahnya.
Brak!!!
Bramasta menendang kursi kayu tempat Roma duduk dengan kondisi terikat.
" Ada apa Bram?" tanya Jack,dia tidak pernah melihat Bramasta semarah ini.
" Dia sudah membuat wanitaku gila" jawab Bramasta.
Bramasta menarik kerah baju Roma," Dimana Jamal?" tanyanya.
" Saya tidak tahu Tuan" jawab Roma ketakutan.
" Satu pertanyaan,jika tidak dijawab dengan benar sama dengan satu sayatan" kata Bramasta sambil mengeluarkan pisau lipat miliknya.
Wajah Roma berubah pucat,"Sungguh Tuan,saya tidak tau" kata Roma.
Cras...Aaaaaaaaaa....!!!
Satu sayatan mendarat di pipi Roma di diiringi teriakan dari Roma.
" Dimana Jamal?" tanyanya lagi.
" Bram lebih baik kamu urus Jamilah,dia sudah siuman.Tua bangka ini biar aku yang mengurusnya" kata Jack.
" Aku mau Jamal,bawa dia padaku.Hidup ataupun mati"
Bramasta keluar dari ruangan itu lalu melangkah menuju mobilnya.Bram merogoh ponsel di saku celananya dan melihat beberapa pesan yang masuk dan beberapa panggilan tak terjawab dari dokter yang bertugas merawat Jamilah.
" Kita kembali ke rumah sakit" perintah Bramasta pada supir.
" Baik Bos"
Supir pun melajukan mobilnya dengan kecepatan rendah,karena kondisi jalan yang tidak memungkinkan untuk ngebut.
" Besok buang mobil ini,lelet sekali" gerutu Bramasta.
" Cinta sih cinta Bos,tapi jangan gila" gumam Supir.
" Apa kamu bilang,gila?" seru Bramasta.
" Iya Bos,jalanan ini membuatku gila" jawab supir asal.
" Kamu benar,besok suruh anak buah kita mengecor jalan ini dan lapangan helikopterku harus diselesaikan secepatnya.Kalau tidak,kalian semua akan menanggung akibatnya" ancam Bramasta.
Sesampainya di jalan raya,barulah supir melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh.Jangankan warga biasa,petugas keamanan saja bisa menyingkir jika melihat mobil yang ditumpangi oleh Bramasta melintas di jalan.Jadi,dia tidak perlu takut akan terjadi kecelakaan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Sedang Sibuk
Sultan mah bebas, Anjaayy 🤭🤣🤣 Semangat terus thor 👍🏻
2022-03-03
1
Herlinatriyono 786
crazy rich dong si bramasta.kendaraan petugas aja nyingkir
2022-02-06
1
Sweet chicie💞
wah karya baru
2021-12-25
1