ADDC 11

Jamilah masih tertidur di kasurnya,Bramasta masuk ke kamar itu seraya tersenyum.Sungguh tidak pernah dia bayangkan sebelumnya,dia akan menikahi anak dari orang yang sudah menghancurkan hidupnya.Dendam yang dulu membara kini berubah jadi cinta,tapi Bramasta masih ragu dan malu untuk mengakuinya.

Di belainya rambut Jamilah,lalu perlahan dia mengecup kening istrinya itu.

" Tuan sudah datang" ujar Jamilah.

" Sekali lagi kamu memanggilku Tuan,maka jangan salahkan aku jika aku akan memberi hukuman padamu.Satu kata Tuan, satu ciuman atau satu ronde genjotan" kata Bramasta.

Jamilah menarik selimut lalu menutup tubuhnya hingga sebatas leher."Hukuman semacam apa itu,aku bahkan baru mendegarnya?" tanya Jamilah.

" Hukuman jenis baru,dan semoga saja kamu terus memanggilku Tuan,biar aku puas menghukummu" jawab Bramasta.

" Jadi,aku harus memanggilmu apa?" tanya Jamilah lagi.

" Terserah kamu saja" jawab Bramasta.

" Haruskah aku memanggilmu uncle,secara usiamu dua kali lipat dari usiaku" ujar Jamilah.

" Apa dengan secara tidak langsung,kamu mau menyebutku tua?" tanya Bramasta sambil menatap tajam mata Jamilah.

" Aku tidak bilang begitu" jawab Jamilah.

" Siapa yang membawamu ke kamar ini?" tanya Bramasta.

" Bik Lastri" jawab Jamilah.

" Pake itu" tambahnya sambil mengarahkan telunjuknya ke samping pintu,ada sebuah kursi roda di sana.

" Kursi roda punya Mama?" tanya Bramasta lagi dan Jamilah pun mengangguk.

Bramasta turun dari kasur lalu berjalan mendekati kursi roda dan menyingkirkan kursi roda itu dengan kasar.

" Jangan pernah kamu memakainya" kata Bramasta dengan nada sedikit tinggi.

" Maaf" ucap Jamilah.

Menyadari kesalahannya,Bramasta pun mendekati Jamilah.

" Bukan begitu maksudku,jika kamu mau aku bisa membelikanmu kursi roda yang lebih bagus dan lebih mahal dari itu.Bahkan kursi roda tercanggih sekali pun aku bisa membelinya" ujar Bramasta.

" Tapi,jangan pernah kamu memakai kursi roda itu,kursi roda pembawa sial" sambungnya dengan nada penuh emosi.

...****************...

Sepanjang perjalanan pulang,Jamilah dan Bramasta saling diam.Mereka hanyut dalam pikirannya masing-masing.Bramasta mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang.

" Tuan"

" Jamilah"

Ucap Bramasta dan Jamilah secara bersamaan.

" Kamu duluan" lagi-lagi mereka ngomong secara bersamaan.

Bramasta menepikan mobilnya,lalu membuka sabuk pengaman.Bramasta mencondongkan tubuhnya kearah Jamilah.

" Tuan mau ngapain?" tanya Jamilah.

" Dua Tuan,dua ciuman" kata Bramasta yang langsung menyesap bibir Jamilah.

" Mph..." Jamilah memukul pundak Bramasta karena kehabisan nafas.

" Astaga,Tuan...ups" Jamilah langsung menutup mulutnya tanpa berniat melanjutkan kalimatnya.

" Untung kita sedang di mobil,kalo saja kita sedang berada di kamar.Maka sepasang suami istri yang saling terbuka pun aku pastikan akan terjadi" ujar Bramasta.

" Aku kan lumpuh,mana bisa begituan" bantah Jamilah.

" Yang lumpuh kan kakimu,bukan sumur yang di kelilingi oleh hutan rimba" kata Bramasta absurd.

" Tuan" seru Jamilah dengan wajah memerah karena malu.

" Sepertinya kita harus ke hotel seberang sana,sayang" kata Bramasta sambil menyeringai.

" Engak-enggak,aku mau di rumah aja" kata Jamilah.

" Baiklah,kita akan melakukannya di rumah" ujar Bramasta yang langsung mengemudikan mobilnya tanpa memasang sabuk pengaman.

" Bukan begitu maksudku" kata Jamilah.

Bramasta hanya diam saja,tidak menanggapi ocehan Jamilah yang sibuk menjelaskan maksud omongannya tadi.Bramasta memarkirkan mobilnya di depan pintu,kemudian turun dari mobilnya.

" Selamat malam,Tuan" sapa Penjaga pintu utama.

" Apa yang lain sudah pergi?" tanya Bramasta.

" Sudah Tuan" jawab Penjaga.

Bramasta membuka pintu mobil Jamilah,lalu menggendongnya dan membawa ke kamar.

" Sayang" panggil Jamilah.

" Aku gak dengar" kata Bramasta.

" Mas" panggilnya lagi.

" Kamu pikir aku orang jawa" sahutnya.

" Abang" ucapnya lagi.

" Aku bukan abangmu" sahut Bramasta.

" Ardi" panggil Jamilah,memanggil nama yang paling tidak disukai oleh Bramasta

Bramasta menoleh dengan tatapan tajam dengan rahang yang mengeras.

" Kamu panggil aku apa? Ardi?" tanyanya.

" Bukankah Ardi itu namamu,Bramasta Ardi Mahendra" jawab Jamilah.

" Aku pikir kamu berbeda,ternyata kamu,ayahmu dan ibu tirimu itu sama saja" hardiknya lalu berjalan kaluar.

Bam!!!

Bramasta membanting pintu kamarnya dengan sangat kencang,membuat Jamilah dan seisi rumah itu terkejut.

" Sebenarnya apa yang membuat dia membenci setiap orang yang memanggilnya Ardi?" Jamilah bertanya pada diri sendiri.

Sampai tengah malam,Bramasta belum juga kembali.Jamilah berniat untuk ke kamar mandi,tapi kursi rodanya tertinggal di lantai bawah.

" Aku ngesot saja,toh tanganku masih bisa kugerakkan" gumam Jamilah.

Brug!!!

Jamilah menjatuhkan dirinya ke lantai,untung lantai beralaskan karpet yang cukup tebal sehingga Jamilah tidak terlalu merasakan sakit.Jamilah mengesot ke kamar mandi,selesai membuang hajatnya dia menuju lemari untuk mengganti pakaiannya yang basah dan kotor.

Sekuat tenaga Jamilah berusaha untuk berdiri,dengan tangan bertumpu pada kursi kecil di dekatnya.Tapi,berulang kali dia gagal dan terjatuh.

" Jamaaalll...tunggu pembalasanku" teriak Jamilah sambil menangis histeris.

Ceklek

Pintu terbuka,dua orang penjaga yang bertugas di depan pintu kamarnya berdiri di pintu.

" Nona,anda butuh bantuan?" tanya salah satu dari mereka.

" Aku tidak butuh kalian.Keluar!!!" usir Jamilah dengan wajah menyeramkan.

" Tapi Nona"

" Keluar!!!"

Penjaga itu langsung menutup pintunya,salah satu dari mereka berlari ke lantai bawah untuk menemui Bramasta yang sedang berada di kamar tamu.

Tok tok tok...penjaga itu mengetuk pintu.

" Tuan,Nona terjatuh" serunya.

Ceklek

Pintu kamar terbuka,Bramasta muncul hanya memakai celana pendek saja.

" Ada apa,malam-makam begini mengganggu tidurku?" tanya Bramasta.

" Nona Tuan,Nona terjatuh" jawab Penjaga itu.

Bramasta langsung berlari ke kamarnya yang ada di lantai dua.

" Sayang" panggilnya dengan pelan.

" Keluar!" usir Jamilah yang sedang menangis di dekat lemari.

" Ini aku" kata Bramasta.

" Aku tidak peduli kamu siapa,KELUAR" Jamilah menekankan kata-katanya.

Jamilah mendongak," Aku tidak butuh belas kasihan darimu,aku tidak butuh bantuanmu.Keluar atau aku yang akan pergi dari sini" ujar Jamilah yang langsung mengesot menuju kearah balkon.Kebetulan pintu balkon jarang sekali ditutup oleh Bramasta.

Jamilah meraih pagar pembatas agar bisa berdiri,Bramasta langsung berlari dan menarik tubuh Jamilah menjauh dari pagar pembatas.

" Jangan...jangan pernah lakukan itu" ujar Bramasta sambil memeluk tubuh Hamilah,mereka berdua terduduk di lantai.

" Lepas...lepaskan aku Bram.Biarkan aku mati,aku ingin mati...hiks" ucap Jamilah lirih.

Bramasta semakin mengeratkan pelukannya," Apa kamu juga mau meninggalkanku sama seperti Kayla?" tanya Bramasta.

" Aku bukan Kayla,tapi aku tidak pantas bersamamu.Aku cacat Bram,aku pantas mati dan kamu harus mencari wanita lain yang bisa membahagiakanmu,yang bisa kamu banggakan di depan teman-temanmu" ujar Jamilah.

" Aku tidak punya teman" sahut Bramasta lalu melepaskan pelukannya.

" Kamu adalah kebahagiaanku,kamu kebanggaanku.Tetaplah hidup untukku,hanya untukku" pinta Bramasta.

Jamilah menggeleng,emosinya sudah sedikit mereda.Jamilah menyadari kesalahannya karena sudah tidak sopan memanggil Bramasta dengan menyebut namanya saja.

" Maaf Tuan,aku tidak bisa" ucap Jamilah.

Bramasta berdiri dari duduknya,lalu berjalan ke pintu kamar," Baiklah jika itu maumu,pergi lah" kata Bramasta lalu membuka pintu kamarnya dan berdiri tegak di sampingnya.

Jamilah mengesot berusaha untuk sampai ke pintu kamar,tapi baru setengah perjalanan Bramasta membanting pintu itu lalu menguncinya.Bramasta mengangkat tubuh Jamilah dan menaruhnya di atas kasur.

Sret!

Bunyi kain yang dirobek dengan paksa.

Terpopuler

Comments

Patrish

Patrish

hukuman ya.... 🤭🤭

2022-03-07

1

Nova Herlinda

Nova Herlinda

pasti jamilah di hukum dechhhh

2022-01-03

1

Tantikputri 🧕

Tantikputri 🧕

aduh thour deg"gan pembaca... lanjutkan thour jngn di gantung gitu...🥲

2022-01-02

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!