Bramasta masuk ke kamar inap Jamilah,dia melihat Jamilah sedang duduk bersandar di brankarnya.Bramasta memasang wajah datarnya lalu menghampiri Jamilah.
" Apa hubungamu dengan tua bangka tadi?" tanya Bramasta pada Jamilah.
" Dia sama sepertimu,orang yang membeliku pada Jamal senilai sepuluh milyard" jawab Jamilah.
" Hemmm hebat juga si Jamal,bisa menjual satu adiknya pada dua orang sekaligus" kata Bramasta.
Jamilah diam membisu,tidak tahu harus mengatakan apa.
" Waktumu sisa beberapa hari dan aku tetap menunggumu" kata Bramasta lagi dan berlalu pergi.
" Tuan" panggil Jamilah sebelum Bramasta benar-benar pergi.
Bramasta menghentikan langkahnya," satu menit"
" Bagaimana jika saya tidak bisa membayar uang itu?" tanya Jamilah.
" Kamu tentu sudah tahu jawabannya" jawab Bramasta lalu keluar dari kamar itu.
" Bang Jamal"
" Bang Jamal"
Ucap Jamilah lirih dengan sorot mata tajam ke depan.
" Bang Jamaaaaaaalll!!!" teriak Jamilah sekencang-kencangnya,hingga para perawat berlari berhamburan masuk ke kamarnya.
" Beri obat penenang" perintah Dokter.
" Lepas!! Lepaskan saya" pinta Jamilah sambil memberontak.
" Tenang Nona" kata Dokter.
" Lepaskan saya Dok,saya harus pergi.Saya harus mencari Bang Jamal" pinta Jamilah lagi.
" Nona bisa mencari Bang Jamal besok,sekarang sudah malam.Nona harus istirahat" ujar Dokter sambil memberi kode pada suster untuk menyuntikkan obat penenang.
" Tapi,saya harus mencarinya sekarang Dokter" balas Jamilah.
" Besok saja ya,sekarang Nona lebih baik tidur" bujuk Dokter.
Perlahan tubuh Jamilah pun lemas kemudian matanya pun terpejam.
" Jangan lengah dan jangan sampai pasien kabur" pesan Dokter pada para suster.
" Emangnya dia siapa Dok?" tanya salah satu Perawat.
" Saya juga tidak tahu pasti,yang saya tahu gadis ini datang bersama Tuan Bramasta" jawab Dokter.
Wajah para suster mendadak tegang setelah mengetahui siapa Jamilah.
...****************...
" Bagaimana?" Apa kalian sudah menemukan Jamal?" tanya Bramasta.
" Belum bos.Dari informasi yang saya dapat,Jamal melarikan diri keluar kota" jawab anak buah Bramasta.
" Kerahkan semua anggota kita,aku mau Jamal hidup-hidup" titah Bramasta.
" Siap Bos" sahut anak buah Bramasta lalu pergi.
Bramasta menghisap rokoknya lalu mengepulkan asapnya ke udara.
" Akan aku apakan gadis itu?jika aku melepaskannya,aku takut akan ada Roma Roma yang lain.Jika aku membawanya ke rumah ini,apa kata dunia nanti.Lagipula yang salah adalah Jamal,bukan gadis itu" monolog Bramasta.
" Arghh..." Bramasta berteriak dan menjambak rambutnya sendiri.
" Kenapa aku mencemaskan gadis itu,toh dia bukan siapa-siapa" ocehnya.
Bramasta masuk ke dalam kamarnya lalu merebahkan tubuhnya di kasur dan mulai memejamkan matanya.
" Tuan...tolong aku"
Bramasta tersentak lalu terbangun dari tidurnya," Jamilah" seru Bramasta.
Kriing...
Ponsel milik Bramasta berdering,Jack yang menelponnya.
" Ada apa?" tanya Bramasta.
" Aku sedang di rumah sakit,Dokter bilang Jamilah berprilaku seperti orang gila,dia terus berteriak memanggil Jamal dan..." belum selesai Jack berbicara di seberang telpon,Bramasta memotongnya.
" Bawa dia pulang" perintah Bramasta.
" Pulang kemana?" tanya Jack.
" Haruskah aku menjelaskan dari A sampai Z padamu Jack" hardik Bramasta yang dengan sepihak memutuskan telpon dari Jack.
" Bertahun-tahun bekerja ikut denganku,kenapa masih bodoh juga" umpatnya.
Bramasta turun dari kasur,lalu keluar dari kamarnya.
" Parjo...Parjo" teriak Bramasta memanggil kepala pelayan di rumahnya.
" Saya Tuan" sahut Parjo dengan nafas tersengal.
" Suruh Parmi bersihkan kamar" perintah Bramasta.
" Di pagi buta begini,Parmi belum bangun Tuan" kata Parjo.
" Bangunkan!" Bila perlu siram pake ceramah bapakmu" kata Bramasta dengan kesal.
" Baik Tuan" kata Parjo patuh lalu melangkah menuju kamar Parmi.
" Dia pikir bapakku ustadz apa,disuruh ceramah" gerutu Parjo.
Tok tok tok...Parjo mengedor pintu kamar Parmi.
" Parmi,disuruh Tuan membersihkan kamar" teriak Parjo.
Ceklek...Parmi membuka pintu sambil mengucek matanya.
" Ada apa sih Parjo,ini baru jam tiga pagi.Ngapain Tuan suruh aku bersihkan kamar jam segini,ini pasti akal-akalan kamu aja kan" tuduh Parmi.
" Akal-akalan hidung lu pesek,kalo gak percaya lu dateng aja ke kamar Tuan dan lu tanya langsung" kata Parjo lalu pergi.
" Si Tuan ada-ada aja sih" oceh Parmi.
Parmi berjalan menuju kamar majikannya.
Tok tok tok...Parmi mengetuk pintu.
" Masuk" teriak Bramasta dari dalam kamar.
Parmi membuka pintu kamar dengan perlahan," Tuan memanggil saya?" tanya Parmi.
" Tolong bersihkan kamar ini,jangan ada kotoran atau debu sedikit pun" kata Bramasta.
Parmi mengkerutkan keningnya,tidak seperti biasanya Tuan Bramasta memintanya untuk merapikan kamar.
" Tumben-tumbenan Tuan meminta saya yang bersihkan kamar,biasanya kan Jack atau Parjo yang bersihkan" gumam Parmi.
Parmi mulai membersihkan kamar Bramasta,setelah selesai Parmi membawa sprei dan baju kotor keluar.
" Sudah Tuan" lapor Parmi pada Bramasta yang sedang duduk di ruang tengah.
" Hemmm" dehem Bramasta.
" Apa ada yang harus saya lakukan lagi Tuan?" tanya Parmi.
" Tidak" jawab Bramasta singkat.
" Kalo begitu saya permisi ke belakang Tuan" kara Parmi.
" Hemmm" lagi lagi Bramasta hanya mendehem.
Terdengar bunyi mobil memasuki pekarangan rumah Bramasta.Cepat-cepat Bramasta melangkahkan kakinya ke depan rumah.
" Nona sedang tidur di mobil,Dokter terpaksa menyuntikan obat penenang agar Nona berhenti berteriak" lapor Jack.
Supir membuka pintu mobil,lalu Bramasta mengendong Jamilah ala bridal style menuju kamarnya.
" Jack,aku gak salah lihatkan? itu beneran Tuan Bramasta kan?" tanya Parjo,karena setau Parjo Bramasta sangat alergi sama yang namanya perempuan.Bahkan asisten rumah tangga yang ada di rumah itu hanya Parmi saja yang perempuan.
" Semoga kehadiran Jamilah bisa merubah Tuan Bramasta juga kondisi rumah ini yang dingin seperti kutub utara" ujar Jack.
" Kamu benar Jack.Semoga saja kehadiran Nona bisa meruntuhkan gunung es yang sudah lama membeku" balas Parjo.
" Jack" panggil Bramasta dari lantai dua.
" Butuh sesuatu?" tanya Jack.
" Naik" perintah Bramasta.
Jack berjalan menaiki anak tangga," Ada apa?" tanyanya lagi.
" Bawa gadis itu ke rumahmu,karena siang ini Papa akan datang ke rumah ini" titah Bramasta.
" What?" Sudah gila kamu.Kalo Ibuku salah paham dan menyuruhku untuk menikah dengan gadis itu,gimana.Kamu mau gadis itu aku nikahi,enggak kan" elak Jack.
" Aku harus gimana dong?" tanya Bramasta bingung.
" Kenapa bingung sih,bilang aja terus terang sama Tuan Besar,siapa gadis itu" jawab Jack.
" Gila!" Ogah" kata Bramasta.
Jack menggelengkan kepalanya,bingung melihat tingkah Bramasta.
" Parjo,sini" panggil Jack.
Parjo berjalan mendekati Jack dan Bramasta." Ada apa Jack?" tanya Parjo.
" Kamu bawa Nona ke rumah belakang,jaga ketat dan jangan sampai dia keluar.Jika dia keluar dan bertemu Tuan Besar,suruh dia mengaku kalo dia pembantu baru di rumah ini" jawab Jack.
Bramasta membulatkan matanya mendengar jawaban Jack,sedangkan Jack dengan santai berjalan menuruni tangga.
" Dasar Muna,cinta tapi gengsi" gumam Jack lalu masuk ke dalam mobilnya dan pergi dari sana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Patrish
yen berani ngomongnya yang keras Jack... 😄😄😄
2022-03-07
1
Sedang Sibuk
Astaga, Scene ini bikin sakit perut 🤣🤣 Ya allah ngakak anjaayy, Bawahan tukang lawak, Atasan lebih lawak 🤣
2022-03-03
1
Sedang Sibuk
Ya allah ngakak 🤣🤣🤣
2022-03-03
1