ADDC 7

Acara pernikahan digelar di dalam kamar rawat inap Jamilah, dan Jamal sebagai kakak kandung Jamilah yang menjadi walinya.Para saksi dan beberapa tamu pilihan juga hadir disana.

Selesai ijab kabul,Jamal langsung pergi.Dia takut jika anak buah Bramasta akan menangkapnya dan menghajarnya habis-habisan.

" Kenapa kalian biarkan dia pergi?" tanya Bramasta.

" Biarkan dia menikmati masa bebasnya Bram,kamu pikirkan saja Jamilah yang mulai sekarang sudah menjadi istrimu" jawab Tuan Farhan.

Bramasta menatap wajah Jamilah yang terlihat makin kurus,rahangnya mengeras tatkala ingat semua perlakuan Jamal pada Jamilah.Semua tamu dan para saksi sudah pergi,yang tinggal hanya Seno dan beberapa anak buah yang berjaga di sekitaran rumah sakit.

" Gadis bodoh,bangunlah.Apa kamu tidak mau melihat wajah suamimu yang sangat tampan ini?" Bramasta mulai membeo.

" Oh ayolah,jangan biarkan aku selingkuh dihari pertama pernikahan kita,itu sangat-sangat tidak lucu.Tapi,kalo kamu tidak bangun juga ,aku akan benar-benar selingkuh.Kamu tahukan jika banyak wanita yang dengan senang hati menjadi pendampingku" ocehnya.

Tubuh Jamilah tiba-tiba kejang,Bramasta panik.

" Seno,panggil Dokter!" perintahnya.

" Jamilah,kamu kenapa?" Aku menyuruhmu bangun,bukan menyuruhmu mati" ujar Bramasta.

" Permisi Tuan,izinkan saya untuk memeriksanya" kata Dokter.

Mata Bramasta membola saat melihat Dokter itu.

" Aku mau Dokter perempuan" seru Bramasta.

" Tuan,pake Dokter yang ini dulu.Pikirkan keadaan Nona" kata Seno.

" Dok,kondisi pasien menurun" teriak suster.

" Lakukan!" perintah Bramasta.

Dokter dan Suster berusaha menyelamatkan Jamilah.Bramasta harus rela menunggu di luar karena permintaan dari Dokter.

" Tuan,tenanglah.Saya yakin,Nona akan baik-baik saja" hibur Seno.

Pintu terbuka,Bramasta langsung menyerbu Dokter dengan berbagai macam pertanyaan." Bagaimana keadaan istri saya Dok,apa dia baik-baik saja? Apa dia sudah sadar? jangan bilang kalo gadis itu tidak tertolong" tanyanya.

" Dia baik-baik saja,teruslah mengajaknya berkomunikasi.Sepertinya istri anda mulai merespon kita" jawab Dokter.

Bramasta masuk ke dalam kamar dan duduk kembali di samping brankar Jamilah.

" Dasar pemalas,bisanya cuma tiduran saja.Suami mana yang akan betah dengan istri bau dan jelek.Sebulan hanya tidur,tidak mandi,tidak bersolek,tidak melayani suami dengan baik.Sepertinya aku memang harus mencari wanita lain" oceh Bramasta kemudian beranjak dari duduknya dan berjalan kearah luar.

" Carilah wanita yang menurutmu lebih baik dariku,Tuan.Toh bukan inginku menikah denganmu"

Bramasta menghentikan langkahnya tatkala mendengar penuturan lirih dari arah brankar Jamilah.Dia memutar tubuhnya dan betapa terkejutnya dia saat melihat Jamilah sudah bangun dari tidur panjangnya.

" Kamu sudah bangun?" tanya Bramasta.

" Senoooo" teriak Bramasta.

" Jangan berteriak,ini bukan hutan" kata Jamilah.

Seno masuk ke kamar itu,lalu membungkuk.

" Saya senang melihat Nona sudah sadar" ucap Seno pada Jamilah.

" Apa kamu juga senang melihat aku yang cacat ini?" tanya Jamilah.

" Maaf Nona" hanya itu yang keluar dari mulut Seno.

" Kamu tau kalo Nona sudah sadar,Seno?" tanya Bramasta dan Seno pun mengangguk.

" Tau Tuan dan Dokter juga mengatakan kalo Nona sudah boleh pulang Tuan" jawab Seno.

" Telpon Parmi,suruh dia membersihkan kamar" titah Bramasta.

" Baik Tuan" kata Seno.

Seno keluar dari kamar itu,lalu melaksanakan perintah majikannya.

" Aku bermimpi,jika aku sudah menikah denganmu Tuan" ujar Jamilah.

" Itu bukan mimpi,tapi kenyataan" kata Bramasta.

" Kenapa Tuan mau menikah dengan saya?" Apa karena sekarang saya cacat,sehingga Tuan bisa melampiaskan amarah dan dendam Tuan?" tanya Jamilah.

" Jika kamu sudah tau jawabannya,kenapa harus bertanya" jawab Bramasta.

Jamilah menundukkan kepalanya,sungguh nasib telah mempermainkan hidupnya.Kenapa harus dia yang membayar semua kesalahan yang dulu dilakukan oleh kedua orang tuanya.

" Bersiaplah,kita pulang sekarang.Aku tidak suka rumah sakit" ujar Bramasta dengan datar lalu beranjak pergi.

" Kenapa masih Kau biarkan aku hidup,kenapa tidak Kau ambil saja nyawaku Tuhan...hiks"

Tidak lama setelah Bramasta pergi,Dokter dan dua orang suster masuk ke dalam kamar itu,Seno membuntutinya dari belakang sambil mendorong kursi roda.

...****************...

" Siapa nama Tuan?" tanya Jamilah saat Seno mendorong kursi rodanya menuju mobil yang ada di parkiran.

" Panggil saja saya Seno,Nona" jawab Seno.

" Tuan Seno,apa Tuan Bramasta akan menyiksaku hingga aku mati?" tanya Jamilah lagi.

" Cukup panggil Seno saja Nona,jangan pake Tuan" kata Seno.

" Baiklah Seno,sekarang jawab pertanyaanku" pinta Jamilah.

" Tuan Bram tidak mungkin menyiksa Nona,Tuan sangat mencintai Nona.Apa Nona tau,selama Nona terbaring koma,Tuan selalu di samping Nona.Selalu mengajak Nona bicara,selalu menemani Nona.Bahkan untuk semua kegiatannya Tuan lakukan di kamar rawat inap Nona" Seno menjelaskan.

Jamilah terdiam mendengar penjelasan dari Seno,berarti suara yang selama ini dia dengar adalah suara Bramasta.Suara yang selalu masuk ke alam bawah sadarnya.

" Seno,apa tentang pernikahan kami itu benar atau hanya mimpiku saja?" tanya Jamilah.

" Benar Nona,bahkan Jamal sendiri yang menjadi wali nikah Nona" jawab Seno.

Jamilah ingin bertanya lebih banyak lagi,tapi dia urungkan niatnya karena sudah sampai ke mobil.

" Tuan Bramasta tidak ada di mobil,apa dia sudah pulang" bathin Jamilah.

" Seno,kenapa kita tidak masuk ke mobil?" Cuaca sangat panas" tanya Jamilah.

" Maaf Nona,saya tidak berani menyentuh Nona Kita tunggu Tuan Bram saja,dia sedang menebus obat milik Nona" jawab Seno.

Tidak berselang lama,Bramasta datang ke parkiran diikuti oleh seorang suster.Seno membukakan pintu untuk Bramasta dan Jamilah.Dengan santai,Bramasta menggendong Jamilah dan mendudukkannya di bangku belakang.

" Duduklah di samping Seno" perintah Bramasta pada Suster itu.

" Kenapa suster ikut kita pulang?" tanya Jamilah.

" Karena aku tidak punya waktu untuk mengurusi semua kebutuhanmu" jawab Bramasta sambil memainkan ponselnya dan menelpon seseorang.

" Aku pulang,tunggu aku di rumah" ujarnya pada seseorang di seberang telpon,lalu memutuskan panggilannya.

" Suster,lakukan tugasmu dengan baik.Aku tidak mau ada kesalahan sedikit pun" kata Bramasta.

" Baik Tuan" kata Suster itu.

Seno menghentikan mobilnya di depan pintu utama.Suster turun dari mobil dan menurunkan barang-barang miliknya.Seno menurunkan kursi roda lalu menaruhnya di samping pintu.Bramasta menggendong Jamilah,tanpa meletakkannya di kursi roda.Semua pelayan yang menyambut kedatangan Tuan dan Nona mereka pun membungkuk hormat.

" Tuan" lirih Jamilah.

" Diamlah atau aku akan meletakkanmu di lantai" ujar Bramasta yang dengan santai berjalan menaiki tangga dan menuju kamarnya yang ada di lantai dua.

Seno dan suster mengikuti kedua majikannya itu dari belakang.Bramasta berhenti di depan pintu kamarnya,lalu menoleh kearah Seno.

" Tunjukan letak kamar Suster Meta,aku mau istirahat" titah Bramasta.

" Baik Tuan" sahut Seno dan Suster yang bernama Meta bersamaan.

Seno membukakan pintu kamar untuk Bramasta,kemudian menutupnya kembali setelah majikannya masuk ke dalam kamar.Setelah itu,dia menunjukkan kamar untuk Suster Meta.

Terpopuler

Comments

Nova Herlinda

Nova Herlinda

😀😀😀😀😀😁😁😁😁kamu lucu dech bram

2022-01-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!