ADDC 17

Hoeekk

Hoeekk

Jamilah memuntahkan semua isi perutnya.Sejak pagi tadi tubuhnya terasa lemah dan perutnya terasa seperti diaduk-aduk.Sudah dua minggu semenjak kepergiannya,Bramasta tidak pulang.Ingin rasanya menghubunginya melalu telpon,tapi Bramasta melarangnya.

" Kepalaku pusing" rintih Jamilah sambil memegangi kepalanya.

Ceklek

Pintu kamar terbuka,Tari terkejut saat melihat Jamilah berjalan sempoyongan.

" Nona kenapa? Apa Nona sakit? Wajah Nona sangat pucat?" tanya Tari.

" Kepalaku sangat pusing,Tari.Perutku juga rasanya seperti diaduk-aduk" jawab Jamilah.

" Mungkin Nona salah makan" tebak Tari.

" Entahlah,tidak biasanya aku seperti ini" ujar Jamilah.

" Atau karena kemaren Nona terlalu banyak makan yang pedas-pedas,hingga lambung Nona sakit" kata Tari.

" Bisa jadi" balas Jamilah.

Jamilah merebahkan tubuhnya di kasur,pusing di kepalanya semakin terasa menyiksa.

" Saya bikinkan air jahe hangat ya Nona" tawar Tari.

" Baiklah,cepat!.Aku sudah tidak tahan"

Tari keluar dari kamar itu.Sebelum membuat air jahe hangat,terlebih dulu di mencari orang kepercayaan Bramasta yang tinggal di rumah ini.

" Ada apa Tari,kenapa terlihat panik begitu?" tanya Alex.

" Kapan terakhir Tuan menghubungimu?" Tari balik bertanya.

" Dua hari yang lalu" jawab Alex.

" Jika nanti Tuan menghubungimu,katakan pada Tuan kalau Nona sedang sakit.Jangankan untuk berjalan,mengangkat kepalanya saja Nona tidak sanggup" lapor Tari.

" Gawat,bisa-bisa Bos marah.Tunjukan padaku dimana Nona,aku akan menghubunginya sekarang" seru Alex.

Sebelum menelpon bosnya,Alex terlebih dulu mengirim pesan singkat pada Bramasta,menanyakan tentang sibuk atau tidak Bosnya itu.

Pesan terkirim,tapi centang satu.Itu berarti ponsel Bramasta sedang tidak aktif.

Tari mengajak Alek ke kamar Jamilah untuk melihat sendiri keadaan Jamilah.Alex berdiri tegak di pintu,tidak berani masuk hingga ke dalam.Tari membantu Jamilah untuk meminum jahe hangatnya,tapi baru terminum sedikit,Jamilah kembali muntah.

" Maaf Tari" ucap Jamilah lemah,muntahnya mengenai pakaian tari.

" Tidak masalah Nona" balas Tari.

" Kita bawa saja Nona ke rumah sakit" saran Alex

" Aku tidak berani,Bos bisa marah" sahut Tari.

Alex dan Tari pun dilanda bingung.

" Aku di rumah saja,kalian pergilah.Aku tidak apa-apa" lirih Jamilah.

" Alex,tetaplah berdiri di situ.Aku akan mengganti pakaianku sebentar" titah Tari,lalu pergi secepat kilat.

" Jika Tuanmu menghubungimu dan bertanya tentang aku,katakan padanya.Jangan hiraukan aku,aku baik-baik saja" pesan Jamilah.

" Tapi,Nona,anda sedang tidak baik-baik saja" ujar Alex.

" Aku baik-baik saja,Lex" balas Jamilah dengan wajah sedih.

Tari kembali ke kamar itu bersama seorang Dokter.

" Maaf Nona,saya terpaksa memanggilnya.Kesehatan Nona lebih penting" ujar Tari.

" Bagaimana jika Tuan marah?" tanya Jamilah.

" Saya yang akan menanggungnya" jawab Alex dan Tari secara bersamaan.

Dokter mengeluarkan peralatan yang dia bawa,lalu mulai melakukan pemeriksaan.Setelah selesai,Dokter mengemasi barang-barangnya.Dokter menyiapkan beberapa macam obat untuk diminum oleh Jamilah.

" Saya sakit apa Dok?" tanya Tari.

Dokter tersenyum," Anda tidak sakit" jawabnya.

" Jika saya tidak sakit,untuk apa obat ini anda berikan pada saya?" tanya Jamilah lagi.

" Ini bukan obat,tapi vitamin untuk ibu hamil" jawab Dokter.

" Selamat Nona,anda tengah mengandung.Usia kehamilan anda memasuki empat minggu.Pusing dan muntah yang anda alami adalah hal biasa yang terjadi diawal kehamilan" ujar Dokter.

" Selamat Nona,Tuan pasti sangat berbahagia mendengar berita bagus ini" ucap Tari.

Alex mengantarkan Dokter itu hingga ke depan pintu utama.

" Apa kamu yakin,Tuan akan senang jika mengetahui saya sedang hamil?" tanya Jamilah.

" Tentu saja Nona,Tuan pasti sangat bahagia" jawab Tari dengan wajah yang berbinar.

Wajah Jamilah berubah murung,Tari mengerti apa yang ada dalam pikiran Jamilah.

" Nona,saya mengenal Tuan sudah sejak lama.Tuan memang keras dan kejam,tapi sebenarnya dia orang baik.Mungkin dia tidak seromantis para suami di luaran sana,tapi percayalah,Tuan sangat-sangat mencintai Nona" tutur Tari.

" Aku tahu" kata Jamilah.

" Aku hanya merasa jadi istri yang tidak dianggap,Tari.Dia pergi tanpa pamit dan tidak pernah menghubungiku.Dia juga melarangku untuk menghubunginya.Salahkah jika aku beranggapan,kalau dia punya wanita lain dan sekarang mereka sedang bersama" curhat Jamilah.

" Tuan bukan orang yang seperti itu Nona.Tuan sangat menjunjung tinggi sebuah kesetiaan.Nona jangan berpikiran macam-macam,pikirkan saja kehamilan Nona" bantah Tari.

" Sekarang Nona istirahat,saya akan bikinkan Nona bubur untuk makan siang" kata Tari.

...****************...

" Pergi dari kamarku!" usir Bramasta pada sosok perempuan yang selalu mengganggunya saat dia sedang berada di negara ini.

" Bram,aku mencintaimu,masih mencintaimu.Bertahun-tahun aku menunggumu dan setelah bertemu kamu malah mengusirku" ujar Vanessa.

" Cinta? Ciih...!" Kamu hanya gila pada hartaku saja Vanes,bukan padaku" cibir Bramasta.

Vanesa mencondongkan tubuhnya,hingga bagian dada Vanes menyembul keluar.

" Cih...dasar murahan" gumam Bramasta.

" Ayolah Bram,apa kau tidak merindukanku.Sudah lama kita tidak mandi keringat bersama" desak Vanesa dengan nada menggoda.

Vanesa meliukkan tubuhnya,mencoba menggoda Bramasta.Dada berukuran besar dengan balutan baju yang sangat ketat,kancing sengaja di buka agar memperlihatkan separuh isinya.Rok pendek di atas lutut bahkan nyaris menunjukan isi dalamnya yang berbalut kain berwarna merah.

Vanesa bergoyang sambil memainkan dadanya dan menggigit bibir bagian bawahnya.

Bramasta nampak menikmati pemandangan di depannya,membuat Vanesa semakin semangat menggoda Bramasta.Kekasih yang dulu sangat menggilainya,kekasih semasa kuliah yang selalu memuja keseksian tubuhnya.

" Apa sudah selesai?" tanya Bramasta dengan nada dingin.

Vanesa langsung berhenti dan memandang wajah Bramasta."Apa maksudmu?" tanyanya.

" Berapa tahun kita tidak bertemu?" tanya Bramasta.

" Sekitar sepuluh tahunan" jawab Vanesa.

" Selama sepuluh tahun,sudah berapa ribu pria hidung belang yang keluar masuk menikmati lubang harammu itu?" sindir Bramasta.

Wajah Vanessa berubah merah karena menahan marah juga malu.

" Kamu berlenggak-lenggok seperti itu,menunjukkan setiap inci bagian tubuhmu.Apa tidak malu?" Bahkan rudalku saja bersembunyi dan tertunduk malu,sedikit pun dia tidak berdiri dan tidak berselera pada tubuhmu" kata Bramasta.

" Bram,kamu..." emosi Vanesa memuncak.

" Oya satu hal yang perlu kamu tahu Vanessa,istriku lebih cantik darimu,lebih seksi darimu,lebih manis darimu,dan yang penting dia punya rasa malu.Sudah empat bulan kami menikah,tapi dia masih membuang wajahnya tersipu malu jika aku sedang memandangi wajah ayunya.Dia tidak perlu menghabiskan waktu untuk meliuk seperti tadi,melihat ujung rambutnya saja,rudalku memberontak dan sudah berdiri dengan tegak" tutur Bramasta.

" Wanitaku,wanita terhormat.Bukan gadis murahan yang menjajakan diri dengan murah seperti menjual gorengan" sambungnya.

Vanesa menyambar tasnya di sofa lalu keluar sambil membanting pintu dengan kencang.

" Ah...aku jadi merindukan putri maluku" gumam Bramasta.

Bramasta menghubungi Jack,lalu menanyakan kapan mereka pulang.Setelah selesai menelpon,wajahnya pun murung karena dia harus berlama-lama lagi di negara ini.

" Jamilah,aku merindukanmu" lirih Bramasta sambil memandang foto Jamilah di ponselnya.Foto yang dia ambil diam-diam sewaktu awal mereka bertemu dulu.

Terpopuler

Comments

Nova Herlinda

Nova Herlinda

akhirnya kamu hamil jamilah... tokcer juga ya bram

2022-01-03

1

Tantikputri 🧕

Tantikputri 🧕

lanjut kk author...

2022-01-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!