ADDC 4

Bramasta berjalan mondar-mandir di kamarnya,memikirkan jawaban apa yang tepat jika nanti Papanya bertanya tentang Jamilah.

" Tuan,apa Tuan tidak pusing.Sedari tadi berjalan mondar-mandir seperti setrikaan" kata Jamilah.

Bramasta menoleh kearah kasur dan Jamilah sedang duduk di kasurnya.

" Apa yang kamu rasakan,apa ada yang sakit?" tanya Bramasta.

" Aku hanya sedikit pusing karena melihat Tuan berjalan mondar mandir" jawab Jamilah lalu turun dari kasur.

" Kamu mau kemana?" tanya Bramasta saat Jamilah turun dari kasurnya.

" Hari sudah siang,aku harus pergi" jawab Jamilah.

" Jangan" cegah Bramasta.

" Emmm...maksudku di bawah ada Orang tuaku,jangan sampai dia melihatmu" ralat Bramasta.

" Tuan tenang saja,tidak usah khawatir.Percayakan ini padaku" kata Jamilah.

Jamilah mengambil keranjang baju kotor lalu membawanya keluar dari kamar.Di ruang tamu semua pelayan yang ada di rumah ini sudah berbari beraturan dengan seorang lelaki paruh baya sedang memberi wejangan.

" Hei...kamu" panggil Papa Bramasta.

" Saya Tuan" tunjuk Jamilah pada dirinya sendiri.

" Iya kamu,sini"

Jamilah berjalan menghampiri Papa Bramasta," Ada apa Tuan?" tanya Jamilah.

" Kamu laki-laki atau perempuan?" Papa Bramasta balik bertanya.

" Perempuan,Tuan" jawab Jamilah sedikit bingung.

" Bagus"

" Apa tugas kamu di sini?" tanyanya.

" Saya pekerja yang datang pagi dan pulang setelah pekerjaan selesai" jawab Jamilah.

Papa Bramasta mengamati Jamilah dari ujung kaki hingga ujung kepala.

" Panggil Bramasta" perintahnya.

" Aku disini Pa" kata Bramasta dari ujung tangga.

Bramasta berjalan menuruni tangga dengan gagahnya,melirik sekilas pada Jamilah saat dia melewati Jamilah.

" Kapan?" tanya Papa Bramasta.

" Kita bahas ini lain kali Pa" pinta Bramasta.

" Jack" panggil Papa Bramasta.

" Saya,Tuan besar" sahut Jack.

" Bawa Jamilah dan pergi dari sini,bawa mereka jauh dan jangan sampai Bramasta menemukannya" perintah Papa Bramasta.

" Baik Tuan" kata Jack patuh.

Bramasta tidak bisa berbuat apa-apa,dia tidak bisa mencegah Jack.

" Permisi Tuan" pamit Jamilah sambil menundukkan tubuhnya pada Bramasta dan Papanya.

" Parmi,untuk sementara kamu tinggal di rumah saya.Kamu Jamilah,kamu akan saya antarkan pulang ke rumahmu" tutur Jack.

" Baik Tuan" kata Parmi dan Jamilah bersamaan.

Jamilah turun dari mobil Jack,setelah itu Jack meneruskan kembali perjalanannya.

" Tuan,kenapa Jamilah tidak Tuan bawa ke rumah Tuan? Bagaimana kalo ada orang yang berniat jahat?" tanya Parmi.

" Bukan urusanku" jawab Jack singkat.

Jack melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh,tidak butuh waktu lama dia sudah sampai di rumahnya.

" Pagi Mom" sapa Parmi pada Mama Jack yang sedang menyiram tanaman.

" Parmi,sini" kata Mama Elita.

" Cantik banget bunganya Mom" ujar Parmi.

" Harus dong" balas Mama Elita.

" Ada Farhan ya?" tanya Mama Elita.

" Ya seperti biasa Mom" jawab Parmi.

Farhan adalah nama Papa Bramasta.

" Sampai kapan sih pertikaian antara ayah dan anak itu usai.Mommy jadi bosan" oceh Mama Elita

" Pertikaian itu akan berakhir jika Bram menikah Mom" Jack menimpali.

" Bisa ngomong gitu.Trus kamu sendiri kapan mau menikah?" tanya Mama Elita.

" Please deh Mom,kan Jack sudah pernah mengatakan soal ini sebelumnya" jawab Jack.

" Oke lah kalo begitu,terserah kamu saja" kata Mama Elita.

\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*

Jamilah membuka pintu rumahnya dengan perlahan,lalu masuk ke dalamnya dengan langkah gontai.

" Kenapa pulang?" Bukankah seharusnya kamu sedang bersenang-senang dengan Roma" tanya Jamal dari sofa.

Jamilah menoleh kearah sofa dan emosinya pun meledak saat melihat Jamal sedang memainkan game di ponselnya.

" Kenapa harus aku yang menjadi pelunas hutangmu Bang,kenapa tidak nyawa Abang saja yang abang jaminkan pada mereka?" tanya Jamilah berapi-api.

" Jaga bicaramu,Jamilah. Ini semua aku lakukan demi kamu dan juga kedua orang tua kita" hardik Jamal.

" Demi aku,Abang bilang.Demi apa Bang,demi tercapainya semua keinginan abang yang pemalas tapi ingin hidup enak,iya?" cecar Jamilah.

Plak!!

Jamal menampar pipi Jamilah hingga sudut bibir Jamilah terluka dan mengeluarkan darah.

" Apa salahnya aku memintamu untuk membalas semua kebaikanku selama ini,hah?" Aku capek hidup miskin,Jamilah.Aku di kejar-kejar oleh anak buah Tuan Gara yang setiap hari menagih hutang yang ditinggalkan oleh kedua orang tua kita.Apa kamu tau soal itu,enggak kan?" serang Jamal.

" Tapi tidak dengan cara menjualku pada Roma atau pun Bramasta Bang" teriak Jamilah sambil menangis.

" Jangan banyak bicara,sekarang kamu ikut Abang" ajak Jamal sambil menarik tangan Jamilah keluar dari rumahnya.

" Kita mau kemana Bang?" tanya Jamilah.

Jamal menghentikan langkahnya,lalu memandang wajah adiknya itu.

" Kamu tidak mau abang jual kan.Kalo begitu,kamu harus bersedia melunasi semua hutang Ayah" jawab Jamal.

" Maksud Abang?" tanya Jamilah lagi.

" Hanya ada satu jalan untuk melunasi hutang ayah,kamu harus bersedia menikah dengan Tuan Gara.Urusan Bramasta biar abang yang selesaikan" jawab Jamal.

" Jamilah gak mau Bang" tolak Jamilah.

Plak plak!

Jamal kembali menampar Jamilah.

" Hiks...Abang jahat,Abang hanya memikirkan diri abang sendiri.Abang gak pernah memikirkan nasib Jamilah kedepannya seperti apa.Abang egois" kata Jamilah disela-sela tangisannya.

" Terserah kamu mau bilang apa,aku gak peduli.Yang penting sekarang kamu menikah dengan Tuan Gara,dengan begitu semua hutang lunas dan aku bisa hidup bebas" kata Jamal.

Jamal mendorong paksa Jamilah untuk masuk ke mobilnya,setelah itu dia mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju ke kediaman Tuan Gara.

Jamilah menarik tangan Jamal yang sedang menyetir,hingga mobil pun menjadi oleng.

" Apa yang kamu lakukan,kita bisa mati" teriak Jamal sambil berusaha menepiskan tangan Jamilah.

" Lebih baik mati daripada hidup seperti bola,tidak ada kepastian dan hanya menjadi pelampiasan manusia-manusia serakah seperti Abang" balas Jamilah.

"Aaaaaaa...." teriak Jamal.

Brak!!

Mobil yang dikendarai oleh Jamal pun menabrak pohon yang ada di tepi jalan.Jamilah melihat sekelilingnya berubah menjadi gelap secara perlahan.Darah segar mengalir dari dahinya.

" Tuhan,jangan bangunkan aku lagi.Aku ingin tidur untuk selamanya" pinta Jamilah kemudian matanya pun tertutup.

Jamal dengan susah payah berusaha tetap sadar dan mencoba keluar dari mobilnya yang ringsek di bagian depan.Tanpa belas kasihan,dia kabur dari lokasi kejadian dan meninggalkan Jamilah sendiri.

Lokasi kecelakaan sudah ramai,tim medis dan beberapa aparat sudah berada disana.Mereka berusaha mengeluarkan tubuh Jamilah yang terhimpit oleh mobil yang ringsek.Para reporter menayangkan secara langsung kejadian ini.Setelah berhasil dikeluarkan,Jamilah langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat.

" Biarkan aku mati" ucap Jamilah lirih.

" Nona tetaplah sadar" pinta tim medis.

Tim medis mengecek kondisi Jamilah yang baru sadar dari pingsan.

" Bramasta" ucap Jamilah lalu kembali tidak sadarkan diri.

Terpopuler

Comments

Patrish

Patrish

mati sama Bramastya..??? 🤔🤔🤔🤔

2022-03-07

1

Sedang Sibuk

Sedang Sibuk

Cie, Pengen mati kok sebut sebut nama Bramasta 🤭 Ya gak jadi matilah 🤣🤣

2022-03-03

1

Sedang Sibuk

Sedang Sibuk

Cewe pun ngelawak, Kimbek 🤣🤣

2022-03-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!