" Apakah tentang Faiha? " tanya mama kemudian
Ahmad mengangguk dan menceritakan kabar Faiha yang diperoleh dari Yunus barusan.
Saat di rasa yang sedang ditunggu tak kunjung menampakkan diri, papa yang menunggu di meja makan akhirnya menyusul ke kamar Ahmad,
Mama mengangguk dan mengerti perasaan anaknya. Papa yang sedari tadi berdiri dan mendengar semua yang dikatakan Ahmad kepada mamanya tiba tiba bersuara
" Bagaimana kalau besok kita melamar Faiha?" ucap Papa mengagetkan Ahmad dan mamanya yang tak menyadari kehadiran papa.
" Faiha masih ingin melanjutkan sekolah pa, aku mau menunggunya sampai dia lulus dulu " ucap Ahmad
" Tapi Nak, kamu tau kan Faiha itu gimana? Dia gak mau pacaran jadi kalau ada lelaki yang serius suka dengannya pasti langsung mengajaknya menikah. Kalau kamu kalah cepat melamarnya Faiha bakal di lamar orang duluan " ucap Papa
Ahmad memikirkan apa yang dikatakan papanya, tentang lamaran Irvan yang tiba tiba dan tak menutup kemungkinan ada Irvan Irvan berikutnya yang bakal melamar Faiha.
" Biarkan pa, Aku akan melupakannya karna ini hanya akan menimbulkan zina pikiran karna memikirkannya akan menambah dosaku saja " ucap Ahmad menyadari pikirannya yang salah
" Jika dia jodohku, dia akan datang dengan cara yang menakjubkan atas ijin Allah " ucap Ahamd kemudian.
Ahmad bertekad menjauhkan pikirannya dan melupakan perasaannya dan meninggalkan ingatan tentang Faiha, Dia akan Fokus membantu papanya mengelola perusahannya.
" Ya sudah kalau itu sudah jadi keputusanmu, Mama hanya bisa berdoa smoga Allah meridhoi setiap langkahmu nak" ucap mama
"Aamiin " ucap Papa dan Ahmad mengaminkan
" Ya udah, yuk pa makan dulu... Ahmad udah makan katanya " ucap mama
Mama dan Papa meninggalkan kamar Ahmad .
Ahmad merebahkan tubuhnya untuk beristirahat.
.
.
Faiha yang mendapat nilai sepuluh terbaik di sekolahnya dulu diterima di sekolah SMK favorit di kota sesuai keinginanya. Faiha tinggal bersama pak Dhe dan bu Dhe nya. Fia sahabat Faiha di terima juga di sekolah yang sama. Fia ngekost di samping sekolah. Yunus beda sekolah tapi sekolah mereka hanya bersebrangan jalan saja. Yunus selalu pulang pergi menggunakan motornya.
.
Sudah dua malam ini Faiha tinggal bersama pak Dhe dan bu Dhenya, Faiha selalu bangun sebelum subuh melakukan kebiasaannya ketika di rumah, sholat malam, dzikir baca Al Qur'an sampai Subuh datang. Setelah sholat subuh Faiha belajar lima belas menit dan menyiapkan kebutuhan yang akan di bawanya ke sekolah. Faiha juga membantu bu Dhe sekedar menyapu dan mencuci piring sebelum bersiap Faiha mandi dan sarapan terlebih dulu.
" Pak Dhe, Fai berangkat sekolah njih" ucap Faiha sambil mencim punggung tangan pak Dhe yang duduk di teras menikmati teh hangat buatan bu Dhe
" Ya Nduk, hati hati " ucap pak Dhe
" Njih pak Dhe, Assalamu'alaikum..." ucap Faiha. kemudian berpamitan kepada bu Dhe yang sedang di dapur.
Faiha berangkat dengan sepeda onthel, hanya butuh waktu lima menit perjalanan dari rumah pak Dhe dan sekolahnya.
Faiha belum begitu mengenal teman temannya. Faiha memilih masuk kelas setelah memarkirkan sepeda miliknya. Sampai di kelas, dia memilih duduk di kursi depan meja guru yang masih kosong karena teman kelasnya belum ada yang datang.
Faiha duduk sambil membaca buku yang dibawanya. Buku tentang manajemen bisnis yang di pinjamnya dari perpustakaan umum di dekat rumah pak Dhe yang kemarin dia kunjungi. Saat asyik dengan bukunya tiba tiba....
" Hai...Boleh saya duduk di sini? "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments