Maudi menatap Angela dan mulai mengangkat suara. “Ada hal yang harus di laporkan, tapi sebelum itu bisakah yang tidak berkepentingan untuk pergi meninggalkan ruangan ini?” Ucap Maudi dengan angkuh sembari mencibir Angela.
“Kenapa tidak kau bicarakan langsung saja?” Sahut Angela yang tau maksud dan tujuan dari Maudi. “Ck, hanya ketua sekretaris saja berlagak seperti bos besar,” umpat Angela di dalam hatinya.
“Karena ini tidak ada sangkut pautnya dengan mu,” tutur Maudi dengan penuh penekanan.
“Aku tidak akan ikut campur, hanya mendengarkan saja.”
“Ini bersifat pribadi.”
“Benarkah?” ujar Angela yang tak ingin keluar dari ruangan itu, dia sangat penasaran apa yang akan di katakan oleh Maudi.
“Ya begitulah, sebaiknya kau mengerjakan pekerjaan yang lain saja.”
“Lebih baik aku di sini saja, siapa tau kalian membutuhkan saran atau bantuan ku,” jawab Angela yang tersenyum indah menghiasi wajahnya yang terlihat sangat cantik.
“Ada apa dengan kedua orang itu? Ck, membuang waktuku saja,” batin Ayu yang tersenyum miring. Dia hanya melihat interaksi dari kedua wanita itu tanpa ikut campur karena menurutnya sangat tidak berguna. Dia Kembali menatap Angela dengan seksama dari atas hingga bawah, mengingat jika dia adalah seorang Manager, karyawan di bawahan Farhan.
“Aku adalah Manager di sini, kau boleh membicarakannya tanpa aku harus pergi. Bukankah begitu. Tuan.” Jawab Angela yang tersenyum sembari menoleh ke samping menatap pria tampan di sebelahnya. Melihat kedekatan keluarga Hendrawan dengan wanita itu membuatnya mendapatkan posisi yang di idam-idamkan oleh semua orang dengan sangat mudah.
Maudi menatap Angela dengan tajam. “Bukankah sudah aku katakan jika ini tidak ada hubungannya denganmu,” ucap Maudi yang berusaha untuk tetap tenang.
Farhan hanya mengangguk pelan. “Sebaiknya kau pergi, biarkan ketua sekretaris menyampaikan laporannya.” Jawaban dari sang atasan membuat Angela sangat tidak senang, dia terpaksa keluar dari ruangan itu. Dia melewati Maudi dan melemparkan tatapan sinis sedangkan yang di tatap tengah tersenyum kemenangan. Maudi tersenyum tipis, saat dia melihat dengan jelas bagaimana ekspresi di wajah rivalnya itu. "*A*ku sangat puas dengan ini, langkah keduaku adalah memecat sekretaris baru ini,” rencana Maudi yang terpikirkan di benaknya.
Farhan tidak menghiraukan dan tidak ambil pusing dengan kejadian yang ada di hadapannya, pandangan yang terus melihat penampilan Ayu yang sangat kotor.
“Apa yang terjadi kepadanya? Dan kemana dia pergi hingga bajunya sangat kotor?” Lirih pelannya.
“Kenapa dia menatapku begitu? Ingin rasanya aku mencongkel mata itu,” gumam Ayu yang melihat penampilannya yang jauh dari kesan rapi dan juga bersih.
“Begini Tuan, aku ingin membuat laporan jika Ayu datang terlambat hari ini. Jika dia tidak mendapatkan hukuman, maka karyawan lain juga akan melakukan hal yang sama dan datang terlambat merupakan contoh yang sangat buruk, lebih baik karyawan yang seperti sekretaris baru ini sebaiknya langsung di pecat.“ Kata Maudi dengan penuh percaya diri, tapi dia tidak tau jika Farhan telah memberi Ayu izin lewat telfon.
Ayu memutarkan kedua bola matanya dengan jengah sambil menghela nafas dengan kasar. “Aku juga ingin membuat laporan dan meminta keadilan dari Tuan Farhan Hendrawan yang terhormat,” tutur Ayu dengan nada penuh penekanan.
“Katakan,” sahut Farhan yang seolah-olah menjadi hakim dalam sidang keputusan dari kedua wanita yang ada di hadapannya.
“Saya juga ingin meminta keadilan mengenai apa yang terjadi semalam,” balas Ayu yang tersenyum tipis.
Farhan tau apa yang terjadi semalam, dia membiarkan Ayu untuk menjelaskan secara rinci apa yang sebenarnya terjadi. Sementara Maudi tersentak kaget saat mendengar penuturan Ayu yang membahas kejadian semalam. “Sial, wanita ini mempunyai kartu As untuk melawanku,” batin Maudi yang mengepalkan kedua tangannya.
“Jelaskan!”
“Begini Tuan, jika ketua sekretaris selalu mempersulit ku dalam hal bekerja. Tapi aku tidak mempermasalahkan mengenai itu dan tetap diam, hanya saja ketua sekretaris yang terhormat ini telah mengerjai aku. Ketua sekretaris mengatakan memberikan ku pekerjaan tambahan setelah menyelesaikan pekerjaan yang dia berikan saat siang hari, dan memintaku menunggu di kantor dengan alasan melihat kinerja saat bekerja. Tapi ketua sekretaris tidak datang bahkan hampir dua jam saya menunggu di kantor, aku kembali menghubunginya dan dia mengatakan sedang dalam perjalanan. Setelah aku mencari informasi, dia sedang ada di rumah dan tidak bergerak sedikitpun,” jelas Ayu yang mengungkapkan kejadian sebenarnya.
Farhan sedikit terkejut mengenai kejadian apa yang di alami oleh Ayu dan melihat sang tersangka. “Apa benar begitu?” Tanya Farhan tegas.
“Dia berbohong, Tuan! Demi menutupi kesalahannya dia bahkan mengarang cerita dan menjelek-jelekan aku,” ucap Maudi yang membela dirinya.
“Aku sudah meminta izin dan aku tidak berbohong,” tukas Ayu. Farhan terdiam dan mencermati permasalahan yang di hadapi oleh kedua wanita itu.
“Apa kau mempunyai bukti, jika aku bersalah?” Tanya Maudi yang tersenyum simpul sembari melipat kedua tangan di depan dadanya.
“Tentu saja aku mempunyai bukti.” Ayu mengeluarkan ponselnya dan menyerahkan kepada Farhan, sebuah rekaman suara saat Ayu menelfon Maudi dan juga menyerahkan bukti lokasi yang di berikan hacker kepadanya. Sebuah bukti yang membuat Maudi tak berkutik, karena keadaannya berbanding terbalik dengan apa yang dia pikirkan, keadaan tersudut membuatnya tetap kekeuh. “Bisa saja kau merencanakan semua ini hanya untuk mencemarkan nama baikku.” elaknya.
“Semua bukti ada di depan mata, kau tidak akan bisa mengelak lagi KETUA SEKRETARIS.” Ayu tersenyum miring, jauh di lubuk hatinya yang tertawa saat melihat ketua sekretaris yang masih saja mengelak dari bukti yang ada.
Farhan kembali menyerahkan ponsel kepada sang pemiliknya, dengan cepat mengembalikan ekspresinya yang dingin. “Aku sudah mendengar dan memberikan kesimpulan dari ini, bahwa Ayu tidak bersalah karena dia telah meminta izin dariku. Dan aku sungguh tak menyangka, jika kau telah melakukan hal seperti ini kepada Ayu. Apa kau terus mengelak dari kebenaran?” Tutur Farhan dengan raut wajah dingin menatap Maudi dengan tajam.
“Ta-tapi, Tuan!”
Dengan cepat Farhan mengangkat tangannya untuk mengkode Maudi agar tidak melanjutkan bicaranya. “Aku tidak ingin mendengar apapun, sekarang minta maaflah kepada Ayu atau aku akan memecatmu secara tidak terhormat. Di sini kaulah yang bersalah!”
“Semua ini karena wanita kampung itu,
Dia juga sangat cerdik. Aku tidak menyangka jika dia merekam semua yang kami obrolkan,” batin Maudi yang kembali meremas kedua tangannya sembari menatap Ayu.
“Aku sangat yakin jika dia sedang merutuki ku, terlihat jelas di wajah angkuhnya itu,” gumam Ayu di dalam hatinya. Perhatiannya teralihkan saat menatap Farhan yang sangat bijaksana. Dia kaget saat mendengar pembelaan yang di lakukan oleh pria tampan itu, bahkan pria itu juga membelanya tanpa perhitungan apapun. Di mata Ayu, Farhan meninggalkan kesan baik dan menjadi nilai plus.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 294 Episodes
Comments
Hartin Marlin ahmad
rasakan kamu gak bisa berkomentar lagi
2022-07-13
1
Yusni Ruri
😂😂👍👍👍
2022-05-18
1
kholifah ifah
Ayu simpati pada Farhan dan akhirnya buncin🤣
2022-05-14
1