Bima datang ke acara untuk menggantikan posisi Tirta, kakeknya Ayu yang tidak bisa hadir karena kondisinya yang sedang kurang baik. Mereka tidak tahu, jika Tirta adalah kakek Ayu yang di kenal sebagai ahli bisnis yang mendominasikan pasar komersial, kekayaan yang tidak akan habis dalam tujuh turunan. Tapi melihat gaya Ayu yang sangat sederhana dan tidak ingin hidup mewah, banyak yang mengira jika Ayu hanyalah seorang gadis miskin yang sangat beruntung karena di jodohkan dengan pebisnis muda, tampan, dan mapan seperti Farhan.
Ayu keluar dari persembunyiannya setelah memeriksa keadaan yang sekiranya aman.
"Ehem." Suara deheman membuatnya menoleh ke asal suara. Sungguh tak di duga, jika sang pelaku yang berusaha dia hindari ada di belakangnya.
"Kamu ada di sini?" Tanyanya yang tercengir kuda.
"Ternyata aku tidak salah, kenapa Nona berusaha menjauhiku?" Tanya Bima yang menatap nona mudanya dengan ekspresi datar.
"Kau membuatku terkejut, itu sebabnya aku menghindar."
"Kenapa Nona memakai pakaian sederhana di acara pesta, aku akan mengirimkan beberapa gaun milik anda. Bagaimana?" Tawar Bima.
"Itu tidak perlu, pergilah dari sini dan berpura-puralah kalau kita tidak saling mengenal."
"Kenapa Nona sepertinya menutupi kenyataan?" Tanya Bima yang menautkan kedua alisnya sembari menatap Ayu.
"Ck, sudah aku katakan dan jangan tanya alasannya. Jangan sampai kau membongkar identitas ku kepada semua orang, dan pergilah dari sini," ucap Ayu yang mengusir Bima karena sedikit kesal.
"Baiklah Nona, saya pergi dulu dan jaga diri anda baik-baik." Ayu menatap kepergian Bima dan bisa bernafas lega dan kembali bergabung di acara itu sebelum orang lain curiga jika dia adalah cucu seorang Tirta, sang pemilik perusahaan Galaxy Grup. Semenjak Tirta pensiun dari pekerjaannya, tidak ada lagi yang mendengar kabarnya. Tapi semua orang tau, jika Tirta mempunyai seorang cucu perempuan yang sekarang sedang berkeliling dunia. Pernyataan simpang siur dari orang lain membuat Ayu tidak menghiraukan hal itu, dia tidak ingin terbebani dengan kabar burung yang beredar.
Ayu berjalan dan kembali ke acara itu, dia sedikit terganggu karena semua mata menoleh ke arahnya. Begitupun dengan Bima yang tersenyum samar saat melihat nonanya yang sangat cantik menggunakan pakaian yang sangat sederhana itu.
"Nona terlihat cantik, walaupun dia mengenakan baju sederhana," gumamnya. Sesuai titah Ayu, Bima tidak mengatakan apapun dan tidak membongkar identitasnya kepada semua orang.
Ayu kembali duduk di kursi dan melanjutkan makan cemilan yang tersedia, tidak menghiraukan yang lainnya. "Lebih baik aku makan saja, urusan perut adalah yang paling utama." Gumam Ayu semangat.
Baru saja Ayu menyuapi cemilan di mulut, tatapan matanya tak sengaja melihat Vanya bersama dengan teman-temannya berjalan mendekat. "Oh ya ampun, ada apa dengan mereka yang selalu menganggu ketentraman hidupku!" Lirih Ayu yang tampak kesal.
"Aku sudah mencari mu sedari tadi," ucap Vanya yang membuat Ayu mengerutkan kedua alisnya. "Mencariku?"
"Benar, apakah kami boleh duduk di sini?" Tutur Vanya.
"Ya terserah kau saja, jika pun aku larang kau akan tetap duduk." Jawab Ayu yang acuh tak acuh dan kembali menyuapi mulutnya dengan cemilan di atas piring.
Vanya, Jenni, dan Clara ada di meja yang sama dengan Ayu tanpa malu sedikitpun. Mereka menyeruput minuman yang tersedia di atas meja, hingga mereka sangat bersemangat saat melihat Bima yang berjalan mendekat. "Bukankah pria itu adalah asisten dari pemilik perusahaan Galaxy Grup?" Ucap Jenni yang sangat bersemangat.
"Iya, itu memang benar," sahut Ayu dengan enteng.
"Tapi bagaimana kau tau?" tanya Vanya dengan tatapan menyelidik.
"Hanya menebaknya saja," jawab Ayu asal.
Bima yang hendak mendekat itu terhenti saat melihat kode mata nona nya yang melarang ikut bergabung, karena dia tidak ingin Bima keceplosan dan mengatakannya identitas nya kepada semua orang. "Jika sampai pria itu kesini, maka aku akan mencekik lehernya itu," batin Ayu yang menatap Bima dengan tajam.
Senyum di wajah Jenni dan Clara pudar saat Bima berjalan ke lain arah menjauh dari mereka, melihat kekecewaan yang terlihat jelas membuat Ayu tersenyum tipis.
"Kau tahu, aku mengenal dan juga berbincang dengan cucu perempuan dari pemilik Galaxy Grup." Tutur Vanya yang menyombongkan dirinya.
"Wah, kau sangat beruntung sekali!?" seru Clara.
"Tentu saja."
"Kapan aku berbincang dengannya? **I**ni kali pertama aku berbicara dengan wanita ini," gumam Ayu di dalam hati. "Benarkah?" Sela Ayu yang tertawa terpingkal-pingkal karena tak bisa menahan tawanya nya.
"Tentu saja, kenapa kamu tertawa?" Sahut Vanya heran.
"Kau ini lucu sekali," ucap Ayu di sela-sela tawanya.
"Kenapa dia tertawa begitu? apa dia tahu jika aku tidak pernah menemui cucu dari pemilik Galaxy Grup." Batin Vanya yang panik, seketika dia memulihkan wajah paniknya menjadi lebih tenang. "Aku sangat yakin jika gadis kampung itu tidak mengetahui apapun." Gumam Vanya membatin yang menyangkal praduganya.
"Berhentilah tertawa, aku rasa tidak ada yang lucu sama sekali." Cetus Jeni.
"Sepertinya dia mengalami gangguan jiwa," ujar Clara yang menebak-nebak.
"Aku? Mengalami gangguan jiwa? Bukan aku tapi kalian yang harus ke psikiater terutama teman kalian itu," ucap Ayu yang menunjuk Vanya yang menahan kesal.
"Sial, wanita kampung itu telah berani menunjukku, aku akan membuat perhitungan nanti," batin Vanya yang menatap rivalnya dengan tersenyum tipis.
"Aku sangat senang bisa melihat secara langsung wajah kesal mereka," batin Ayu yang tersenyum bahagia.
Ayu merasa ada sedikit kejanggalan, karena sedari tadi dia merasakan jika ada yang mengawasinya. Dia menyusuri pandangannya menatap seluruh ruangan itu dan menemukan sang pelaku yang sedari tadi menatapnya.
"Ck, ternyata aku benar, ada yang menatapku. Sepertinya dia penasaran dan juga tak menyangka jika aku mahir memainkan piano." Lirih pelan Ayu yang tersenyum simpul.
Farhan selalu saja menatap seorang wanita yang akan di jodohkan dengannya dan sangat tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. "Permainan pianonya sangatlah indah, bahkan lebih indah dari permainan piano Vanya." Ucap pelan Farhan yang sangat mengagumi Ayu.
Ayu melihat jam di layar ponselnya. "Ini sudah malam, sebaiknya aku pulang saja. Tidak ada hal menarik di acara ini," Monolognya yang melangkahkan kaki keluar dari tempat itu. Baru saja dia ingin melangkah keluar tapi di cegat oleh seseorang, Ayu mendengus kesal dan menatap pelakunya yang tak adalah Farhan.
Pria tampan yang di kenal arogan itu menatap wanita cantik di hadapannya, "oh ya tuhan, aku sangat ingin ketenangan. Kenapa semua orang tiba-tiba membuat aku kesal saja! tadi trio ubur-ubur dan sekarang pria arogan, apa aku mempunyai kesalahan di kehidupan sebelumnya?" batin Ayu yang menjerit kesal.
"Kenapa kau tiba-tiba di hadapanku? Membuat aku terkejut saja," gerutu Ayu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 294 Episodes
Comments
Memyr 67
ternyata, trio ubur ubur itu vanya dan antek anteknya
2022-09-02
1
Hartin Marlin ahmad
sepertinya Farhan mulai ada perasaan kepada Ayu tapi di dalam hati rasa penasaran tentang kehidupan Ayu
2022-07-13
1
Thayati
bukan trio kwek kwek yaaa🤭😁
2022-05-25
1