Walaupun Ayu telah melompat untuk menyelamatkan seekor anjing liar itu, tetap saja kaki anjing itu terluka. Dia sangat sedih melihatnya dan berniat untuk memeriksanya ke dokter hewan. “Sayang sekali kakimu terluka, tapi tenang saja, aku akan menyembuhkanmu,” ucapnya sembari mengelus anjing itu.
Di saat ingin pergi untuk memeriksa seekor anjing, dia melihat jam yang melingkar di tangannya. “Bagaimana ini? Aku tidak mempunyai banyak waktu,” batin Ayu. Dengan cepat dia mengeluarkan ponsel dan mencari nama kontak yang tertera di layar ponselnya untuk menghubungi seseorang yaitu Farhan, sang atasan.
“Halo.”
“Ada apa menelfonku?”
“Aku akan sedikit terlambat untuk datang ke kantor dan aku menghubungimu untuk meminta izin.”
“Memangnya kau mau kemana?”
“Itu adalah urusanku, kau hanya menyetujui nya saja.”
“Ck, itu bukan kantor nenek moyangmu.”
“Aku tau itu, hanya saja ini keadaan mendesak. Izinkan aku, ku mohon!”
“Hem, baiklah.”
“Terima kasih banyak, aku akan menutup telfonnya. Semoga harimu menyenangkan!”
Farhan mematikan sambungan telefon sembari menggeleng-gelengkan kepalanya. “Dasar gadis aneh,” gumamnya yang tersenyum tipis.
Ayu sangat senang dan tersenyum bahagia karena bisa meminta izin. “Kau dengar itu? Dia telah memberiku izin untuk mengantarmu untuk di periksa. Aku akan menamaimu Bulbul,” ucap Ayu yang tersenyum tulus. Dia melangkahkan kaki meninggalkan tempat itu menuju klinik hewan.
Ayu bergegas pergi ke kantor setelah membawa Bulbul untuk di periksa dan juga menitipkannya. Di pinggir jalan Ayu berusaha untuk mencegat taksi, dia melihat jam yang melingkar di tangannya. “Sebentar lagi jam sebelas siang,” gumamnya yang terus mencegat taksi.
Taksi berhenti di hadapannya, dengan cepat Ayu membuka pintu mobil dan bergegas masuk ke dalam. “Jalankan mobilnya, Pak.”
“Baik Non.”
Setibanya Ayu ke kantor, dengan cepat dia masuk ke ruangan tanpa mempedulikan tatapan dari semua orang yang menatapnya. Maudi melihat hal itu menjadi sangat emosional dan menghampiri Ayu yang tengah bersiap-siap untuk mengerjakan pekerjaan yang sempat tertunda.
Lagi dan lagi Maudi menggebrakkan meja tepat di hadapan Ayu yang sangat terkejut, dia mendongakkan kepalanya menatap sang pelaku. “Apa tanganmu itu tidak sakit? Selalu saja menggebrak meja dengan kasar,” ucap Ayu mengatur laju jantung berdetak karena sangat kaget.
“Berani sekali kau datang terlambat, ini bukan kantormu yang pergi dan datang sesuka hatimu,” ketus Maudi dengan tatapan tajamnya.
“Hanya itu? Kau menggebrak meja kerja hanya mengatakan itu saja?” jawab Ayu yang mendelik kesal.
“Kau terlambat dan masih dengan santainya untuk menjawab?” Tutur Maudi.
“Aku sudah meminta izin dan pergilah, aku ingin menyelesaikan pekerjaan ku dulu,” sahut Ayu dengan santai karena dia telah meminta izin dari Farhan.
Maudi kesal mendengar ucapan Ayu, memegang tangan wanita itu dan menyeretnya dengan kasar menuju ruangan CEO yang di duduki oleh Farhan untuk meminta keadilan. “Hei, lepaskan tanganku. Kenapa kau sangat kasar sekali?” tukas Ayu yang berusaha melepaskan cengkraman dari tangan Maudi.
“Aku akan mendisiplinkan mu dengan mengatakan hal ini kepada tuan Farhan,” ucap Maudi yang terus menyeret Ayu dengan kasar.
“Apa kesalahanku kali ini? Bahkan aku telah meminta izin darinya, kenapa kau selalu saja ikut campur,” cetus Ayu yang berusaha melepaskan cengkraman tangan dari ketua sekretaris.
“Aku akan meminta keadilan karena kamu datang terlambat,” jawab Maudi membuat Ayu tersenyum smirk. “Ini saat yang pas untuk membongkar kejadian yang aku alami di kantor semalam,” batinnya.
Tibalah mereka di depan pintu ruangan tempat Farhan bekerja, Maudi dengan cepat merapikan rambut, baju dengan tersenyum malu-malu, dan tak lupa cermin kecil yang selalu dia bawa kemana-mana. Ayu memerhatikan setiap tindakan dari ketua sekretaris yang tersipu malu.
“T**erlihat jelas jika dia menyukai Farhan,” batin Ayu tersenyum miring.
“Sempurna,” gumam Maudi dan mengetuk pintu dengan sangat lembut. Sedangkan Penampilan Ayu sangatlah kotor, saat dia menyelamatkan seekor anjing liar. Terlihat pakaian yang terkena lumpur dan dia tidak peduli akan penampilannya yang tidak menarik, sangat berbanding terbalik dengan Maudi.
“Oho, aku tau kenapa dia selalu menyusahkan aku. Karena akulah wanita yang akan di jodohkan dengan pria itu, apa kesalahanku di masa lalu? Hingga terjebak dengan orang-orang seperti mereka,” batin Ayu yang melirik Maudi dengan sinis.
Suara ketukan pintu membuat seseorang di dalam sana mengalihkan perhatiannya. “Masuk.” Suara yang membuat Maudi tersenyum dan meng-handle pintu masuk setelah mendapat izin dari Farhan.
Maudi mendorong tubuh Ayu yang hampir saja terjatuh, untung saja dia berpegangan di meja kerja milik sang atasan.
“Ada Apa? Kenapa kau mendorongnya?” Tanya Farhan yang menatap ketua sekretaris.
“Maafkan saya Tuan, ada yang ingin saya laporkan,” ucap Maudi yang melirik wanita yang ada di samping atasannya. “Ck, berani sekali dia mendekati tuan Farhan?” gumam Maudi di dalam hati sembari menatap wanita yang ada di sebelah Farhan.
Wanita yang di sebelah Farhan adalah Angela, wanita yang sangat cantik dengan rambut terurai dan polesan make up yang tipis, gaya bicara yang sangat lembut terlihat sangat anggun, dan sangat menarik perhatian membuat Maudi ingin gigit jari. Angela sedang menjelaskan mengenai produk season kedua kepada Farhan dengan wajah yang selalu tersenyum mengembang. Secara fisik Angela terlihat sempurna dan menjadi idaman semua para pria, tidak sedikit pria yang mendekatinya tapi di tolak oleh Angela.
Sementara Ayu tidak peduli dengan itu, dia hanya membenarkan pakaiannya yang sedikit berantakan sembari menatap ketua sekretaris itu dengan sinis.
“Sialan, berani sekali dia mendorongku,” gumam Ayu.
“Ada apa ini?” Tanya Farhan yang menautkan kedua alisnya.
Maudi terus menatap Angela dengan tatapan tak suka, hingga dia melupakan niatnya sejenak hanya untuk memandangi wanita yang berdiri di samping Farhan. Sedangkan Angela hanya tersenyum kemenangan saat melihat dua wanita yang ada di hadapannya.
Ayu bisa melihat dengan jelas bagaimana kedua wanita itu yang menatap Farhan. “Seberapa banyak wanita yang menyukai pria itu? Hingga sang manager juga menyukainya. Aku akui jika wajah Farhan sangat tampan dan dia juga kaya raya, kedua modal itu merupakan tipe idaman setiap wanita. Tak khayal jika manager, ketua sekretaris, bahkan sahabat kecil pria itu sangat mendambakan nya,” gumam Ayu di dalam hatinya sembari menatap Farhan dengan tatapan penilaian, dari ujung rambut hingga di ujung kaki.
Ayu hanya mengulas senyum tipis sembari menatap sang ketua sekretaris dan manager saling lempar tatapan tidak suka, tataan yang seakan merobek-robek mangsanya dengan sangat bengis. " Andai saja aku bisa memotret ini pasti sangat seru,” lirih pelan Ayu.
“Melapor apa?” Ulang Farhan yang sedikit kesal dengan suasana itu, seketika Maudi mengingat tujuannya dan mengatakan jika Ayu datang terlambat hari ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 294 Episodes
Comments
Hartin Marlin ahmad
😄😄😄😂😂😂 ada yang panas tu
2022-07-13
1
Aska
banyak cewek cewek penggemar Farhan ya
2022-05-18
1
Yusni Ruri
lanjuttt
2022-05-18
1