Di saat Zio tidak melakukan pekerjaannya dengan baik, Ayu datang menghampiri nya dan mendelik kesal. "Aku sudah mengatakan dan mengajarimu, dan perhatikan jangan sampai ada kesalahan apapun?!" Tutur Ayu yang mendelik kesal dengan sang aktor yang kurang fokus, Zio hanya diam dan tidak berani dalam mengatakan apapun lagi.
Selesai syuting, Zio berjalan mendekati Ayu yang sedang beristirahat di bawah pohon yang tak jauh dari lokasi. "Apa kau masih mengingatku?" tanya Zio yang duduk di samping wanita cantik itu. Ayu menoleh ke asal suara dan tersenyum.
"Tentu saja."
"Itu bagus, sebagai terima kasihku karena pernah menyelamatkan diriku dua tahun lalu. Aku ingin mengajakmu makan bersama, bagaimana?" Ajak Zio yang sangat bersemangat.
"Maaf, aku ingin sekali ikut denganmu hanya saja ini masih jam kerja," tolak Ayu dengan halus membuat semangat Zio meredup. Ayu berdiri dari duduknya sembari melangkahkan kaki menuju departemen sekretaris untuk kembali bekerja. Sedangkan Zio hanya menatap kepergian Ayu hingga menghilang dari pandangan.
Beberapa orang yang melihat itu menjadi takut karena sikap Ayu yang menolak ajakan dari Zio, sang aktor yang terkenal dengan temperamen nya yang buruk. Mereka mengira jika Zio pergi dengan dalam keadaan marah, tapi mereka salah dan ternyata Zio pergi menuju di ruang tunggu untuk menunggu seorang wanita yang berjasa dalam hidupnya. Dia bahkan rela menunggu Ayu hingga pulang dari kantor, sesuatu yang paling di bencinya itu membuatnya bertahan untuk menunggu di ruang tunggu. Cukup lama dia menunggu di sana dan sedikit bosan, tapi matanya berbinar saat melihat Ayu yang keluar dari ruangan kerjanya sembari membawa tas dan bersiap-siap untuk pulang.
Ayu sangat terkejut melihat pria yang lebih muda lima tahun darinya itu masih menunggu. "Kau disini? Aku pikir kau sudah pergi."
"Mau bagaimana lagi? ayo kita makan bersama!" Ajaknya dengan bersemangat, Ayu merasa kasihan jika menolak ajakan itu.
Belum sempat dia menjawab, tiba-tiba Farhan datang dan mengajak Ayu untuk makan bersama. "Kakek meminta kita untuk makan bersama dan sudah memesan Restoran," tutur Farhan dengan wajah datarnya.
Ayu menghela nafas dengan kasar, sedangkan Zio sedikit kesal dengan keberadaan Farhan yang datang mengacaukan suasana. "Bagaimana bisa begitu, dia hanya ikut denganku," protesnya.
Ayu sangat bingung dengan antara situasinya saat ini, jika dia menolak Zio akan membuat pria itu sedih dan juga tidak tega karena sudah lama menunggunya. Dan jika menolak ajakan kakek Hendrawan itu tidak mungkin, karena dia bisa bermasalah dengan kakek nya sendiri.
"Tidak, dia ikut denganku dan ini sangat penting," tegas Farhan.
"Bagaimana ini? Hah, kenapa aku di tempatkan dengan situasi ini?" batin Ayu yang memelas.
"Sudah aku putuskan untuk ikut bersamamu, tapi membawanya ikut bersama kita. " Putus Ayu yang membuat kedua pria tampan itu menolak.
"TIDAK."
"Oh ayolah, hanya makan bersama saja. Lagi pula dia sudah menungguku hingga pulang kerja, bagaimana? Iya atau tidak sama sekali." Ancam Ayu membuat Farhan menghela nafas dengan kasar.
"Baiklah." Pasrah Farhan.
"Apa kau ingin ikut bersama atau tidak? Jika tidak, aku akan pergi dengannya," tukas Ayu.
"Baiklah, apapun itu yang terpenting pergi bersama denganmu."
"Bagus, ayo kita pergi karena aku sudah lapar."
"Hem," sahut Farhan dengan deheman.
Mereka bertiga melangkahkan kaki dan memutuskan untuk naik kedalam mobil Farhan setelah kesepakatan bersama, Zio sangat senang bisa duduk di samping Ayu, orang yang pernah menyelamatkannya dulu.
"Sudah berapa lama kau bekerja di sana?" tanya Zio dengan sangat antusias menatap wajah seorang wanita yang berjasa.
"Baru hari ini," jawab Ayu.
"Wow, tapi aku melihat cara kau bekerja seperti sudah lama dan berpengalaman," puji Zio.
"Benarkah? Jangan terlalu memujiku," ujar Ayu yang tersenyum membuat Zio semakin mengagumi wanita di sampingnya.
"Kau sangat cantik jika tersenyum."
"Terima kasih, kau juga tampan."
"Tentu saja," kata Zio dengan senyum percaya diri.
"Bisakah kalian diam? Suara kalian sangat menganggu pendengaran ku," ucap seseorang siapa lagi jika bukan Farhan.
"Tutup saja kedua telingamu, jika tak ingin mendengarnya," jawab Ayu yang menatap punggung atasannya dengan jengah, sedangkan yang di tatap tak menghiraukan ucapan Ayu.
Tak butuh waktu lama hingga mobil berhenti di parkiran Restoran, Mereka turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam Restoran dan mengikuti Farhan. Setelah mendapatkan kursi yang telah di pesan, Zio dengan cekatan menarik kursi untuk Ayu.
"Silahkan duduk," ucap Zio.
"Manis sekali, terima kasih!" sahut Ayu yang tersenyum.
"Sama-sama."
Sedangkan Farhan menatap hal itu dengan jengah. "Pria itu sangat pintar dalam menarik hati seseorang," gumamnya.
Bukan hanya itu, Zio bahkan mengambilkan lauk yang tersedia di atas meja dan meletakkannya di atas piring Ayu. "Hentikan ini lebih dari cukup, aku tidak bisa makan sebanyak ini."
"Baiklah."
Mereka bertiga makan dengan khidmat, hingga tatapan Zio mengarah ke Farhan dan kembali menoleh ke samping. "Apa hubunganmu dengannya? Sepertinya kalian cukup dekat, apa kalian adalah sepasang kekasih?" Tanya Zio yang to the point sembari menatap Ayu dengan seksama.
"Kami hanya di jodohkan," jawab Ayu yang kembali menyuapi makanan ke dalam mulutnya. Zio memegang dadanya yang seakan sakit mendengar penuturan dari wanita cantik di sampingnya.
"Jadi kalian sudah di jodohkan?" Tutur Zio dengan antusias.
"Ya," jawab Farhan yang singkat, padat, dan jelas.
"Lebih tepatnya perjodohan selama tiga bulan saja, dan jika di antara kami tidak mempunyai rasa apapun, maka perjodohan itu di batalkan," ungkap Ayu membuat perasaan Zio menjadi lega.
"Syukurlah jika itu yang terjadi," seloroh Zio yang tersenyum mengembang.
Setelah makan bersama di Restoran, Zio berpisah dari Ayu dan juga Farhan membuatnya sedih karena dia masih ingin bersama Ayu. "Bagaimana jika aku yang mengantarmu?" Tawar Zio.
"Lain kali saja ya, ada urusan penting yang harus aku selesai kan," ucap Ayu untuk meyakinkan pria lima tahun lebih muda darinya sembari mengusap pucuk kepala Zio dengan sangat lembut.
Dari kejauhan Farhan memicingkan kedua matanya dan menatap interaksi kedua orang yang berada jauh darinya. "Pantas saja dia langsung memutuskan untuk tidak menyukaiku, ternyata dia sudah mempunyai orang yang di sukai," gumamnya yang mendecih.
"Cepatlah atau aku akan meninggalkanmu," ucap Farhan dengan meninggikan suaranya.
"Iya sebentar," pekik Ayu yang kembali menatap Zio yang seakan bersedih dengan perpisahan itu. "Aku pergi dulu," pamitnya yang di angguki kepala oleh Zio yang menatap kepergian Ayu dengan nanar.
Ayu sangat kesal dengan Farhan yang selalu berteriak. "Ck, aku harap pita suaranya menghilang karena berteriak," gumam Ayu yang terus mengumpat atasannya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 294 Episodes
Comments
Rindi yani
berarti ayu lebih tua 🙄😎
2022-07-17
1
Yuli Agustina
hahaha.. kok kamu jahat sih,Yu..😂
2022-07-01
1
Rohimah Gadis
keren ayu semangat biar makin cemburu Farhan ny
2022-06-11
2