Ayu sangat menentang hubungan perjodohan dari kakeknya Tirta Anggara, dia menganggap jika hubungan dari hasil perjodohan tidak akan berhasil. Namun Tirta tak kehilangan semangat nya dan meminta Ayu untuk bertaruh. Bahwa Ayu harus tinggal di Mansion Hendrawan selama tiga bulan, dan jika Ayu tidak merasakan perasaan apapun kepada pria yang akan di jodohkan dengannya, maka Ayu boleh membatalkan perjodohan itu. Kesepakatan yang membuat Ayu menyetujui dan menyanggupinya, karena ada harapan untuknya bisa mengagalkan perjodohan konyol yang di buat sang kakek.
Farhan Hendrawan tahu jika gadis yang akan di jodohkan dengannya datang ke Mansion hari ini, tetapi dia tidak peduli dengan itu karena tidak tertarik sama sekali.
Padatnya pekerjaan sebagai CEO membuat Farhan pulang hingga larut malam, dia memasuki kamarnya sembari melonggarkan dasi yang seakan mencekik lehernya, dia membuka jas dan juga kemeja sembari mengambil handuk dan memasuki kamar mandi untuk membersihkan dirinya karena meresa sangat lengket dengan keringat yang menempel di tubuhnya.
"Sebaiknya aku membersihkan diri untuk menghilangkan rasa lengket yang di sebabkan oleh keringat." Monolog Farhan.
Tak butuh waktu lama untuknya membersihkan diri, dia merebahkan tubuhnya di ranjang empuk yang selalu menjadi pelampiasan di saat kepenatan bekerja di kantor. Hingga dia merasa ada kejanggalan di sisi lain ranjangnya.
"Siapa yang berani masuk ke dalam kamarku," ucap Farhan yang menggertakkan gigi dan mengeraskan rahangnya karena kesal akan hal yang paling dia benci. Karena selama ini tidak ada orang yang berani masuk ke kamarnya yang sangat privasi itu. Dengan cepat dia menyentak selimut yang membalut tubuh si pelaku dan terlihatlah seorang gadis yang tertidur dengan sangat pulas di atas ranjangnya. Farhan memperhatikan wajah gadis itu dengan seksama, dan tak sengaja mencium aroma tubuh Ayu hingga dia diam terpaku.
"Aroma ini? Aroma wanita ini, bahkan sama persis sangat mirip dengan orang yang aku cari selama ini," gumam Farhan yang kembali menghirup aroma itu, oleh karena itu Farhan tidak melakukan apapun. Dia memeluk Ayu dengan sangat erat dan membaringkan tubuhnya sembari memejamkan kedua matanya hingga tertidur dengan sangat pulas.
Keesokan paginya, Laras sangat bingung karena dia tidak mendengar suara keributan dari kamar sang kakak sepupunya. "Apa yang terjadi semalam? kenapa aku tidak mendengar suara apapun di dalam? apa kakak belum pulang?" batinnya. Rasa penasaran yang sangat dalam membuat Laras melangkahkan kakinya menuju pintu kamar Farhan, dia memberanikan diri untuk mengetuk pintu dan memanggil kakaknya.
"Kakak, bangunlah! ada yang ingin aku bicarakan kepadamu," teriak Laras yang terus menggedor pintu.
Ayu terbangun akibat suara ketukan pintu yang mengganggu aktivitas tidur mereka. Dia mengerjabkan kedua mata dan menguceknya, sesekali menguap.
"Kenapa di luar sangat berisik sekali?"
Pandangan matanya tertuju kepada seorang pria yang tidur di sebelahnya dengan cara berhadapan. "Pagi yang indah, apalagi aku melihat wajah tampan yang merupakan vitamin di pagi hari," racau Ayu yang mengagumi wajah tampan Farhan yang tertidur, wajah yang begitu polos.
Dengan kesadaran dan nyawa yang terkumpul Ayu membelalakkan kedua mata yang hampir saja terlepas dari tempatnya, dia sangat terkejut akah hal itu. Ayu sangat terkejut saat ada tangan yang melingkar di pinggang rampingnya.
Ayu berteriak dan memukul lengan pria yang berani mengambil kesempatan di saat dia tertidur. "Siapa pria ini dan kenapa dia memelukku? Dasar tidak sopan," ucap Ayu yang menatap pria di hadapannya itu. Tak tingga diam, dia menepuk pipi Farhan dengan pelan agar melepaskan tangannya yang bertengger bebas di pinggang rampingnya.
"Hei, bangun! lepaskan tanganmu dari pinggangku, dasar pria mesum," cetus Ayu yang berusaha melepaskan pelukan dari pria itu yang semakin memeluk tubuhnya dengan erat.
"Sial, kenapa aku harus terjebak dengan pria ini. Siapa dia? Berani sekali masuk ke dalam kamarku," sewot Ayu dengan mulut komat kamitnya seperti membacakan mantra karena kesal dengan pria yang sangat kurang ajar itu.
"Tunggu dulu!" monolog Ayu yang menatap seluruh ruangan itu dengan jelas, karena sewaktu itu dia tidak memerhatikannya dengan sangat jelas. Dengan cepat dia membekap mulut dengan tangannya seakan tak percaya.
"sial, ternyata aku salah masuk kamar. Tapi aku masuk atas petunjuk Laras, apa dia ingin mengerjaiku atau menjebakku?" Gumam Ayu yang baru menyadari ada beberapa foto seorang pria yang sekarang tengah memeluknya itu, dengan geram Ayu melepaskan pelukan itu dengan sangat kasar dan bahkan dia menendang Farhan karena sangat sulit terlepas dari pria itu.
"Pria ini seperti lem saja dan menyusahkan aku," ujar Ayu yang tampak sangat kesal.
Farhan menggeliatkan tubuh nya, mengerjabkan kedua mata dengan kesal karena selama ini tidak ada yang berani menendangnya. "Berani sekali kau menendangku," ucap Farhan dengan suara khas bangun tidurnya.
"Dasar mesum, itu karena kau memelukku? Tidak sopan," sahut Ayu yang mulai terpancing emosi sembari memukul Farhan dengan bantal.
"Hentikan, ini kamarku." Farhan melindungi wajahnya dari serangan bantal itu.
Seketika Ayu berhenti dan diam terpaku. "Benar juga, inikan kamarnya. Tapi, dia juga salah karena memelukku, akar masalah ini dari wanita itu!" gumam Ayu.
Farhan yang kesal karena selama ini tidak ada yang berani padanya menatap wajah Ayu sambil mendengus kesal. "Apa kau sudah melihat nya dengan jelas, siapa yang masuk ke kamar siapa?"
Ayu menatap Farhan dan tersenyum indah memperlihatkan giginya yang putih dan juga rapi. "Aku juga tidak tau jika ini kamar mu."
"Kalau begitu pergilah dari sini, kemasi semua barang-barang mu dan tinggalkan kamarku," usir Farhan yang menatapnya dengan tajam.
"Yaya...tidak perlu mengusirku, aku tau dimana pintunya," cetus Ayu yang membereskan kopernya, pergi dengan kesal. "Heh, dasar pria sombong dan juga mesum," batin Ayu dengan sewot.
Ayu melangkahkan kakinya keluar dari kamar dengan raut wajah yang sangat kesal, tapi di saat membuka pintu kamar dia melihat Laras yang menatapnya.
"Wanita ini sangat licik sekali, berani sekali dia menjebakku," batin Ayu yang juga menatap Laras dengan senyum manisnya.
"Apa yang terjadi di dalam? Kenapa kau membawa koper itu?" tanya Laras yang tersenyum paksa.
"Sepertinya aku harus pindah dari kamar ini, karena kakak sepupumu itu hampir saja melakukannya. Yah, kau pasti tahu sendiri apa yang aku maksud," sahut Ayu yang berbisik seraya mengedipkan matanya menatap Laras yang tampak menahan kesal.
Ayu berlalu pergi dengan senyum penuh kemenangan karena berhasil membuat Laras kesal, dia berjalan sesuai instingnya dan melihat seorang pelayan. Dia menanyakan dimana kamar kosong untuk dia beristirahat tanpa gangguan. "Ternyata disini tidak ada yang menyambutku, tapi itu bagus. Aku akan menjalani aktivitas ku hanya tiga bulan saja dan membatalkan perjodohan," batin Ayu yang tersenyum sambil berjalan menuju kamarnya sesuai arahan dari pelayan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 294 Episodes
Comments
Hartin Marlin ahmad
kenapa semua orang hanya memandang pakaian aja udah di rendahkan,belum tau orang yang di rendahkan itu lebih kaya
2022-07-11
1
eka mulyani
lanjuuut thoor
2022-06-12
1
Pratini Tini
suka bgt cewenya pinter🤗👍
2022-06-03
1