Delapan Belas

Setelah kejadian kemarin Radea sudah pasti mendapat gunjingan dan di cap sebagai pelakor di kantornya. hanya Sanum yang tau kisah sebenarnya antara Radea dan Indra.

"Masih punya muka tuh yang habis di samperin bini orang" ucap salah seorang karyawan perempuan.

"Istrinya sampai mohon-mohon juga nggak di kasih tau keberadaan suaminya. " Timpal teman peremouan itu. mereka berbisik-bisik saat Radea lewat. tapi tetap saja Radea mendengar perkataan mereka.

"Udah Ra nggak usah di pikir ya tetep semangat! " isi chat dari Sanum.

Radea hanya tersenyum saat mendapatkan chat di hp nya saat sudah sampai di ruangannya sendiri. Sanum pasti lebih tau kalau saat ini dirinya jadi trending topik di kantor.

"kamu kenapa Ra? " tanya Thariz yang belum mengetahui gosip di kantornya.

Radea hanya menggeleng dan tersenyum sedikit di paksa agar tak membuat suaminya khawatir.

"Ini berkas kakak yang harus di tanda tangani. Oh iya nanti siang kakak ada ketemu sama tuan Darma dari PT. Antariksa untuk membahas pembangunan apartemen di kota Surabaya. "

"Iya aku ingat kamu juga ikut nanti biar Alan yang nge handle kantor ini. " Ucap Thariz dengan menandatangani berkas di hadapannya.

Radea mengangguk saja.

"Ra, " panggil Thariz saat Radea hendak beranjak kembali ke ruangannya.

Rhariz melebarkan tangannya ia ingin memeluk Radea.

Radea hanya tersenyum dan menghampiri suaminya memberikan pelukan hangat. "Aku cinta kamu Ra! " ucap Thariz.

Radea tersenyum, ia tak berani menjawab ungkapan Thariz. hatinya madih belum bisa menerima, bukannya ia masih kepikiran Indra hanya saja hatinya saat ini sedang krisis kepercayaan. ia hanya takut sakit hati kembali. mengingst Thariz dulu sering gonta ganti wanita. apalagi sekarang Radea sedang di cap pelakor setelah kejadian kemarin. Itu membuat pikiran Radea kemana-mana.

" Kok nggak jawab? Kamu masih belum bisa menerima aku sepenuhnya? " Tanya Thariz yang melihat Raut muka Radea.

"Emmm... bukan aku sudah menerima mu kalau kakak suami Radea. " ucap Radea lesu.

"Kamu banyak pikiran? cerita sama aku" Thariz tau saat ini Radea sedang memikirkan sesuatu.

"Hening. Radea masih tak mau membicarakan tentang pikirannya. " Apa tentang aku yang memaksamu menjawab ungkapan cinta ku tadi? "

"Bukan kak! kakaktenang aja ya Radea nggak papa kok. Udah ah Radea mau nyiapin berkas yang mau di bawa nanti! " Radea lalu melepaskan pelukannya dari sang suami. ia lalu mecium pipi Thariz dan pergi tak menghiraukan panggilan suaminya.

Thariz yang mendapat ciuman dari Radea pertama kali sangat senang ia menari-menari kegirangan.

****

di kafe aeola saat jam makan siang Thariz dan Radea yang sedang menunggu tuan Darma datang. Rhariz mendapatkan kabar dari Alan yang mengatakan bahwa istrinya saat ini di gosipkan oleh se isi kantor karena kejadian kemarin.

Thariz lalu menyuruh Alan membereskan gosip itu bagaimanapun caranya. "Dasar lelaki brengsek, masih saja tak menghiraukan ancaman gue. sekarang istrinya bikin ulah" ucap Thariz dalam hati.

Ia menatap Radea dengan intens membelai rambut Radea yang terurai panjang. "Coba nggak di luar udah aku makan bibir kamu! " Ucap Thariz mesum.

"Apaan sih kak. " Radea mencubit perut suaminya itu. bebarengan dengan kedatangan tuan Darma.

"Ekhem... sepertinya saya mengganggu nih" ucap tuan Darma ysng melihat ke romantisan bos dan skretarisnha itu.

"Ah maaf tuan Darma, saya dan istri ke asyikan ngobrol sampai tidak tau kalau tuan Darma datang" Thariz kemudian menyalami rekan bisnisnya itu.

"Loh sudah menikah kok ngga ada kabarnya? " Darma yang terkejut dengan penuturan bos muda di hadapannya.

"Iya sudah, tapi masi belum di umumkan menunggu momen yang pas sekallian mengadakan pesta pernikahannya. " Jelas Thariz dengan sumringah.

"Wah saya pikir belum menikah, mau saya kenalin sama anak saya. "

Thariz tersenyum mendengar penuturan Darma, ia melirik ke arah istrinya yang sedang kelihatan sedikit kesal dengan penuturan dari tuan Darma.

"Mari tuan ini proposal yang saya tawarkan untuk pembangunan apartemen " Rhariz menyodorkan map yang berisi rancangan dan konsep untuk apartemen.

Tuan Darma manggut-manggut saat membaca rancangan tersebut. "Saya setuju saja dengan kerja sama ini, konsep yang di berikan juga cocok untuk semua kalangan usia kalau begitu besok saya kekantor anda saja untuk menandatangani " mereka pun berjabat tangan setelah mencapai kesepakatan antar kedua belah pihak.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!