Tujuh belas

Sudah hampir seminggu hidup Radea kembali normal ia juga sudah mulai terbiasa dengan sikap Thariz yang selalu posesif pada nya meskipun Radea belum sungguh-sungguh menerima Thariz.

"kak nggak makan siang? mau aku pesenin apa gimana? " Tanya Radea yang menanyakan pada Thariz. ia sudah hapal dengan jam makan suaminya itu.

Thariz melirik jam di tangannya yang menunjukan pukul dua belas siang. "Aku ada urusan di luar Ra, kau makanlah duluan tapi ingat jangan berbuat aneh-aneh" titah Rhariz.

"Iya-iya bawel" balas Radea. Thariz lalu mencium pucuk kepala Radea dan berpamitan untuk berangkat.

"Cintai aku ya Ra, " Ucap Thariz sambil tersenyum. ucapan yang di utarakan suaminya itu membuat Radea sedikit bersalah ia masih belum sepenuhnya menerima Thariz. sebagian hatinya masih tidak bisa melupakan Indra meskipun mereka berpacaran dalam waktu singkat. dan setelah Indra menghilangpun Radea tak mencari keberadaan Indra.

Radea hanya mengangguk saja, meyakinkan suaminya itu dan dirinya sendiri. Setelah Thariz berangkat bersama Alan Radea lalu makan siang mengajak sahabatnya itu.

"Num kekantin yuk? " ajak Radea setiba di ruangan milik Sanum.

"Laki loe kemana? tumben amat ngajakin gue" omel Sanum yang sedikit kesal pada Radea. saat suaminya ada pasti bareng terus sama lakinya. giliran nggak ada ngajakin gue.

"Hehe... udah yuk ah gue pengen makan rujak sama soto" paparnya.

"Loe laper apa ngidam banyak bener makan loe ? "

"Ngaco gue belum ngapa-ngapain! " Papar Radea yang langsung dapat pelototan dari Sanum.

"Masih ting-ting dong loe" ejek Sanum dengan tertawa.

"Udah ah ayo jangan rame-rame entar ada yang denger. " Ucap Radea mengingatkan.

"Tuh kan kagak abis, kemaruk sih loe. udah tau makannya dikit tapi pesen dua porsi" Omel Sanum pada Radea yang tidak menghabiskan makanannya.

"loe mau ngabisin? " tawar Radea.

"Ogah, udah terkontaminasi sama virus loe" Canda Sanum pada Radea.

saat Radea hendak membalas candaan sahabatnya itu ada seorang perempuan menghampiri meja makan milik Radea.

"Mbak Radea kan? " tanya perempuan itu pada Radea.

Radea mengangguk. "Mbak siapa ya? " Radea meneliti mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki. Rambut hitam yang di urai, tinggi badan sama dengan Radea cara berpakaiannya bahkan wajah nya sedikit mirip dengan Radea.

"Saya istrinya Indra! " ucap wanita itu dengan dingin.

"Ada perlu apa ya mbak sama saya?" tanya Radea yang bingung kenapa istri dari mantan pacarnya itu datang ke kantor Radea.

"Mas Indra pergi dari rumah udah dua hari ini setiap malam nyebut nama Radea. apa mas Indra sama mbak? " ucapnya ketus.

Radea berdecih mendengar pernyataan dari perempuan di hadapannya. Namun Radea tetap bungkam tak menanggapi ia sudah tak mau berurusan lagi dengan suami orang.

"Saya tau loh mbak selama mas Indra kerja di perusahaan ini ia juga menjalin hubungan sama mbak! " omelnya dengan ketus. dan dengan nada agak keras.

"Memang betul tapi saat itu saya tidak tau kalau Indra sudah punya seorang istri. " balas Radea dengan sopan walaupun mata para pegawai lain sudah menatap pembicaraan antara Radea dan istri Indra.

"Tolong mbak kembalikan suami saya! "Ucapnya memohon pada Radea sambil menangis. dan membuat Radea malu di lihat banyak orang. Radea saja tidak tau keberadaan lelaki brengsek itu. dan sekarang Radea seperti pelakor saja.

"Mbak saya sendiri nggak tau suami mbak dimana! saya sudah nggak pernah berhubungan sama suami mbak setelah saya tau dia mempunyai istri" Radea masih berbicara dengan sopan.

"Bohong. mbak pasti nyembunyiin suami saya kan, Kembalikan dia mbak saya sedang mengandung anaknya" ucap nya sambil berteriak dan menganggap Radea merebut suaminya.

tiba-tiba Alan pengawal yang merangkap skretaris Thariz datang menghampiri. di ikuti oleh Thariz yang mengekor di belakangnya.

Radea menatap Thariz ia tak ingin suaminya salah paham dengan wanita ini. "Aku tidak pernah bertemu dengannya! " ucap Radea pada Rhariz.

Thariz hanya tersenyum ia menggenggam tangan Radea di hadapan banyak orang. "Alan kau jelaskan pada istrinya Indra di mana Indra sekarang. Aku nggak mau ada drama rumah tangga yang di bawa di kantor. " perintah Thariz pada Alan.

Ia lalu menggeret tangan Radea lalu pergi dari kantin. ia mengajak Radea ke parkiran pribadi miliknya.

"Kak ... " panggil Radea. ia takut suaminya itu salah paham dan mengira ia masih berhubungan dengan Indra.

"Apa Ra? " tanpa melepaskan tangan yang menggenggam Radea.

"Aku sudah tau Ra, dia benar-benar mirip denganmu ya pantas saja Indra begitu tak mau melepasmu" ucap Thariz dengan dingin.

"Aku tak pernah berhubungan dengannya! " ucap Radea memberikan alasan atas tuduhan yang di berikan Thariz.

"Aku tau sayang. karena aku sendiri yang memblokir semua akses Indra untukmu. dan kau tau Indra sekarang sedang berada di villa nya bersama seorang perempuan " Papaar Thariz.

"Dari mana kakak tau? " sebelum Thariz menjawab Radea sudah mengerti jawabannya.

"Ya aku tau siapa kakak. " ucapnya.

"Tapi kenapa istrinya menghampiriku dan menuduhku menyembunyikan dia.? "

Thariz hanya tersenyum saja lalu melajukan mobilnya untuk pulang kerumahnya sendiri.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!