Dua

ke esokan harinya Radea berangkst kerja pukul tujuh pagi tentu saja bersama Sanum. se sampai di kantor Radea langsung menuju ruangan skretaris yang berada di lantai lima berdampingan dengan ruangan sang bos.

"Kamu skretaris yang baru ya, saya Alan pengawal pribadi tuan Thariz." laki-laki bertubuh tegap dan ber janggut tipis itu mengulurkan tagannya.

"Saya Radea " jawab Radea sambil berjabat tangan.

"Tugas kamu ada di lembaran ini semua ya Ra, jangan sampai salah karena tuan Tharis orangnya perfectsionis. " Alan lalu memberikan beberapa lembaran pada Radea. lalu ia pergi dari ruangan milik Radea.

Radea membaca beberapa poin yang ada di selebaran tersebut.

Tuan Thariz datang ke kantor pukul 8.30 WIB.

skretaris harus menyiapkan kopi susu merk kapal terbang. takaran gula sekitar satu 1/2 sendok makan tidak boleh lebih dan kurang.

letak cangkir kopi harus menghadap timur.

pukul dua belas siang tuan Thariz harus segera makan.

tidak boleh memakan makanan pedas karena tuan Thariz alergi dengan cabe.

letak barang harus sesuai presisi dan rapi sesuai warna berurut.

"Ini bukan tugas. mana ada tugas yang harus menata tata letak barang sesuai presisi. mau cari skretaris apa mau cari pembantu sih." eluh Radea yang melihat tugasnya bukan mengenai kesekretarisan tapi malah seperti ART.

Radea lalu beranjak dari tempatnya menuju pantry mebuatkan kopi susu merek kapal terbang. lalu meletakan kopi di meja bosnya menghapad arah timur.

pukul setengah sembilan tepat sang ceo tiba lalu Radea harus menyambutnya di depan pintu. seperti pegawai indomartin yang harus mengucapkan "selamat pagi, selamat datang di PT. Nusantara" pikir Radea membayangkan tugasnya. ia terseyum sendiri dengan tingkah konyolnya.

"Ehem... " suara deheman membuyarkan lamunan Rarea.

"Maaf tuan. " ucap Radea pada Thariz.

Thariz tak menghiraukan ucapan maaf Radea. ia lalau masuk ke ruangannya dan duduk di mejanya.

Thariz kemudian menyeruput kopi susu merek kapal terbangnya itu.

"Siapa yang membuat kopi ku hari ini Alan? " tanya Rhariz pada Alan.

"Radea tuan! "

"Suruh dia masuk kesini! " titah Thariz pada Alan

"belum sehari sudah membust kesalahan apa dia tidak membaca lembaran yang aku berikan padanya! " omel Alan pada batinnya sendiri.

"Radea kamu di panggil oleh tuan Thsriz untuk keruangannya! " seru Alan.

Radea tak banyak bicara ia hanya mengekor di belakang Alan ia lalu masuk keruangan sang Ceo dengan perasaan gugup.

"tuan memanggil saya? " tanya Radea dengan enteng.

"coba kau cicipi kopi ini " perintah Thariz.

Radea tanpa banyak bertanya ia lalu mengambil cangkir kopi yang berada di tangan bosnya tersebut. menyeruput kopinya.

"mbyur... " Radea meludahkan kopi yang berada di mulutnya yang mengenai pakaian sang ceo.

"Apa apaan kau! " ucap Thariz dengan dingin. ia menatap Radea dengan tatapan tajam.

"Maaf tuan saya tidak sengaja. maaf kopinya sedikit asin tuan saya akan buatkan lagi. " ucap Radea yang bersalah. belum sehari kerja uda buat kesalahan. Radea merutuki dirinya sendiri yang tidak bisa membedakan gula dan garam.

"Apa kau tidak bisa membedakan gula dan garam? " ucap Thariz yang masih menatap Radea dengan dingin.

"Jangan-jangan kau buta huruf sampai gula kau tukar dengan garam. "

Radea masih menahan emosinya agar tak terluapkan karena mendengar perkataan sang bos yang kasar.

"Maaf tuan akan saya buatkan lagi kopi anda. "

"Tidak perlu, sekarang kau bantu aku berganti pakaian saja". Ucap Thariz dengan berniat memberi hukuman pada skretarisnya.

"Maaf tuan maksud anda saya harus menggantikan pakaian anda begitu? "

"ini bos gila apa ya pegawai perempuan di suruh menggantikan pakaiaanya" batin Radea.

"kau sedang memikirkan apa Ra?! " Thsriz lalu melemparkan pena nya yang mengenai kepala Radea.

"aduh sakit" seru Radea sambil memegangi kepalanya yang terkena lemparan pena.

"cepat ambilkan bajuku di lemari. pikiranmu jangan aneh-aneh".

"Baik tuan. " Radea lalu pergi meningglakan ruangan bosnya.

"dimana letak lemari tuannya itu? " pikir Radea. ia lau kembali ke ruangan bos nya.

"Maaf tuan lemari anda berada dimana? " tanya Radea tanpa rasa beersalah.

Thariz dann alan bebarengan menepuk jidat nya masing-masing melihat tingkah skretaris barunya tersebut.

"lemari tuan ada di samping tempat istirahstnya Ra buruan kau ambilkan pakaian tuan Ra. " perintah Alan dan menunjukan letak lemari tuannya.

"kau dapat dari mana skretaris bodoh itu alan sekarang kau push up 50x karena menerima pegawai bodoh seperti dia. "

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!