"Tok... tok... " Radea mengetuk pintu bosnya.
"Masuk..! " Seru dari dalam.
"Maaf tuan hari ini ada jadwal pertemuan dengan pak Bram dari PT. Indo tuan. pukul saru siang beliau akan sampai. " Terang Radea mengenai jadwal Thariz.
"Ok tidak masalah... kalau begitu saya masih bisa makan siang. kau ikut aku pergi makan siang. "
"Tapi tuan... " ucapan Radea menggantung setelah melihat tatapan tajam dari Thariz. Radea lalu melirik ke arah Alan. Alan yang mendapat tatapan dari Radea hanya bisa tersenyum.
"Baik tuan saya akan ikut dengan tuan. saya akan memgambil tas saya dulu. " ucap Radea lalu bergegas ke ruangannya mengambil tas dan handphone miliknya.
di perjalanan Radea mengabarkan pada Sanum bahwa ia tak bisa ikut makan siang bersama. padahal ia sudah janji pada sahabatnya itu. tapi sayang karena perintah dari si bos gila ia harus membatalkan janjinya pada Sanum.
Mereka sampai di rumah makan Aeola tapi hanya dirinya dan Thariz. untuk Alan setelah mengantar mereka Alan tak ikut masuk jadi tinggal Thariz dan Radea saja.
"Spageti carbonara satu no paper, no garlic " Pesan Thariz pada pelayan.
"Kau tak pesan? " tanya Thariz pada Radea.
"Ah.. samakan saja pesanan nya tapi milikku beri garlic . "
Sedari tadi Radea melamun memandangi manik mata Thariz yang begitu indah berwarna biru ciri khas seorang bule tapi wajahnya seperti orang asia. sungguh tampan menurut Radea.
"Kau melamunkan ku ? " tanya Tharis dengan ketus.
"Tidak tuan, mana berani saya memikirkan tuan." Radea lalu menundukan kepalanya merasa bersalah.
seorang perempuan sexy, berambut panjang hitam, dan tinggi langsing menghampiri tempat duduknya. "Honey what are you doing? "
Thariz yang sudah merasa jengah tak memperdulikan perempuan sexy tersebut.
"honey? " panggil nya pada Thariz karena pertanyaan tak mendapat jawaban.
"Apa kau buta Ve kalau aku sedang makan! " jawab Thariz ketus.
"I know you're eating, but who are you eating with?"
"Dia tunanganku! " jawab Thariz dengan entengnya.
Radea dan wanita yang di panggil Ve itu terkejut.
"Apa kau bilang Riz? " tanya Ve pada Thariz raut wajahnya yang tadi riang kini berubah menjadi kecewa.
"Dia tunanganku" ulang Thariz.
"Lalu aku siapa mu kalau dia tunanganmu? " bentak Ve pada Thariz.
Thariz menggebrak meja di hadapannya "Kau mantan kekasihku, sekarang kau pergi dari tempat ini dan jangan pernah kau hubungi aku lagi" Thariz yang sudah jengah karena waktu makannya di ganggu.
"Kita kembali kantor sekarang" Thariz lalu beranjak dari tempat duduknya.
Radea yang masih belum memakan spageti carbonaranya sangat sedih. iamengumpat dalam hatinya berkali-kali merutuki atasannya yang gila karena waktu makannya di ganggu oleh kekasihnya itu.
Sesampai di kantor Radea tak langsung masuk ke ruangannya. ia melirik jam di tangannya yang masih ada waktu 20 menit sebelum pertemuan dengan pak Bram nanti. Radea keluar dari kantor untuk mencari makan. namun sayang hanya penjual cilok yang kebetulan lewat Radea buru-buru menghentikan tukang cilok tersebut.
"Pak lima ribu ya pakein cabe 10 sendok" Radea memang doyan pedas. makan kalau nggak pedas kurang nikmat menurutnya.
"Ra,, " panggil Indra.
"ah kamu ada apa? " tanya Radea.
"Nggak cuma mau beli cilok aja " Jawab Indra ramah.
"Boleh ngobrol dulu Ra? "
" Of course" jawab Radea.
"Aku boleh minta nomer kamu nggak Ra biar kita tambah akrab aja sih. kita kan sama sama pegawai baru, jadi kalau kurang akrab sama yang lain jadi kurang enak. "
"boleh kok add aja ini" mereka akhirnya bertukar nomer telphon.
"Kamu cantik Ra. " Ucap Indra sambil menatap Radea intens.
"Maksud loe? " Radea yang tak mengerti maksud ucapan Indra. yang mengatakan dirinya cantik. makasud Indra apa.
"Ah... sory Ra, gue keceplosan " ucapnya sambil nyengir.
"Emang kamu cantik Ra, semua perempuan itu cantik Radea. " Lanjut Indra.
"ye itu mah Radea juga tau. " Radea tersenyum mencairkan suasana antara dirinya dan Indra.
"Mampus gue " Radea tiba-tiba menepuk jidatnya. "Ndra Radea duluan ya ada meeting sama tuan Thariz takut telat"
Indra hanya mengangguk saja dan tersenyum melihat Radea pergi.
"Ra elo cantik mirip kekasih gue apalagi saat elo senyum bener-bener mengingatkan gue pada Arsy. " Batin Indra yang mengenang kekasihnya.
Indra memang mendekati Radea karena wajah Radea yang mirip dengan kekasihnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments