Sepuluh

" Siapa yang menyuruhmu berdiri? " Ucap Rhariz namun tetap melingkarkan tangannya pada pinggang Radea.

"Kan drama kakak sudah selesai ya aku mau balik ke ruangan aku, sebentar lagi jam makan siang" Ucap Radea lalu beranjak dari pangkuan Thariz, ia tak ingin melewatkan makan siangnya dengan sahabatnya.

"Ra,, " panggil Thariz yang melihat Radea yang berjalan tanpa memperdulikan panggilannya.

Radea yang merasa di panggil tak menghiraukannya, ia cuek lalu keluar dari ruangan Thariz.

"Sekali kali nggak nurut sama si bos nggak papa kan" batinnya.

Radea lalu turun menggunakan lift menuju ruangan sahabatnya dan pergi ke kantin yang di sediakan oleh perusahaan. PerutRadea sudah sangat keroncongan saat ini, setelah memesan makanan Radea duduk di kursi dekat jendela.

"Ra, loe uda janji sama gue mau nyeritain tentang loe dan Indra kan! " Tagih Sanum pada Radea.

"Iya lu mah kalau masalah ginian cepet banget ingetnya. Jadi gini Num selama gue kerja disini Indra kan uda ngedeketin gue, nggak tau kenapa waktu mantan pacar bos gila itu ngelemparin gue pake sampah Indra dateng nolongin gue. dan semenjak itu sih gue jadi pacaran sama Indra. " papar Radea.

"Lah mantan pacar tuan Thariz ngelemparin elo pakai sampah gimana? " tanya Sanum pada Radea yang kini lebih kepo dengan mantan pacar bosnya itu.

"Aduh Num loe tau kan gue sekretaris tuh bos gila, jadi tiap ada mantannya dateng gue yang di jadiin kambing hitam sama tuh bos gila, makanya para wanita yang di deketin itu ngincer gue. Loe juga tau kan kalau tuh bos gila adalah seorang play boy" Ucap Radea secara terang-terangan pada Sanum. meluapkan segala keluh kesahnya waktu itu.

"Radea nggak boleh ngomongin orang gitu entar jadinya fitnah" Ucap Indra yang tiba-tiba nimbrung di meja Radea.

"Ehem... alamat jadi obat nyamuk nih gue disini" eluh Sanum saat melihat Indra yang tiba-tiba duduk di samping Radea.Dan memberikan Radea sebuah nasehat, lalu membelai rambut milik Radea dengan lembut.

Radea yang nyengir aja mendengar ucapan Sanum, tapi sorot matanya masih ke arah Indra.

pesanan mereka bertiga akhirnya sampai, mereka memakan tanpa ada suara hanya suara bising dari keramaian kantin yang sudah biasa di jam makan siang. tapi untuk Radea dan Indra tak merasa terganggu mereka berpegangan tangan namun tangan satunya masih tetap menegang sendok.

sedangkan di ruangan Thariz. Ia sangat gusar setelah mendapat laporan dari pengawal yang di utus memata-matai Radea, yang menjelaskan Radea sedang bermesraan dikantin.

"Awasi terus dia" Ucap Thariz pada pengawal yang di utus itu.

"Baik tuan" ucap pengawal berkepala botak dan mengenakan pakaian OB.

"Alan kau cari tahu siapa Indra sebenarnya, cari semua informasi yang berhubungan dengan Indra. " Ucap Thariz pada sang pengawal.

"Baik tuan, apatuan cemburu dengan nona Radea saat ini? " tanya Alan.

Mendengar ucapan Alan yang menyangka dirinya cemburu pada Radea yang saat ini statusnya adalah istri. ia hanya menatap tajam pada Alan.

"Cemburu atau tidak itu bukan urusanmu, tugasmu hanya melaksanakan perintahku. " Ucap Thariz dengan dingin.

"Maaf tuan baik akan aku lakukan" Alan lalu pergi dan melaksanakan tugas yang di berikan.

"Awas aja kau Ra setelah ini kau akan mendapat hukuman dariku" Ucap Thariz sendiri dan tentunya dengan senyum jahil.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!