episode 10

Setelah menyelesaikan pekerjaan nya, kini Harold berada di makam sang istri. Ia berjongkok tepat di depan batu nisan yang bertuliskan nama sang istri tercinta, tidak lupa juga ia mencium batu nisan tersebut.

"halo sayang.. aku datang, apa kau merindukan ku?? oh iya, aku membawakan bunga kesukaan mu." ucap Harold sambil menaruh seikat bunga lili kesukaan Hana di makam tersebut.

"Sayang.. aku harap kau tidak akan marah jika aku dekat dengan wanita lain. Aku harus memberikan ibu sambung untuk putra kita, aku tidak ingin melihat Rayhan terus bersedih. Aku harap kau tidak marah ya sayang..." Harold terus berbagi keluh kesah nya di makam sang istri berharap itu dapat mengurangi beban pikiran nya saat ini karena memang sejak dulu hanya Hana lah yang menjadi tempat nya berbagi cerita.

Sementara disisi lain, kini Rayhan sedang bermain di taman, di temani oleh pengasuh dan juga beberapa pengawal nya. Rayhan sedang duduk diam disebuah bangku dalam taman tersebut sambil sesekali memperhatikan orang-orang disekitar nya.

"Den, apa Aden mau bermain bersama bibi?? tanya pengasuh Rayhan.

"tidak bi, aku hanya ingin duduk disini." Rayhan berucap sambil pandangan nya lurus ke depan, memperhatikan orang-orang yang sedang asik disana. Sampai pandangan Rayhan tertuju pada seorang ibu yang sedang mendorong kereta bayi dan karena penasaran nya Rayhan langsung berjalan cepat menuju ibu tersebut.

"Permisi Bu, boleh aku lihat bayi nya? " tanya Rayhan pada ibu tersebut.

"oh boleh silahkan." mendengar ibu itu memperbolehkan nya, Rayhan langsung berjongkok di depan kereta bayi itu dan mengajak si bayi bermain.

"Seperti nya kau ingin memiliki seorang adik yaa?" tanya ibu itu yang melihat interaksi Rayhan bersama bayi nya. Rayhan yang terlihat sangat asik bermain dengan sang bayi membuat siapa saja yang melihat nya menjadi tersenyum.

"Iya Bu, tapi sayang nya aku tidak akan pernah memiliki seorang adik." ucap Rayhan tersenyum kecut.

"Loh kenapa begitu?? jika kau mau seorang adik, kau tinggal minta saja kepada ayah dan ibu mu." ucap wanita tersebut yang tidak tau apapun tentang Rayhan.

"Sayang nya mommy ku sudah tenang bersama Tuhan." Rayhan berucap sambil memandang langit.

"ya ampun ganteng,, maaf kan ibu ya... ibu tidak tahu jika..."

"tidak apa Bu." Rayhan memotong ucapan ibu tersebut.

"kalau begitu aku pulang dulu yaa Bu,, terimakasih sudah mengijinkan bermain dengan adik bayi." sambung Rayhan lagi sambil berdiri.

"sama-sama nak,, sekali lagi ibu minta maaf yaa..." ucap ibu tersebut yang dibalas anggukan oleh Rayhan.

Lalu Rayhan pun pulang kerumah nya, dan tanpa ia ketahui jika Daddy nya sudah menunggu nya di ruang tamu rumah tersebut.

"Loh daddu kok udh pulang??" tanya Rayhan yang melihat daddy sedang minum kopi di ruang tamu.

"hai son, kau sudah pulang?? bagaimana jalan-jalan nya??" tanya Harold sambil meletakkan kopi nya di atas meja.

"Biasa saja dad." ucap Rayhan sambil duduk disebelah sang daddy.

"oh iya dad,, kapan aku bisa sekolah?" sambung Rayhan.

"Tadi paman Roki sudah mendaftarkan mu di sekolah milik Daddy dan kamu bisa masuk besok." ucap Harold sambil mengelus lembut rambut Rayhan.

"Kenapa disekolah milik daddy?? kenapa tidak disekolah lain saja??" tanya Rayhan sedikit kaget.

"Loh memang nya kenapa?? bagus kan jika kau bersekolah di sekolah yang memang milik mu, jadi tidak ada yang berani berbuat macam-macam kepada putra kesayangan daddy ini."

"ish daddy, aku ingin yang biasa-biasa saja,, aku ingin memiliki teman yang menerima ku apa ada nya. bukan teman yang mau berteman dengan ku karena aku anak dari pemilik sekolah itu." ucap Rayhan agak sewot.

"Kau coba dulu disekolah itu ya... jika kau merasa tidak cocok, kau boleh meminta untuk di pindahkan ke sekolah yang kau mau." Harold berusaha membujuk sang anak.

"huft baiklah." Dan pada akhir nya Rayhan pun pasrah.

"aku mau mandi dulu yaa dad." ucap Rayhan lagi beranjak dari duduk nya.

"mau mandi bersama Daddy??" tanya Harold.

"let's go..." ucap Rayhan bersemangat sambil menggandeng tangan sang daddy untuk naik ke kamar Daddy nya.

Di dalam kamar mandi Rayhan dengan asik nya berendam sambil memainkan busa sabun nya.

"son mandi nya jangan lama-lama ya." ucap Harold yang takut Rayhan masuk angin jika berendam terlalu lama.

"Iya dad sebentar lagi."

Setelah selesai mandi dan memakai baju, mereka turun menuju ruang makan untuk makan malam bersama.

"Habiskan makanan mu, setelah itu Daddy akan membantu mu menyiapkan kebutuhan sekolah mu untuk besok." ucap Harold

"Benarkah Daddy akan membantu ku?" tanya Rayhan bersemangat yang dibalas anggukan oleh Harold.

"yey... terimakasih Daddy,, kau terbaik." Kini Rayhan makan dengan semangat, ia tidak sabar ingin menyiapkan kebutuhan sekolah nya bersama sang ayah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!