Setelah lelah menangis Rayhan tertidur didalam pelukan sang ayah. Harold yg mendengar dengkuran halus sang putra langsung memindahkan sang putra ke kasur dengan hati-hati, dia tidak ingin Rayhan terbangun. Setelah memastikan Rayhan tidur dengan tenang, Harold memilih pergi ke balkon yang berada dikamar nya itu ia menatap langit malam yg sedikit mendung. Kembali air mata jatuh membasahi pipinya dikala ia mengingat ketika ia dan mendiang sang istri menghabiskan waktu bersama di balkon ini, canda tawa ketika bersama terlintas di otak Harold saat ini.
"aku merindukan mu, sayang." ucap Harold sambil memandang langit malam.
Setelah puas menatap langit Harold kembali masuk kedalam kamarnya, ia membaringkan dirinya disebelah sang putra yang sudah tertidur lelah. Ia memandangi wajah polos sang putra yang sedang tertidur. "mommy..." Rayhan mengigau memanggil sang ibu, terlihat jelas jika ia merindukan ibu nya. mendengar Rayhan mengigau, Harold langsung memeluk tubuh sang putra dan mencium keningnya dengan sayang. "Daddy janji akan menjagamu dengan baik sayang." ucap Harold setelah mencium sang putra, tidak lama kemudian Harold pun ikut tertidur sambil memeluk Rayhan.
Hari berganti hari, Minggu berganti Minggu, bulan berganti bulan. Kini usia Rayhan sudah menginjak 5th, mulai beranjak besar Rayhan mulai menyadari jika dirinya merasa kesepian dan membutuhkan seorang teman bahkan seorang ibu pengganti, ia merindukan pelukan hangat seorang ibu. Hingga pada suatu pagi ketika sedang sarapan ia memberanikan diri untuk mengatakan nya pada sang ayah.
"Daddy... boleh aku meminta sesuatu??" tanya Rayhan disela-sela makannya yang membuat Harold langsung berhenti makan dan memandangnya.
"Kau ingin apa sayang." ucap Harold sambil memandang sang putra.
"aku menginginkan teman, Daddy." ucap Rayhan ragu.
"teman?? kau ingin bersekolah?". tanya Harold bingung.
"iya Daddy aku ingin bersekolah,, Daddy terlalu sibuk dalam bekerja sehingga jarang memiliki waktu untukku." ucap Rayhan sambil menundukkan kepala nya, ia merasa sepi karena sang ayah terlalu sibuk dengan pekerjaan nya dan jarang menghabiskan waktu dengan Rayhan. Keseharian Rayhan hanya dihabiskan dengan bermain bersama pengasuhnya dan itu membuat nya bosan.
"maafkan Daddy yang terlalu sibuk sayang, Daddy hanya...." ucapan nya terpotong.
"aku mengerti Daddy, Daddy berusaha menyibukkan diri agar tidak terus meningkat mommy." ucap Rayhan yang sangat paham dengan keadaan Harold yang masih suka bersedih dan menangis ketika mengingat sang istri.
"aku pun sama, aku juga merindukan mommy, aku rindu pelukan hangat mommy." ucap Rayhan sambil menundukkan kepalanya lebih dalam, tanpa sadar bulir bening telah jatuh membasahi pipi tembam nya . Melihat sang anak yang menangis Harold langsung bangun dari duduknya, menghampiri sang putra lalu memeluknya.
"maafkan Daddy sayang... maafkan Daddy." ucap Harold sambil memeluk sang putra.
Karena terlalu merasa kehilangan Harold memilih menjadi penggila kerja yang akan bekerja tidak mengenal waktu, ia melupakan sang putra yang masih sangat membutuhkan perhatian dan kasih sayangnya. Sedangkan Rayhan, semenjak kepergian sang ibu ia berusaha memahami sang ayah yang sedang bersedih tapi lama kelamaan ia menjadi tidak tahan dan memutuskan untuk membicarakan nya pada sang ayah.
"Daddy akan menebus waktu kita yang telah hilang, oke??" ucap Harold lagi.
"bisakah hari ini aku menghabiskan waktu ku dengan Daddy??" tanya Rayhan setelah melepaskan pelukan nya dari sang ayah.
"tentu saja. kau ingin kemana hari ini??" ucap Harold sambil berjongkok didepan sang putra, menyamakan tinggi badan dengan Rayhan.
"kemana pun asalkan bersama Daddy." ucap Rayhan dengan senyum yg mengembang.
"baiklah, habiskan sarapan mu setelah itu kita pergi." ucap Harold sambil berdiri kembali ke kursi makan nya. Mereka melanjutkan sarapan dengan tenang, begitupun dengan Rayhan yang makan sambil sebuah senyuman mengembang dibibir mungilnya.
Setelah selesai sarapan, Rayhan dan Harold duduk diruang tamu sambil menunggu supir tang sedang menyiapkan mobil untuk mereka pergi.
"Roki, batalkan semua jadwalku hari ini. aku ingin menghabiskan waktu bersama putra ku." ucap Harold kepada Roki yang setia berdiri dibelakang tuan nya ini.
"ta-tapi tuan hari ini anda ada meeting penting tuan, jika dibatalkan anda akan mengalami kerugian yang sangat besar." ucap Roki terbata-bata.
"aku tidak perduli. Hari ini aku ingin bersama putraku." ucap Harold sambil memandang Rayhan yang tengah asik dengan mainannya.
"atau kau saja yang menggantikan ku untuk meeting itu." ucap nya lagi tetapi mata nya masih memandang sang putra.
"Maaf tuan tapi meeting ini tidak bisa diwakilkan, harus tuan yang menghadiri nya." ucap Roki yang agak ketakutan.
"yasudah batalkan saja." ucap Harold dengan santainya.
"ta-tapi tuan....." ucap Roki yg langsung dipotong oleh Harold.
"Kau membantah ku, Roki??" ucap Harold sambil menatap tajam Roki yang langsung membuat bulu kuduk Roki berdiri.
"ti-tidak tuan... maaf." ucap Roki menunduk dalam.
Tidak lama setelah itu supir pribadi Harold datang dan memberi tahu jika mobil nya sudah siap.
"Ayo jagoan, kita berangkat." ucap Harold sambil menggendong Rayhan dan menciumi pipi gembul nya.
"lets go Daddy...." ucap Rayhan dengan bahagianya.
Mereka berjalan keluar rumah diikuti Roki dibelakang mereka menuju mobil yang akan membawa mereka kemanapun yang mereka inginkan, lebih tepatnya yang Rayhan inginkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Reza Indra
Sedih bnget.. kasihan Reyhan. knpa kisah ubu sambung bkum muncul² ..🤔🤔🤔😘😘😘
2022-12-18
0