episode 4

Saat sadar dari lamunannya Harold langsung memelui sang putra dengan sangat erat "maafkan daddy sayang... daddy melupakanmu" ucapnya yang masih sambil memeluk sang putra tercinta.

"daddy harus kuat, hanya daddy yang aku punya. aku menyayangi mu dad dan aku akan menjaga mu dengan baik" ucap Rayhan yang masih berada dipelukan sang ayah.

Mendengar penuturan dari sang putra, Harold melepaskan pelukannya dan menatap dalam sang putra, ia tidak menyangka jika putranya dapat berpikir sedewasa itu. Harold pikir putranya akan sama seperti anak-anak seusianya yang akan menangis mencari sang ibu saat ibunya meninggal, tapi nyatanya putranya ini berbeda dari anka-anak lain. Putranya ini terlihat sangat tegar padahal Harold sendiri merasa sangat terpuruk karena kepergian istri tercintanya.

"Daddy jangan menangis lagi, oke?! kita akan melewati ini bersama-sama" ucap rAyhan lagi sambil menghapus air mata sang ayah.

"Putra daddy sangat pintar dan kuat. maafkan daddy sayang... DAddy berjanji setelah ini akan belajar menjadi lebih tegar sepertimu" ucap harold sambil tersenyum hangat menatap sang putra.

"Mari kita pulang daddy. Aku yakin mommy tidak ingin melihat kita bersedih terlalu lama". ucap Rayhan sambil menatap batu nisan sang ibu.

"Ya kau benar sayang. Mari kita pulang." ucap harold sambil menggendong Rayhann berjalan keluar pemakaman.

Sesampainya dirumah Harold meminta bantuan pada pelayang untuk memandikan Rayhan. SEdangkan ia masuk kedalam kamarnya untuk membersihkan diri, tapi ketika membuka pintu kamarnya harold kembali menangis mengenang sang istri, aroma kamar yang sangat lekat dengan wangi parfum yang selalu Hana gunakan membuat Harold kembali meneteskan air matanya lagi. Ia kembali mengingat kenangan-kenangan indah nya bersama Hana didalam kamar itu, kamar itulah yang menjadi saksi bisu bagaimana bahagianya mereka menghabiskan waktu untuk bercanda sebelum tidur di malam hari. Ia berjalan mendekati foto pernikahan mereka yang terpanjang besar di dinding.

"Kenapa kau meninggalkan kami secepat ini sayang?? Aku dan Rayhan masih sangat membutuhkanmu."ucapnya sambil memandangi foto tersebut. "Rayhan, anak kita satu-satunya. Harta yang paling berharga yang kau tinggalkan untukku. aku berjanji akan menjaganya dan membesarkannya dengan baik, aku akan mendidiknya menjadi lelaki yang penuh dengan tanggung jawab agar kau dapat tenang disana sayang, kami mencintaimu." setelah mengucapkan itu Harold memutuskan untuk membersihkan diri dan beristirahat.

Malam hari nya dimeja makan, hanya ada Harold dengan sang putra,Rayhan. Mereka makan dengan suasana hening, hingga akhirnya Rayhan memecahkan keheningan diantara mereka "dad, bolehkan malam ini aku tidur bersama Daddy??" tanya Rayhan dengan tatapan memelas.

Harold menghentikan kegiatan makannya ketika mendapatkan pertanyaan itu dari sang putra.

"Jika tidak boleh, tidak apa dad. Aku akan tidur dikamarku saja." ucap RAyhan lagi saat ia tak mendapatkan jawaban dari sang ayah.

"Tentu saja boleh, kenapa harus tidak boleh?" Ucap Harold sambil tersenyum memandang anaknya.

"Habiskan makananmu, setelah itu kita main dikamar daddy" ucapnya lagi.

Setelah selesai makan Harold langsung menggendong Rayhan menuju kamarnya, sampai didalam kamar Harold menurunkan Rayhan di atas tempat tidur dan ia pun duduk disebelah sang putra.

"apa kau sudah mengantuk??" tanya Harold sambil mengelus lembut rambut Rayhan.

Rayhan menggelengkan kepalanya. "bolehkah kita bermain dulu atau daddy bacakan cerita untuk ku" ucap Rayhan menatap Harold.

"jadi kau ingin bermain atau dibacakan cerita?"

"dibacakan cerita saja dad." menatap Harold dengan mata polosnya.

"baiklah jika begitu, kau tunggu sebentar disini yaa... Daddy akan mengambil buku ceritanya dikamar mu." setelah mengucapkan itu Harold langsung beranjak untuk mengambil buka cerita dikamar Rayhan.

setelah sang ayah menghilangkan dibalik pintu, Rayhan menatap foto pernikahan Daddy dan mommy nya dengan mata yang berkaca-kaca "aku merindukan mommy" ucapnya dengan nada lirih.

Saat tengah asik memandangi foto dengan air mata yang mengalir di pipi gembul nya nya, Rayhan tidak menyadari jika sang ayah telah masuk kedalam kamar itu lagi dan telah duduk di samping Rayhan.

"kau merindukan mommy mu??" tanya Harold sambil mengusap kepala Rayhan.

"da-daddy" ucap Rayhan terbata-bata dan langsung menghapus air mata nya.

"menangis lah jika kau ingin menangis, son." ucap Harold sambil memeluk sang putra yang mana membuat tangis Rayhan pecah.

"mo-mommy...." gumam Rayhan disela tangisan nya.

Harold masih mendekap sang putra sambil mengusap punggung Rayhan dengan lembut. "maafkan Daddy yang tidak bisa menjaga dan menyelamatkan mommy mu, son." ucap Harold didalam hati nya. Hati nya begitu perih dikala melihat sang putra menangis dengan begitu pilu. Baru saat ini Harold melihat sang putra menangis dengan begitu pilu karena semenjak kejadian kemarin malam hingga pemakaman selesai Rayhan hanya mengeluarkan sedikit air mata yang membuat Harold berfikir jika anaknya itu dapat tegar dan menerima kepergian sang ibu, ternya pemikiran Harold salah. Rayhan tetap lah anak kecil yang masih sangat rapuh dan membutuhkan sosok seorang ibu disamping nya.

Terpopuler

Comments

Marcell Grace

Marcell Grace

sampai di sini Mata udah bengkak

2023-03-20

0

Nani Maharani

Nani Maharani

semangat thor 🥰

2021-11-26

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!