Setelah melihat sekolah baru Mika , mereka kini tiba di sebuah rumah yang juga besar dan amat megah . Hadinata tampak menggaruk kepalanya yang tidak gatal . Berulangkali dia melihat layar hp jadulnya , dan dengan tatapan tidak percaya dia kembali melihat rumah didepannya .
" Telpon Paman aja Yah ! Siapa tahu kemarin salah ngasih alamat ke ayah "
Hadinata langsung mengangguk dan terlihat melihat menelpon seseorang .
" Halo assalamualaikum "
" ..... "
" Kemarin sore alhamdulilah kita sampai . Aku dan Mika lagi nyari rumah kamu . Tolong kirim ulang alamat rumah kamu Nir , nyasar nih kita dirumah yang gedenya kaya gedung DPR "
" ..... "
" lya bener Jalan Rambutan 6 rumah nomor 57 kan ? Nah ini kita lagi didepan alamat ini "
" ..... "
" Oh ya .. ya kita tunggu "
Hadinata menutup telponnya , dan mengatakan pada Mika sebentar lagi ada orang yang menjemput mereka .
Tak lama pintu gerbang yang tinggi menjulang itu terbuka . Seseorang dengan badan tinggi besar menghampiri mereka , dan dengan sangat sopan menyapa mereka .
" Dengan bapak Hadi ? "
" lya saya mas "
Orang itu tersenyum ketika Hadinata menyebutnya dengan kata ' mas '
" Mari saya antar masuk , Tuan Munir sudah menunggu di dalam "
Sekali lagi mereka dibuat takjub ketika memasuki gerbang itu . Rumah yang mereka datangi tidak pantas disebut ' rumah ' , tapi menyerupai istana . Dominasi warna putih menambah kesan elegan rumah itu ditambah halaman hijau yang terbentang luas yang menambah kesan asri .
Tepat sampai di depan pintu rumah orang berbadan tinggi besar itu pamit mengundurkan diri karena memang ia hanya mendapat perintah untuk mengantar sampai ke depan pintu rumah .
" Langsung masuk saja pak , Tuan Munir sudah menunggu di dalam . Saya kembali ke pos
jaga "
" Terimakasih banyak Mas sudah mengantar kami "
Perlahan Hadinata dan Mika memasuki ruangan , tampak dari arah dalam seorang laki laki parubaya dengan tubuh tegap dengan tergesa menyambut mereka .
" Assalamualaikum "
" Walaikumsalam ... Mas Hadi bagaimana kabarnya "
Kedua laki laki parubaya itu sejenak saling berpelukan , Mika bisa melihat bahwa walaupun laki laki bernama Munir itu amat sangat kaya tapi terlihat laki laki itu sangat menghormati ayahnya .
" lni pasti baby Mika ya ... Ya Tuhan putrimu sudah sebesar ini Mas "
Dengan gemas Munir mengacak rambut Mika pelan . Dengan takzim kemudian Mika menyalami sahabat ayahnya itu .
" Ayo masuk Mas , sepertinya kita butuh kopi biar kita bisa ngobrol sampai pagi ha .. ha .. Sudah lama sekali sampai putra putri kita udah sebesar ini "
" Kalau sampai pagi bagaimana aku bisa urus bengkelmu itu , nanti kamu potong gaji aku "
Mereka tertawa bersama , setelah beberapa saat akhirnya Hadinata dan Mika pamit . Karena esok hari mereka harus menyiapkan diri mereka . Hadinata dengan pekerjaan barunya mengurus bengkel dan Mika yang besok mulai masuk sekolah .
...#...
Sementara itu disebuah kantin terlihat para murid laki laki masih membahas tentang
' bidadari ' yang tadi sempat mereka lihat . Dan murid yang tidak menyaksikan dengan mata kepala sendiri banyak yang mengira bahwa hot issue itu cuma sebuah hoaks .
Bagi mereka yang tidak menyaksikan , sudah terlalu banyak bidadari disekolah mereka . Tentu saja karena semua murid disitu rata rata dari kalangan atas .
Mereka , terutama murid perempuan sangat memperhatikan setiap detil penampilan mereka .
" Meleleh hati gue liat itu bidadari jalan , gue pastiin kalau dia sekolah disini bakal gue kejar bahkan sampai ke ujung dunia "
" Gaya loe njirr ... buat beli solar aja loe ngutang sama gue . Mau ngejar sampai ujung dunia , nohh sampai ujung gang paling banter "
" Ha .. ha .. "
Suasana tampak sangat riuh dikantin itu . Rendy menyikut Reyhan yang dari tadi terlihat menikmati minumannya .
Sahabatnya ini memang selalu begitu , cuek dengan lingkungan sekitar . Sifat Reyhan yang angkuh dan dingin membuatnya dia menjadi murid yang paling disegani oleh semua murid di sekolah itu . Hanya pada Rendy dia bisa sedikit lunak , karena mereka berteman sejak kecil .
" Loe minum apa lagi upacara bendera sih Rey ? Anteng bener sih "
" Ckk .. berisik !!! "
" Tuhh bidadari elo nyamperin ke sini . Gue cabut ketimbang gue ketularan penyakitnya . GATEL "
Sambil terkekeh Rendy bangkit dari duduknya ingin segera pergi dari situ . Dari arah depan terlihat seorang gadis berjalan menuju ke arah mereka . Dengan gaya yang dibuat seanggun mungkin dia kemudian duduk di bangku tepat didepan Reyhan .
" Heyy .. bolehkan aku duduk disini . Rey nanti pulang sekolah bareng ya . Ehhmm mamaku katanya pengen ketemu kamu . Udah lama kan kamu ngga main kerumah ? "
Gadis bernama Laura itu terlihat sangat berharap pada laki laki di depannya yang bahkan tidak melirik sedikitpun padanya . Laura mencoba meraih tangan Reyhan tapi niatnya terhenti ketika mendapat tatapan sinis dari si empunya .
Reyhan terlihat pergi tanpa mengatakan apapun . Laura hanya bisa menatap kepergian laki laki yang sudah lama ia sukai itu .
" Gimana itu incess loe , kencan nanti siang ? " Rendy sengaja menggoda sahabatnya .
" Kencan kepala loe , nyesel gue mau ikut bokap waktu itu kerumah dia . Kalau bokap nggak paksa juga gue ngga bakal mau kesana . Keluarga gatel semua , penjilat "
" Om Priyo papanya Laura emang masih kerja Ama bokap loe ? "
" Tau .. heran gue wajah mesum kaya dia masih juga dipake ama bokap "
Bukan tanpa alasan Reyhan menyebut papa Laura sebagai seorang mesum , karena sudah berkali kali ia dan Rendy memergoki laki laki itu kencan dengan sugar baby . Bukan cuma satu , tapi berganti ganti gadis muda .
Tak jauh beda dengan suaminya , mama Laura pun terkenal sebagai sosialita yang senang menghambur hamburkan uang . Malah terdengar kabar bahwa dia senang bermain dengan berondong . Entah berhembus darimana kabar itu tapi mereka belum pernah melihat mama Laura pergi berkencan dengan pria lain .
" Kasian juga doi ya , keluarganya kaya gitu . Emang ngga simpati loe sama dia ?! "
" Masih ingat ngga loe betapa gilanya dia ? "
" Ha .. ha .. elo yang gila tubuh aduhai gitu ditolak "
" Ambil buat loe , ikhlas gue "
" Ogahhh , masih waras gue "
Masih segar di ingatan Rendy waktu itu , sehabis pelajaran olah raga dia dan Reyhan pergi ke toilet . Waktu itu Rendy dikejutkan dengan bunyi berisik di toilet yang berada disampingnya . Ketika ia keluar Rendy dikejutkan dengan wajah Reyhan yang terlihat sangat marah , dan didalam toilet yang tadi dipakai Reyhan terlihat Laura dengan baju atasan seragam dengan kancing yang seluruhnya terbuka .
Rendy hampir tidak percaya dengan apa yang dilihatnya . Begitu nekatnya gadis itu sampai berani naked di toilet laki laki hanya untuk mengejar seorang Reyhan .
Bahkan gadis itu sama sekali tidak menangis ketika tanpa kata Reyhan keluar toilet dengan membanting pintu . Gilanya lagi gadis itu malah terlihat tersenyum smirk , senyum yang membuat Rendy bergidik .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
ristiana maharani
terus reyhan anak pak bos, di jodohin lah mereka🤔🤔
2024-08-17
0
karin Ke
Reyhan anaknya pak munir nihh 😁😁😁😁😁
bener gak sihh kk author 🤭🤭🤭🤭
2024-06-22
0
Erni Fitriana
seruuu nihhhh
2024-03-18
1