" Belum menyerah juga ternyata ... " Satria hanya menggelengkan kepala ketika mendengar cerita Mika . Gadis itu bercerita tentang Munir yang menjemputnya di sekolah sampai mengantarnya sampai di sini , di bandara . Dan ketika sampai pamannya itu malah pamit pergi dengan alasan ada meeting mendadak yang Satria yakini itu adalah alasan yang sengaja dibuat papanya agar Mika bisa mengantar Satria sebelum pergi .
Sampai sekarang ternyata papanya masih sangat berharap dirinya bisa dekat dengan Mika . Satria melihat Mika yang tampak kikuk , dia tahu gadis itu pasti sedang bingung . Satria mengelus pucuk kepalanya .
" Heii .. Mas berangkat ya . Sebentar lagi kamu ujian belajar yang rajin . Jaga paman dan bibi , nanti pulang sama Affan ( supir sekaligus bodyguard Satria ) ya . Tadi Papa mau kirim supirnya lagi kesini tapi aku larang . Kasihan kalau harus bolak balik "
" lya .. "
Satria terkekeh mendengar jawaban singkat dari mulut mungil itu . Gadis itu masih menunduk sambil meremas kedua tangannya . Mereka sudah berada didepan sebuah pesawat yang Mika yakini itu adalah sebuah jet pribadi milik Satria .
Melihat gadis itu masih menunduk Satria menjadi enggan melangkah .
" Besok kalau udah libur mau Mas ajak ke Dubay ? " tanya Satria sambil menyentuh rambut hitam itu .
" Mauuuu ... " cicit Mika tetap dengan kepala masih menunduk .
Perlahan Satria mengecup puncak kepalanya , saat ini dunia Mika seperti sedang berhenti . Jantung Mika seperti berhenti memompa aliran darahnya , nafas hangat Satria yang menyapu keningnya mampu mematikan semua syaraf yang ada di tubuh Mika .
" Senyum dong ... "
Mika menarik sudut bibirnya , memaksakan diri untuk tersenyum ketika melihat laki laki yang telah menyentuh hatinya itu melangkah masuk ke pesawat . Sebelum masuk Satria sempat melambaikan tangannya dan dibalas senyuman oleh Mika .
#
" Ma .. mama .. "
Reyhan perlahan menghampiri Lisa yang sedang berbaring dikasurnya . Lisa menoleh ketika mendengar seseorang memanggil namanya .
" Kukira kau sudah tak ingat pada Mama "
" Maaaaaa ... " Reyhan seakan tak terima dengan tuduhan itu . la duduk dipinggir kasur dan menyentuh kening sang mama dengan punggung tangannya .
" Mama baik baik saja , mungkin cuma kecapean " kata Lisa seakan tahu bahwa putranya sedang memastikan kondisinya .
" Tadi Papa dan kakakmu telpon mama , mereka menunggumu di bandara "
Mendengar papanya disebut raut muka Reyhan seketika menjadi gelap , ia kembali teringat pada affair yang dilakukan Mika dan papanya .
" Kenapa sayang ? Kalian bertengkar lagi ? "
Reyhan menggeleng , ia melangkah menuju kulkas kecil yang ada di ruangan itu . Diambilnya sebotol air mineral dan langsung ditenggak sampai habis .
Lisa menghela nafas panjang . Dari dulu Reyhan memang sedikit tidak cocok dengan papanya . Munir selalu melihat Reyhan di bawah bayang bayang putra sulungnya Satria . Munir menyerahkan tampu seluruh perusahaan pada putra sulungnya tersebut .
Lisa tahu mantan suaminya sangat menyayangi kedua putra mereka . Mungkin karena usia Reyhan yang masih sangat muda membuat sang mantan suami saat ini menyerahkan semua tanggung jawab pada putra sulung mereka . Tapi putra bungsunya selalu menganggap hal ini sebagai sebuah ' pilih kasih ' .
Mulanya Lisa berharap.lambat tahun Reyhan mengerti dengan sendirinya . Tapi semakin lama Reyhan semakin menunjukkan ketidaksukaannya pada sang papa . Lisa merasa ikut andil dalam hal ini . Seharusnya dari awal ia bisa mengarahkan putra bungsunya itu agar bisa berpikir dewasa , tapi karena kesibukannya ia jadi mengabaikan hal itu .
Reyhan sadar dirinya tidak sesempurna kakaknya . la akui Satria lebih segalanya dibandingkan dia . Satria sosok yang cerdas , sabar , penyayang dan penuh tanggung jawab . Tapi Reyhan juga selalu berusaha menjadi yang terbaik dimata papanya .
Nilai sekolahnya selalu di atas rata rata , dengan modal patungan ia mendirikan sebuah kafe kecil dengan temannya . Bisa saja ia langsung membuat yang lebih besar dengan modal orang tua , tapi tidak ia lakukan karena ia ingin merasakan usaha yang dimulai dari angka nol . Dari hasil keringatnya sendiri .
" Tadi Papa bilang kedepannya kau harus terjun ke perusahaan papamu . Dia yang akan langsung membimbingmu Rey ! "
" Rey punya usaha sendiri Ma , Rey ingin memulai semua atas usaha sendiri "
" Ayolah , sekali sekali mengalah pada papa . Dia punya harapan besar padamu Rey , jangan kecewakan dia . Kau juga tahu kakakmu punya harapan besar padamu "
" Jangan bahas tentang ini Ma , yang penting sekarang mama istirahat . Rey tidak mau melihat Mama sakit "
CEKLEKKKK ...
Pintu kamar tiba tiba terbuka , tampak seorang laki laki dengan masih menggunakan setelan jas dengan dokter Tya berada di belakang laki laki itu .
" Papa .. "
" Mas .... "
Munir melangkah memasuki kamar tersebut dengan wajah yang terlihat sekali sangat khawatir . Tadi ketika mengetahui Lisa tidak mengantar putra mereka Munir mencoba berkali kali menelpon sang mantan istri . Tapi ternyata ponsel Lisa tidak aktif . Akhirnya dia menelpon Tya untuk menanyakan keberadaan Lisa . Dan betapa terkejutnya dia setelah mendengar bahwa mantan istrinya itu sempat jatuh pingsan .
" Kau tak apa apa ? Tadi Tya bilang tekanan darahmu sangat rendah " Munir mendekati sang mantan istri dan duduk pinggir ranjang .
" Tya berlebihan Mas , aku cuma kecapean "
" Selalu begitu ! Jangan selalu menyepelekan kondisi kesehatanmu . Apa anak nakal itu tidak menjagamu ? " kita Munir dengan mata tertuju pada Reyhan yang berdiri dipinggir ranjang .
" Masssss ... "
Reyhan terdiam , ia sudah terbiasa mendengar kata kata sinis papanya .
" Dia persis sepertimu , selalu mengomel jika itu menyangkut kesehatanku . Reyhan menjagaku dengan sangat baik " Lisa meraih tangan putra bungsunya dan menciumnya .
" Kondisi mba Lisa secara keseluruhan baik Mas , cuma mungkin untuk beberapa hari ini dia kurang istirahat . Mungkin dia terlalu fokus pada laporan akhir bulan rumah sakit dan beberapa butik yang baru dia buka " Tya akhirnya membuka suaranya .
Walaupun cuma berstatus mantan adik ipar Tya sangat menghormati Munir . Pria itu sangat menjaga dan melindungi mereka semua layaknya keluarga sendiri . Bahkan Rendy pun sudah Munir anggap sebagai putranya sendiri .
Kadang Tya berharap kakaknya bisa bersama kembali pria yang sangat ia hormati itu .
" Kenapa tidak kau serahkan saja pada akuntan kepercayaanmu ? Apa perlu aku sendiri yang membantumu ? Tidak bisakah kau dirumah saja ? Aku yang akan mengurus semua "
" Mas sudahlah , bukankah kita sering membahas hal ini ? Kau tahu jawabannya "
Munir mendengus mendengar jawaban mantan istrinya , ternyata Lisa masih sama keras kepalanya seperti dulu . Dari dulu Lisa memang tidak mau merepotkannya dalam urusan apapun . Itu yang membuat mereka menjadi jauh .
Munir ingin istrinya bersandar penuh padanya , ia merasa membantu sang istri membangun bisnisnya hingga menjadi besar seperti saat ini adalah kesalahan terbesarnya . Hal itu menjadikan Lisa menjadi lebih mandiri , tidak mau bergantung padanya .
" Baiklah .. "
Munir bangkit dari duduknya , sebelum melangkah keluar ia berkata pada Reyhan yang sudah duduk di sofa sejak melihat sang papa mengintrogasi mamanya .
" Mulai besok pulang sekolah kamu ke kantor Papa , belajarlah menjadi seperti kakakmu "
Reyhan hanya diam menanggapi perkataan papanya .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Erni Fitriana
ya Allah....indahnya hidup di dunia noveltoon....taeik aku ke dunia tulismu thor...biarin dah jadi mika aku😁😁😁😁😁...jasi istri satria bolehhh...dijodohin ama reyhan kagak ngapah'
2024-03-22
0
Resti Yuliani
duhhh pengen banget jadinya ama satria
2024-02-17
0
Edah J
baru dua karya ka author ku baca😉 semuanya bagus dengan jalan cerita yg keren👍👍👍 sukses selalu buat ka author👍👍👍
2023-12-14
2