" Buat cewek , masih putih abu abu , suka ngambek , manja dikit , ngga terlalu cantik , seumuran kamu " kata Satria sangat terperinci dengan menyembunyikan senyumnya .
" Oooo .. kalau cewek sih biasanya seneng yang simpel simpel . Kalung aja deh tapi yang sederhana aja modelnya . Kalau cincin ntar Mas dikira ngelamar he .. he "
" Keluarkan semua model kalung yang kalian punya " titah Satria pada sang manager . Dan tidak memerlukan waktu lama kalung dengan berbagai model saat ini berada dihadapan Mika . Wajah bingung Mika saat ini membuat Satria geli . Bagaimana tidak bingung jika melihat banderol harga semua perhiasan yang ada dihadapannya bernilai fantastis .
" Mas , sini deh " Mika meminta Satria mendekat padanya dan betapa kagetnya Satria ketika gadis itu mendekatkan wajahnya dan berbisik ...
" Mahal semua Mas ... Jangan marah ya kalau nanti yang Mika pilih kemahalan " bisik Mika .
Satria tersenyum lebar mendengar bisikan dari Mika , tapi kemudian dia menganggukkan kepalanya .
" Pilih yang paling mahal kalau perlu , Mas kan habis gajian " balasnya Juga sambil berbisik .
" Beber nih ya , awas kalau nanti marah marah "
Setelah beberapa saat pilihan Mika jatuh pada kalung berlian dengan model simpel berpadu emas putih . Dia memperlihatkan pilihannya pada Satria .
" Bener loh ya jangan marah , tiga ratus juta lebih ini . lni udah yang termurah ! "
Mata Satria memandang pilihan Mika , pilihannya terlalu sederhana karena gadis itu memilih masih menimbang harga .
" Bisa saya minta tolong ambilkan yang itu ? " pinta Satria pada sang manager yang berada di depannya . Satria menunjuk pada sebuah kalung berlian berbentuk matahari dengan rantai emas putih . Sama sama bermodel simpel tapi pilihan Satria mempunyai berlian sedikit lebih besar dan pastinya juga lebih mahal .
" Gimana , kamu suka ? " tanya Satria pada Mika yang masih memegang kalung pilihannya .
" Best .. pasti temen Mas suka , itu bentuk matahari . Sinar matahari tak akan pernah berhenti memberi kehidupan " jawab Mika sambil mengacungkan dua jempolnya .
" Sini cobain , Mas pengen lihat kalau dipakai bagus apa enggak " Satria mengisyaratkan agar Mika membalikkan badan , ia ingin memakaikan kalung itu dengan tangannya sendiri .
" Tapi Mas ... "
Dengan terpaksa Mika membalikkan badan karena Satria sudah mengalungkan benda indah itu dilehernya .
" Subhahanalah ... cantik ! "
Mika sontak tersipu mendengar pujian itu , ia tahu mungkin pujian itu tertuju pada kalung yang sudah melingkar di lehernya tapi ia tetap malu mendengarnya .
Satria memberikan black card-nya pada sang manager , dia memutuskan untuk membelinya . Mika segera ingin melepaskan kalungnya karena melihat Satria sudah membayar barang itu .
" Siapa suruh kamu melepasnya Mika ? " tanya Satria menatap tajam gadis yang masih berusaha melepaskan kalung dilehernya .
" Lha kan mau dibungkus .. katanya buat temen Mas itu kan ? "
" Memang .. makanya jangan dilepas "
Walau bingung Mika hanya menurut saja kata kata Satria , ia berpikir mungkin nanti ia yang bertugas untuk membungkusnya ketika sudah keluar dari toko ini .
" Pembayaran kalung senilai ... " sebelum manager itu meneruskan kata katanya Satria sudang memotongnya sambil mengangkat satu tangannya . Sang manager yang tahu isyarat tidak meneruskan kata katanya . Dalam hati ia semakin mengagumi pria didepannya yang tidak mau gadisnya tahu harga kalung yang lumayan fantastis itu . Banderol kalung seharga 1,2M tadi juga sempat dilepas atas perintah Satria .
" Kita pulang Mika "
Setelah menerima kembali black cardnya Satria segera mengajak Mika keluar dari toko itu .
" Sudah sore kita pulang saja ya , tadi Mas udah janji ke paman mau nganter kamu sebelum malam " tanpa sadar Satria terus menggandeng tangan mungil Mika menuju basement mall .
Sampai dimobil Mika ingin melepas kalung itu lagi , Satria yang melihat gerakan gadis itu mengerutkan dahinya .
" Mau dikemanakan kalungnya ? "
" Dilepaslahh .. mau dibungkus buat temen Mas katanya "
" Ya memang buat temen makanya jangan dilepas "
" Maksudnya ? Mika ngga ngerti " Mika tambah bingung mendengar Satria berbicara . Satria tersenyum dan mengacak pucuk rambutnya .
" ltu buat kamu , hadiah dari Mas . Maaf ya besok hari jadi kamu mungkin Mas udah di Dubay . Ada kerjaan disana "
Mika terhenyak , ternyata kalung berlian berbentuk matahari itu dipilihkan Satria untuknya . Pria itu bahkan mengingat hari ulang tahunnya . Hatinya menghangat dan tanpa terasa air matanya mulai menetes .
" Lho kok malah nangis "
Mika menggeleng gelengkan kepalanya dengan mengelap air mata itu dengan kedua tangan mungilnya .
" Mika engga nangis , Mika seneng ! Tapi Mika ngga bisa pakai kalung ini Mas "
" Kenapa ?? "
" lni pasti mahal banget , tadi yang kecil aja harganya udah mahal banget apalagi yang ini . Gaji Mas habis buat beliin Mika ini pasti . Besok Mas keluar negeri kan ? Trus disana Mas makannya gimana , nyewa hotel kan mahal . Udah kembaliin aja kalungnya duitnya bisa buat biaya disana . Jaga kesehatan disana , jangan telat makan , jangan ngoyo kalau kerja ngga ingat istirahat "
Satria tersenyum lebar mendengar celoteh gadis disampingnya . Saat ini dia merasa sepert suami atau pacar yang sedang mendengar istrinya mengomel .Setelah cukup lama berbicara akhirnya Mika diam dan menunduk malu . Dia sadar tadi telah berbicara terlalu banyak pada Satria .
" Ehmm ... maaf . Mika udah ngomel ngomel " ucapnya sambil menunduk .
Satria kembali mengacak pucuk kepala gadis itu gemas , dicubitnya pelan pipi gadis itu hingga pipi itu langsung memerah . Merah bukan karena sakit tapi karena Mika tersipu malu .
" Pakai ya kalungnya . Doakan aja Mas baik baik saja disana . Kalau Mika punya masalah bisa sharing sama Mas . Punya kan nomer Mas ? "
" Pasti Mika doakan yang terbaik buat Mas disana . Yuk pulang "
" Tunggu .. jadi yang Mas bilang masih putih abu abu , suka ngambek , manja dikit , ngga terlalu cantik itu maksudnya Mika gitu ? " tanya Mika sambil cemberut .
" Mana ada Mas bilang gitu " sahut Satria sembari terkekeh , menyenangkan rasanya bisa mengerjai sadis disampingnya hingga membuat bibir mungil itu cemberut .
Satria segera melajukan mobilnya untuk mengantar Mika , ia sendiri tidak mengerti jika bersama gadis itu selalu saja ada kebahagiaan dihatinya . Ada warna baru yang mengisi harinya .
Mungkin karena sejak kecil dia diasuh oleh sang papa tanpa adanya campur tangan perempuan , hingga Satria menemukan sesuatu yang lain pada diri Mika . Kenyamanan seorang adik? teman ? atau kekasih ? Untuk saat ini Satria tidak mau ambil pusing soal itu . Karena didepannya banyak hal yang harus ia capai terlebih dahulu . Yaitu kesuksesan untuk membuat sang papa bangga .
Begitupun dengan Mika , hari ini dia bahagia ternyata Satria mengingat hari ulang tahunnya dan sekaligus membeli hadiah untuknya . Dan jika hadiah dari Satria tidak sebagus dan semewah kalung yang tadi diberikan , Mika tidak akan pernah mempermasalahkannya . Baginya perhatian Satria sudah cukup untuknya .
Mika tak menampik bahwa hatinya mulai sedikit ada rasa suka pada pria disampingnya . Dia merasa nyaman dan tenang jika berada disamping Satria .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Erni Fitriana
wahhh rival reyhan berattttttt
2024-03-22
0
Edah J
Apa kabarnya Rey ya?🤔
2023-12-14
1