SPP - 14

Dokter telah datang dan memeriksa Asya. Beliau memberikan resep obat untuk gadis malang ini. Setelah mengantar dokter, Zio pergi untuk membeli obat.

El mengirimkan pesan pada Mama dan Bunda. Ia tak ingin mengganggu tidur mereka karena menelepon. Pesan yang berisikan informasi mengenai keadaan Asya saat ini. Tak lupa El juga berpesan agar Mama mengajak Papa. Asya jelas merindukan Papanya.

Setelah menerima suntikan dari dokter, Asya akhirnya tertidur pulas. Dan kedua pemuda ini, duduk diruang tamu, menjaga Asya sambil mengerjakan pekerjaan mereka.

Hari berganti pagi....

Asya masih tertidur pulas. Ipah sudah mulai memasak dan membersihkan rumah. El dan Zio juga sudah mulai bersiap untuk berangkat ke kantor.

"El, Asya" panggil Mama yang baru saja tiba bersama Papa.

El mempersilahkan Mama dan Papa untuk masuk kedalam. Menjamu mereka dengan sangat baik. Tak berselang lama, Ayah dan Bunda juga datang kerumah El.

"El, kau pasti terlalu bersemangat. Kau membuat menantuku sakit karena kelelahan" omel Bunda sembari memukuli putranya. Zio tertawa lepas melihat apa yang terjadi, andai saja yang dikatakan oleh Bunda itu benar.

Bunda dan Mama masuk kedalam kamar El. Mendapati Asya yang masih tertidur. Mereka mengelus putri kecilnya dengan sayang. Memanggil-manggil nama Asya agar dia segera bangun dari tidurnya.

"Asya, bangun sayang. El nakal ya, pasti dia nakal. Nanti Bunda marahi dia, bangun sayang" ujar Bunda khawatir.

"Iya benar kata Bunda. Nanti kita marahin suami kamu ya, kamu bangun dong sayang" imbuh Mama tak kalah khawatir.

El menatap Zio yang sedang tertawa sedari tadi. Ia tak mengerti mengapa para ibu ini menyalahkan dirinya. "Kenapa jadi salah ku?" Sela El kesal.

"Terus salah siapa? Kamu pasti ajak main kan setiap waktu" oceh Bunda tak kalah kesal.

"El, Mama tahu kamu kuat karena masih muda. Tapi Asya kan juga bisa capek sayang" timpal Mama.

"Kalian bahas apa? Aku gak ngerti. Ayo Zio kita pergi" sahut El mengajak Zio untuk segera berangkat ke kantor.

Kedua pemuda itu bergabung dengan Ayah dan Papa yang sedang sarapan dimeja makan. Seperti biasa, mereka selalu berbincang membahas pekerjaan. Hari para lelaki ini tak pernah luput dari pekerjaan dan pembahasan bisnis.

"Bagaimana kontrak kalian dengan CJ Grup?" Tanya Papa.

"Masih harus ketemu lagi Pa, ada hal yang masih kurang pasti" jawab El.

"Asya kamu kasih obat tidur ya El? Kok gak bangun-bangun" sahut Bunda yang ikut bergabung dengan mereka. Bunda dan Mama membiarkan Asya yang masih tidur pulas.

Kedua ibu ini memarahi para lelaki yang terus saja membicarakan mengenai perkerjaan di meja makan. Mereka berdua melayani para suami, membiarkan El dan Zio mengambil makanan mereka sendiri. Sembari terus mengomel karena Asya yang tiba-tiba sakit tanpa alasan.

El dan Zio memang tidak menceritakan bagaimana mulanya Asya bisa sakit. Mereka tak ingin jika para orang tua menjadi lebih khawatir. Bahkan Papa juga tak membahas apapun mengenai Asya.

"Mbak Ipaaah, kok aku gak dibangunin sih, Mas El udah berangkat ya? Aku kan harus ke kampus ada ulangan" teriak Asya yang turun tergesa-gesa dari tangga.

"Tadi Mas El udah sarapan belum? Gak ada yang ketinggalan kan barangnya? Kok Mas El gak bangunin aku sih Mbak? Pak Agus Mana? Aku harus sampai kampus, terlambat nih" oceh Asya diselingi oleh batuk.

Asya yang sibuk merapikan pakaiannya, mendongak menghadap ke arah meja makan. Berapa terkejutnya ia melihat seluruh keluarga ada disana. Memandangi dirinya dengan heran.

"Asya, kamu masih kuliah? Kamu lupa Papa bilang apa?" Sentak Papa seraya berjalan menghampiri Asya.

Amarah memancar dari mata Papa, Asya yang takut melihatnya mulai melangkah mundur menjauh.

"Pa, aku yang nyuruh Asya buat lanjut kuliah" celetuk El. Kini semua orang berbalik memandangnya. Asya yang merasa memiliki kesempatan, berlari sekencang mungkin melewati Papa. Ia dengan cepat bersembunyi dibalik tubuh El.

El memegang dahi Asya, panasnya telah turun. Tapi El masih tidak yakin untuk membiarkan Asya pergi ke kampus. "Mas El, aku ada ujian" bisik Asya pada suaminya.

"Tapi kenapa El? Sudah biarkan saja, dia hanya akan bermain-main di kampusnya. Lebih baik dia berada dirumah, les memasak atau menjahit untuk menjadi istri yang ideal" sahut Papa.

"Dirga, biarkan saja. Sekarang Asya adalah tanggungjawab El, kau tidak perlu ikut campur" balas Ayah.

"Tapi Mas..." Papa hendak menyangkal, tapi Ayah sudah menatapnya tajam. Beliau tak ingin ada keributan dipagi hari.

Asya sangat senang mendengar Ayah menyetujui keputusan El. Ia memeluk Ayah dan berterimakasih. "Iya, jangan kecapekan ya, nanti kamu sakit lagi" nasihat Ayah seraya menepuk pelan kepala Asya.

Gadis itu menyukainya, kasih sayang dari seorang Ayah. Hangat, menenangkan hati.

"Asya ayo" seru El. Zio dan Asya segera berpamitan dan mengikuti kemana El pergi.

Kini giliran El yang menyetir, dan Zio duduk dibelakang seorang diri. Asya meminta El menyetir dengan cepat karena ia sudah terlambat.

"Mas El, aku masuk dulu ya" pamit Asya saat mereka telah sampai di kampus. El menahan tangan Asya, menariknya untuk mendekat. Gadis itu menatap El dengan bingung.

Cup...

Satu kecupan mendarat di kening Asya. Gadis itu tertawa riang lalu pergi dengan senyuman. Asya berlari sekuat tenaga menuju kelasnya.

"Ehm.. jadi kau sudah memutuskan untuk memilikinya?" goda Zio.

"Kau benar, dia sangat mudah tersenyum. Harusnya aku tahu, dia menyukai hal-hal seperti ini" ujar El.

"Tunggu apa lagi? Lakukanlah dan beri aku keponakan" sahut Zio dengan tawa liciknya.

El menatap tajam kearah Zio, menyuruhnya untuk bertukar posisi. Masih pagi tapi Zio sudah membuatnya kesal. Segera setelah berpindah posisi, mobil mereka melaju menuju kantor.

...\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=...

Asya masuk kelas tepat waktu, lima menit sebelum dosennya datang. Bersyukur ia tak harus kena marah hari ini.

"Loe tumben Sya datangnya mepet banget?" Tanya Jihan seraya menyantap makanannya.

"Iya tadi gue ketiduran, untung Mas El nyetirnya bisa cepat" jawab Asya.

Seseorang tiba-tiba saja datang lalu menjambak rambut Asya. "Masih hidup loe? Gue pikir udah mati tenggelam" ujar wanita tak tahu malu.

"Apa'an sih loe?" Bentak Gita seraya menarik tangan wanita itu dari rambut Asya.

"Cih, jadi loe udah nikah? Udah punya suami masih aja kegatelan" maki wanita itu lagi.

"Kesya cukup, kenapa loe selalu ganggu Asya. Pergi sana" sela Nando yang hadir diantara mereka.

Kesya bergelayut manja di lengan Nando. Sembari mengatakan jika Asya sebenarnya sudah memiliki suami. Tapi Asya terus saja menggoda Nando. Ia bahkan menceritakan bagaimana pertemuannya dengan Asya semalam di pesta. Dengan gaun selutut, tidak seperti Asya sederhana yang Nando kenal selama ini.

"Terus urusan loe apa? Dia gini aja cantik, apalagi dandan. Kalau loe iri mending permak sana muka loe. Hush, centil banget jadi cewek" maki Nando sembari mendorong Kesya menjauh darinya.

Kesya merasa kesal, dan pergi bersama kedua temannya.

"Kamu gak apa-apa kan Sya?" Tanya Nando seraya mengelus kepala Asya. Gadis itu mengangguk dan berterimakasih karena Nando telah membelanya.

Terpopuler

Comments

Elizabeth Zulfa

Elizabeth Zulfa

Ini si cewek resek gak dikasih pelajaran gitu...??? masa dibiarin bebas btkeliaran gangguin orang terus..

2024-05-02

0

Soerya Abdul Soerya

Soerya Abdul Soerya

Hmmmmmmmmm msih nyimak thorr
Tetap semangat 💪💪

2022-09-27

0

lihat semua
Episodes
1 SPP - 1
2 SPP - 2
3 SPP - 3
4 SPP - 4
5 SPP - 5
6 SPP - 6
7 SPP - 7
8 SPP - 8
9 SPP - 9
10 SPP - 10
11 SPP - 11
12 SPP - 12
13 SPP - 13
14 SPP - 14
15 SPP - 15
16 SPP - 16
17 SPP - 17
18 SPP - 18
19 SPP - 19
20 SPP - 20
21 SPP- 21
22 SPP - 22
23 SPP - 23
24 SPP - 24
25 SPP - 25
26 SPP - 26
27 SPP - 27
28 SPP - 28
29 SPP - 29
30 SPP - 30
31 SPP - 31
32 SPP - 32
33 SPP - 33
34 SPP - 34
35 SPP - 35
36 SPP - 36
37 SPP - 37
38 SPP - 38
39 SPP - 39
40 SPP - 40
41 SPP - 41
42 SPP - 42
43 SPP - 43
44 SPP - 44
45 SPP - 45
46 SPP - 46
47 SPP - 47
48 SPP - 48
49 SPP - 49
50 SPP - 50
51 SPP - 51
52 SPP - 52
53 SPP - 53
54 SPP - 54
55 SPP - 55
56 SPP - 56
57 SPP - 57
58 SPP - 58
59 SPP - 59
60 SPP - 60
61 SPP - 61
62 SPP - 62
63 SPP - 63
64 SPP - 64
65 SPP - 65
66 SPP - 66
67 SPP - 67
68 SPP - 68
69 SPP - 69
70 SPP - 70
71 SPP - 71
72 SPP - 72
73 SPP - 73
74 SPP - 74
75 SPP - 75
76 SPP - 76
77 SPP - 77
78 SPP - 78
79 SPP - 79
80 SPP - 80
81 SPP - 81
82 SPP - 82
83 SPP - 83
84 SPP - 84
85 SPP - 85
86 SPP - 86
87 SPP - 87
88 SPP - 88
89 SPP - 89
90 SPP - 90
91 SPP - 91 (Baby El)
92 SPP - 92
93 SPP - 93
94 SPP - 94
95 SPP - 95
96 SPP - 96
97 SPP - 97
98 SPP - 98
99 SPP - 99
100 SPP - 100
101 SPP - 101
102 SPP - 102
103 SPP - 103
104 SPP - 104
105 SPP - 105
106 Suami Pilihan Papa - Akhir Kisah Asya
107 S2 - 107
108 S2 - 108
109 S2 - 109
110 S2 - 110
111 S2 - 111
112 S2 - 112
113 S2 - 113
114 S2 - 114
115 S2 - 115
116 S2 - 116
117 S2 - 117
118 S2 - 118
119 S2- 119
120 S2 - 120
121 S2 - 121
122 S2 - 122
123 S2 - 123
124 S2 - 124
125 S2 - 125
Episodes

Updated 125 Episodes

1
SPP - 1
2
SPP - 2
3
SPP - 3
4
SPP - 4
5
SPP - 5
6
SPP - 6
7
SPP - 7
8
SPP - 8
9
SPP - 9
10
SPP - 10
11
SPP - 11
12
SPP - 12
13
SPP - 13
14
SPP - 14
15
SPP - 15
16
SPP - 16
17
SPP - 17
18
SPP - 18
19
SPP - 19
20
SPP - 20
21
SPP- 21
22
SPP - 22
23
SPP - 23
24
SPP - 24
25
SPP - 25
26
SPP - 26
27
SPP - 27
28
SPP - 28
29
SPP - 29
30
SPP - 30
31
SPP - 31
32
SPP - 32
33
SPP - 33
34
SPP - 34
35
SPP - 35
36
SPP - 36
37
SPP - 37
38
SPP - 38
39
SPP - 39
40
SPP - 40
41
SPP - 41
42
SPP - 42
43
SPP - 43
44
SPP - 44
45
SPP - 45
46
SPP - 46
47
SPP - 47
48
SPP - 48
49
SPP - 49
50
SPP - 50
51
SPP - 51
52
SPP - 52
53
SPP - 53
54
SPP - 54
55
SPP - 55
56
SPP - 56
57
SPP - 57
58
SPP - 58
59
SPP - 59
60
SPP - 60
61
SPP - 61
62
SPP - 62
63
SPP - 63
64
SPP - 64
65
SPP - 65
66
SPP - 66
67
SPP - 67
68
SPP - 68
69
SPP - 69
70
SPP - 70
71
SPP - 71
72
SPP - 72
73
SPP - 73
74
SPP - 74
75
SPP - 75
76
SPP - 76
77
SPP - 77
78
SPP - 78
79
SPP - 79
80
SPP - 80
81
SPP - 81
82
SPP - 82
83
SPP - 83
84
SPP - 84
85
SPP - 85
86
SPP - 86
87
SPP - 87
88
SPP - 88
89
SPP - 89
90
SPP - 90
91
SPP - 91 (Baby El)
92
SPP - 92
93
SPP - 93
94
SPP - 94
95
SPP - 95
96
SPP - 96
97
SPP - 97
98
SPP - 98
99
SPP - 99
100
SPP - 100
101
SPP - 101
102
SPP - 102
103
SPP - 103
104
SPP - 104
105
SPP - 105
106
Suami Pilihan Papa - Akhir Kisah Asya
107
S2 - 107
108
S2 - 108
109
S2 - 109
110
S2 - 110
111
S2 - 111
112
S2 - 112
113
S2 - 113
114
S2 - 114
115
S2 - 115
116
S2 - 116
117
S2 - 117
118
S2 - 118
119
S2- 119
120
S2 - 120
121
S2 - 121
122
S2 - 122
123
S2 - 123
124
S2 - 124
125
S2 - 125

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!