SPP - 10

Asya begitu terkesima melihat gedung tinggi dihadapannya. Perusahaan besar milik suaminya. Walau Papanya juga memiliki perusahaan, beliau tak pernah sekali saja mengajak Asya kesana. Jangankan mengajak, beliau memerintahkan penjaga untuk melarang Asya masuk kesana.

"Maaf, ruangan Pak Elvin Adhitama ada dilantai berapa ya?" Tanya Asya pada resepsionis.

Kedua wanita itu menatap Asya, seolah mereka terusik akan sesuatu. Kembali mereka bertanya apakah Asya sudah memiliki janji dan urusan apa pertemuannya. Asya tersenyum, tak menjawab semua itu, ia hanya mengatakan jika El memanggilnya untuk datang.

"Siapa dia? Mainan barunya Pak Elvin? Kok norak gini" bisik salah seorang wanita.

"Mana gue tau, gak mungkin lah ini ceweknya. Kucel gini" balas wanita lainnya.

Asya tersenyum getir, ia bisa mendengar obrolan kecil dua wanita dihadapannya. Tetapi ia memilih diam dan tak peduli. Salah seorang dari mereka menelepon ke ruangan El untuk memberitahu kedatangan Asya.

"Ibu, kami sudah mengonfirmasi, ruangan Bapak ada dilantai 20 Bu" jelas salah seorang resepsionis. Asya mengangguk, berterimakasih lalu pergi menuju lift.

Didalam lift cukup ramai, Asya harus berdesakan dengan beberapa orang. Mereka keluar disetiap lantai hingga lift sedikit longgar untuk Asya berdiri. Mata Asya menatap ke segala arah sembari menunggu. Hingga sebuah pria mengambil alih perhatiannya.

Pria itu terlihat sedang memainkan ponselnya, lalu mencoba merekam bagian bawah wanita dihadapannya. Wanita tersebut mengenakan rok pendek, dan pria mesum itu mencoba mengambil vidio.

"Pak, ini tidak benar" ujar Asya seraya meraih ponsel pria tersebut. Ia juga seorang perempuan, tak tahan melihat hal seperti ini dihadapannya.

Pria itu marah pada Asya, ia menariknya keluar dari lift. Membentak dan memarahi Asya dengan makian kasar.

"Anda yang salah, kenapa anda yang marah? Mbak coba lihat ini" jelas Asya menunjukkan hasil videonya pada sang wanita. Wanita itu nampak terkejut, tetapi ia memilih untuk menunduk dan diam.

"Kamu anak magang ya? Kamu tidak tahu siapa saya? Beraninya kamu kurang ajar" ujar pria itu merebut kembali ponselnya dari Asya.

Plakkk....

Suara tamparan keras membuat Asya tersungkur. Tamparan itu menciptakan luka di sudut bibir Asya. Lebih keras dari tamparan Papanya. Gadis itu terkejut, hingga ia tak mampu membendung air matanya.

Tak ada satupun yang menolong Asya, mereka hanya diam dan menunduk. Bungkam dengan apa yang mereka saksikan. Melihat situasinya, pastilah pria ini memiliki jabatan tinggi, terbukti dari para karyawan yang memilih diam.

Pria itu tak cukup sampai disana, ia juga menginjak tangan Asya dan memberikan peringatan. Untuk tidak lagi mencampuri urusan orang lain. Setelah itu barulah ia pergi meninggalkan Asya yang masih terduduk dengan tangisnya.

"Kenapa dia menampar ku? Apa aku melakukan kesalahan? Sakit" gumam Asya lirih. Ia mencoba untuk bangkit, walau ada begitu banyak pasang mata yang memandangnya iba. Namun mereka semua tak memiliki rasa empati. Bahkan wanita itu juga pergi tanpa mengatakan apapun pada Asya.

Asya kembali masuk kedalam lift, menuju ruangan El sembari meniup-niup tangannya yang terasa sakit. Air matanya masih saja mengalir, walau ia sudah berusaha menyekanya.

Tting....

Pintu lift terbuka dilantai yang Asya tuju, tetapi langkahnya tertahan untuk berjalan keluar.

"Kakak Ipar" panggil Zio yang baru saja hendak memasuki lift. "Loh Kakak Ipar kenapa? Ini pipinya merah, tangannya juga berdarah" ucap Zio terkejut melihat keadaan Asya. Ia segera mengajak Asya untuk pergi keruangan El.

"El, El" teriak Zio memanggil nama El. Asya sedikit takut, ia terus mencengkram tangan Zio begitu erat. Zio bisa merasakan ketakutan dalam cengkraman Asya.

El yang sedang memberi pengarahan pada karyawan, menoleh setelah mendengar Zio memanggilnya. Ia memandangi Zio tanpa ekspresi, bisa ia lihat ada seseorang yang sedang bersembunyi dibelakang Zio.

"Tidak apa-apa Kakak Ipar, kenapa kau harus takut? Ayo" ajak Zio seraya menarik Asya yang tak ingin masuk. Zio menatap ke arah El, memberinya kode untuk datang mendekat.

"Kenapa?" Tanya El seraya berjalan mendekati Zio. Ia menatap seseorang dibalik punggung Zio, istrinya yang sedang menangis.

El mengalihkan Zio dari hadapannya, ia ingin memandang istrinya. Bekas merah itu muncul lagi dipipi Asya. "Siapa? Papa?" Ujar El. Asya menggeleng, tapi ia tak mengatakan apapun. Mata El kembali menatap tangan Asya yang bergetar menahan luka.

El memegang tangan itu, tangan kecil penuh luka. Ada debu yang tertinggal, El mulai berpikir jika seseorang menginjak tangan Asya dengan keras. Sangat keras hingga tangan istrinya terluka dan bergetar menahan sakit.

"Siapa yang melakukannya?" Tanya El sekali lagi. Asya hanya menangis sesenggukan, ia tidak bisa mengatakan apapun. El mengajak sang istri untuk pergi keruangannya. Membiarkan Asya duduk dan menenangkan pikiran.

El berjalan keluar ruangan untuk menemui Zio. "Zio, cari tahu dia kenapa, dan siapa yang berani melukainya" perintah El. Tak ada basa-basi lagi, pemuda itu kemudian masuk kembali kedalam ruangan. Mengambil kotak obat untuk mengobati luka Asya.

"Bagaimana bisa, gadis yang tak menyukai kekerasan selalu menerima kekerasan? Apa aku harus selalu melihatmu terluka dan menangis?" Gumam El seraya menatap Asya yang tertunduk dalam tangisnya.

El menghampiri Asya dan duduk disampingnya. "Berhentilah menangis, cengeng" ucap El kasar. Asya berusaha menahan tangisnya, hingga bibirnya bergetar. Ia hanya ingin melakukan apa yang El katakan.

Pemuda itu mulai mengobati luka ditangan istrinya. Walau istrinya nampak kesakitan, ia berusaha sepekan mungkin menyentuh luka itu. Perlahan perasaan Asya mulai tenang, ia mulai bisa mengendalikan emosinya. Seraya menatap El yang begitu telaten mengobati luka-lukanya.

"Mas El, ada apa? Kenapa menyuruhku kemari? Kantor Mas El sangat besar, sangat bagus dan banyak orang. Hehehe" celetuk Asya memulai pembicaraan.

El hanya berdehem menjawab setiap kalimat yang dilontarkan istrinya. Sembari menunggu Zio yang tak kunjung kembali.

"Kakak Ipar, lihat aku bawa makanan kesukaanmu" sahut Zio yang baru saja tiba dengan banyak makanan ditangannya.

Tteokbokki, hottang, ramyun, kimbab, semua masakan Korea yang Asya sukai. Mata atas berbinar melihat semua makanan itu diatas meja. "Uwaaa, sukaaa" soraknya kegirangan. Senyuman megah kembali terlihat diwajah polos istri El.

"Kamu makan dulu ya, aku sama Zio mau pergi sebentar ada kerjaan. Jangan kemana-mana" ucap El lalu mengajak Zio keluar ruangan. Asya hanya berdehem, ia sudah lupa dengan lukanya dan mulai menikmati hidangan.

El menunggu penjelasan Zio. Zio tak tega menceritakan kebenaran pada El, ia tahu betul bagaimana sifat sahabatnya ini.

"Zio katakan" bentak El.

Zio berusaha menenangkan perasaannya, menepuk-nepuk bahu El. Ia mulai menceritakan apa yang ia dengar dari para karyawan. Sebenarnya itupun ketidaksengajaan, saat ia lewat, beberapa karyawan sedang bergosip membicarakan seorang wanita yang dipukul oleh salah satu Kepala Departemen. Tak hanya memukul, pria itu juga menginjak tangannya dengan begitu kejam. Padahal korbannya hanya seorang gadis remaja yang lugu.

"Alasannya?" Tanya El lagi.

"Kakak Ipar, mengambil ponsel Kepala Departemen karena beliau merekam rok seorang wanita di dalam lift" jelas Zio.

Zio sudah mengonfirmasi semuanya, bahkan memaksa wanita itu untuk berbicara.

"Aku tidak tahu ada pria seperti ini di perusahaan El. Tapi kenapa dia memukul Kakak Ipar? Aku juga sudah menemuinya, dan dia malah menjelekkan Kakak Ipar. Hanya itu, lalu aku pergi membeli makanan" sambung Zio.

...**********...

Terpopuler

Comments

Karate Cat 🐈

Karate Cat 🐈

karyawan bejat kek gitu, dipecat tanpa pesangon aja 😡

2022-09-27

0

Soerya Abdul Soerya

Soerya Abdul Soerya

Pecat aj tu

2022-09-26

0

Sony Phn

Sony Phn

Bentak aja asya nya biar ngaku.

2022-09-18

1

lihat semua
Episodes
1 SPP - 1
2 SPP - 2
3 SPP - 3
4 SPP - 4
5 SPP - 5
6 SPP - 6
7 SPP - 7
8 SPP - 8
9 SPP - 9
10 SPP - 10
11 SPP - 11
12 SPP - 12
13 SPP - 13
14 SPP - 14
15 SPP - 15
16 SPP - 16
17 SPP - 17
18 SPP - 18
19 SPP - 19
20 SPP - 20
21 SPP- 21
22 SPP - 22
23 SPP - 23
24 SPP - 24
25 SPP - 25
26 SPP - 26
27 SPP - 27
28 SPP - 28
29 SPP - 29
30 SPP - 30
31 SPP - 31
32 SPP - 32
33 SPP - 33
34 SPP - 34
35 SPP - 35
36 SPP - 36
37 SPP - 37
38 SPP - 38
39 SPP - 39
40 SPP - 40
41 SPP - 41
42 SPP - 42
43 SPP - 43
44 SPP - 44
45 SPP - 45
46 SPP - 46
47 SPP - 47
48 SPP - 48
49 SPP - 49
50 SPP - 50
51 SPP - 51
52 SPP - 52
53 SPP - 53
54 SPP - 54
55 SPP - 55
56 SPP - 56
57 SPP - 57
58 SPP - 58
59 SPP - 59
60 SPP - 60
61 SPP - 61
62 SPP - 62
63 SPP - 63
64 SPP - 64
65 SPP - 65
66 SPP - 66
67 SPP - 67
68 SPP - 68
69 SPP - 69
70 SPP - 70
71 SPP - 71
72 SPP - 72
73 SPP - 73
74 SPP - 74
75 SPP - 75
76 SPP - 76
77 SPP - 77
78 SPP - 78
79 SPP - 79
80 SPP - 80
81 SPP - 81
82 SPP - 82
83 SPP - 83
84 SPP - 84
85 SPP - 85
86 SPP - 86
87 SPP - 87
88 SPP - 88
89 SPP - 89
90 SPP - 90
91 SPP - 91 (Baby El)
92 SPP - 92
93 SPP - 93
94 SPP - 94
95 SPP - 95
96 SPP - 96
97 SPP - 97
98 SPP - 98
99 SPP - 99
100 SPP - 100
101 SPP - 101
102 SPP - 102
103 SPP - 103
104 SPP - 104
105 SPP - 105
106 Suami Pilihan Papa - Akhir Kisah Asya
107 S2 - 107
108 S2 - 108
109 S2 - 109
110 S2 - 110
111 S2 - 111
112 S2 - 112
113 S2 - 113
114 S2 - 114
115 S2 - 115
116 S2 - 116
117 S2 - 117
118 S2 - 118
119 S2- 119
120 S2 - 120
121 S2 - 121
122 S2 - 122
123 S2 - 123
124 S2 - 124
125 S2 - 125
Episodes

Updated 125 Episodes

1
SPP - 1
2
SPP - 2
3
SPP - 3
4
SPP - 4
5
SPP - 5
6
SPP - 6
7
SPP - 7
8
SPP - 8
9
SPP - 9
10
SPP - 10
11
SPP - 11
12
SPP - 12
13
SPP - 13
14
SPP - 14
15
SPP - 15
16
SPP - 16
17
SPP - 17
18
SPP - 18
19
SPP - 19
20
SPP - 20
21
SPP- 21
22
SPP - 22
23
SPP - 23
24
SPP - 24
25
SPP - 25
26
SPP - 26
27
SPP - 27
28
SPP - 28
29
SPP - 29
30
SPP - 30
31
SPP - 31
32
SPP - 32
33
SPP - 33
34
SPP - 34
35
SPP - 35
36
SPP - 36
37
SPP - 37
38
SPP - 38
39
SPP - 39
40
SPP - 40
41
SPP - 41
42
SPP - 42
43
SPP - 43
44
SPP - 44
45
SPP - 45
46
SPP - 46
47
SPP - 47
48
SPP - 48
49
SPP - 49
50
SPP - 50
51
SPP - 51
52
SPP - 52
53
SPP - 53
54
SPP - 54
55
SPP - 55
56
SPP - 56
57
SPP - 57
58
SPP - 58
59
SPP - 59
60
SPP - 60
61
SPP - 61
62
SPP - 62
63
SPP - 63
64
SPP - 64
65
SPP - 65
66
SPP - 66
67
SPP - 67
68
SPP - 68
69
SPP - 69
70
SPP - 70
71
SPP - 71
72
SPP - 72
73
SPP - 73
74
SPP - 74
75
SPP - 75
76
SPP - 76
77
SPP - 77
78
SPP - 78
79
SPP - 79
80
SPP - 80
81
SPP - 81
82
SPP - 82
83
SPP - 83
84
SPP - 84
85
SPP - 85
86
SPP - 86
87
SPP - 87
88
SPP - 88
89
SPP - 89
90
SPP - 90
91
SPP - 91 (Baby El)
92
SPP - 92
93
SPP - 93
94
SPP - 94
95
SPP - 95
96
SPP - 96
97
SPP - 97
98
SPP - 98
99
SPP - 99
100
SPP - 100
101
SPP - 101
102
SPP - 102
103
SPP - 103
104
SPP - 104
105
SPP - 105
106
Suami Pilihan Papa - Akhir Kisah Asya
107
S2 - 107
108
S2 - 108
109
S2 - 109
110
S2 - 110
111
S2 - 111
112
S2 - 112
113
S2 - 113
114
S2 - 114
115
S2 - 115
116
S2 - 116
117
S2 - 117
118
S2 - 118
119
S2- 119
120
S2 - 120
121
S2 - 121
122
S2 - 122
123
S2 - 123
124
S2 - 124
125
S2 - 125

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!