Kemarahan

Yahya menghela napas kasar setelah menunggu cukup lama di depan apartemen. Perlahan terlihat Tomy datang dengan mengangkat tubuh Frea yang telah tertidur.

"Ini, kartu akses, maaf aku pasang wallpaper, kalau cat dinding akan sulit kering," ucapnya pada Tomy.

"Stttt, jangan terlalu berisik, buka pintunya..." Tomy masih mengangkat tubuh Frea, tidak ingin istrinya terbangun.

Yahya mengangguk, membukakan pintu, kemudian mengembalikan kartu akses pada Tomy. "Aku pulang, maaf soal yang sebelumnya..." ucapnya menunduk, menutup pintu.

Tomy menghela napas kasar, berjalan perlahan menuju kamar, berusaha memutar kenop pintu. Hingga akhirnya meletakkan tubuh itu di tempat tidur tanpa menyalakan lampu.

Pemuda itu melepaskan sepatunya, melemparnya asal, kemudian melepaskan sepatu Frea. Memejamkan matanya dengan masih mengenakan pakaian kantor.

***

Hari sudah mulai pagi, tidak pernah tidur senyenyak ini, seakan tanpa beban. Frea merenggangkan otot-ototnya yang terasa kaku. Wajah pemuda itu terlihat lagi, saat dirinya membuka mata. Perlahan jemari tangannya terangkat, menyentuh pipi seorang pemuda yang masih terlelap tidur.

"Tampan, pantas saja dapat mengencani artis senior cantik sekelas Merlin (ibu kandung Tomy)," gumamnya, menyentuh wajah di hadapannya.

Tubuh yang terlihat atletis, masih memakai setelan kantor, membuatnya terlihat dewasa memiliki karisma tersendiri.

Karena Naluri? Frea mendekatkan wajahnya, mengecup bibir itu perlahan, tanpa mendapatkan balasan dari suaminya yang tengah tertidur akibat kelelahan.

"Aku boleh menyentuhnya kan? Dia bahkan berpelukan dengan Merlin..." geram Frea progresif.

Perlahan kancing kemeja Tomy dibukanya. Perbuatan yang benar-benar iseng, namun entah kenapa tetap saja dilakukannya.

Dasi pemuda itu dilepaskan, dilemparnya asal. Jemari tangannya, menyentuh dada, serta otot perut suaminya.

Bentuk tubuhnya seperti yang ada di majalah-majalah. Jadi begini rasanya, menyentuh tubuh pria... ada perasaan aneh dalam dirinya, jemari tangannya gemetaran.

Sejenak kemudian Frea menarik tangannya, "Apa yang aku lakukan?" gumamannya mengacak-acak rambutnya frustasi.

"Tapi dia suamiku," ucapnya kembali bagaikan ketagihan dengan keusilannya. Jemari tangannya kembali mendekat hendak kembali mencium bibir, sembari menyentuh tubuh Tomy.

Namun, pemuda itu menggeliat, bagaikan hendak terbangun. Dengan bodohnya Frea menyelimuti dirinya berpura-pura tertidur.

Mata Tomy mulai terbuka, menatap wajah istrinya yang bagaikan tertidur dengan tenang. "Selamat pagi Frea..." ucapnya mengecup kening istrinya.

Perhatian Tomy teralih, mengamati kancing kemejanya yang terlepas serta dasinya yang tergeletak di lantai,"Kenapa terbuka?" gumamnya tidak mengerti.

Frea mengeluarkan keringat dingin, ketakutan akan perbuatan usilnya akan ketahuan. Jika ketahuan bagaimana aku akan menjelaskannya? Tomy, kita pasangan suami istri, jadi aku boleh menyentuhmu. Tapi bagaimana jika dia ingin menyentuhku? Aku belum siap melakukannya dengan bocah tengil ini...

"Aku tidak menyangka, mimpi dapat membuatku membuka pakaianku sendiri," gunamnya mengingat mimpinya beberapa saat yang lalu. Mimpi yang indah, dimana Frea mulai menyentuh tubuhnya."Kapan akan menjadi kenyataan?" gumamnya, merapikan anak rambut istrinya.

Tomy mulai bangkit, berjalan masih dengan celana panjang dan kancing kemeja yang terbuka, mengambil dasinya yang terjatuh dilantai. Mulai memasuki kamar mandi, guna membersihkan dirinya.

Frea? Wanita itu baru berani membuka matanya, menatap pintu kamar mandi yang tertutup. Mengigit bagian bawah bibirnya sendiri,"Apa yang aku lakukan!? Aku hampir melecehkan bocah itu..." ucapnya merutuki perbuatannya.

Namun, sulit untuk mengakui setelah dua minggu tinggal dan tidur bersama Tomy. Perasaan aneh yang nyaman tumbuh dalam dirinya.

Menepis? Dirinya ingin menepis semua perasaannya, mengingat belum dapat begitu mempercayai suaminya. Mungkin saja suatu hari nanti, Tomy yang difikirnya hanya hidup dalam kesenangan bergunta-ganti wanita kaya akan meninggalkannya jika sudah jenuh atau bertemu dengan wanita lain yang menarik perhatiannya.

***

Tidak seperti biasanya, Tomy berada cukup lama di kamar mandi, merendam dirinya dengan air dingin mengingat mimpi gilanya.

Merasakan kenikmatan untuk pertama kalinya, walaupun hanya sepotong, dan dalam mimpi saja. Sesuatu yang membuat hasratnya sebagai pria normal bangkit.

"Tomy, lupakan mimpimu, itu hanya mimpi...!!" gumamnya dalam bathtub, namun mimpi sebelum dirinya terbangun, benar-benar terasa nyata. Dada dan perutnya digerayangi, bibirnya dicium dengan gerakan lembut. "Mimpi yang indah," ucapnya meraba bibirnya.

***

Tidak seperti biasanya, saat pemuda itu keluar dari kamar mandi, tempat tidur telah rapi. Frea sudah tidak berada disana,"Frea..." panggilnya berjalan hanya mengenakan jubah mandi, sembari menggosok-gosok rambutnya dengan handuk kecil.

Berjalan keluar dari kamar menatap sosok Johan (ayah tiri Frea) duduk berhadapan dengan Frea yang terdiam sembari menunduk.

Pandangan mata Frea teralih, konsentrasinya pecah lagi, melihat tubuh suaminya dari sela jubah mandi, serta rambutnya yang basah, benar-benar pemandangan pagi yang menyegarkan.

"Frea!!" Johan membentak, menatap putri tirinya tidak mendengarkan kata-katanya.

"Maaf..." Frea tertunduk kembali.

"Ada apa?" tanyanya, mulai duduk di samping Frea, merangkul bahu istrinya seolah pasangan suami istri yang harmonis.

"Frea sudah mengaku, profesimu sebenarnya adalah gigolo, bukan!? Tinggalkan Frea, aku akan membayarmu!! Kamu minta berapa!?" ucap Johan menatap tajam.

"Berapa...?" Tomy tertawa kecil menghina."Jika dikumpulkan semua uangmu terlalu sedikit bahkan untuk membayarku seharian,"

"Aku tidak akan meninggalkan Frea, dia sudah berjanji akan menampungku dan membiayai hidupku..." lanjutnya.

"Frea, kamu dengar sendiri kan? Dia cuma benalu yang tidak tau diri!! Putra tuan Adrian ribuan kali lebih baik darinya!!" Yohan meninggikan intonasi suaranya.

Tidak memiliki pembelaan? Frea hanya terdiam, belum meyakini Tomy akan tetap bersamanya. Namun, di sisi lain dirinya tidak ingin mengingkari janji pernikahan yang terlanjur diucapkannya walau dalam keadaan mabuk.

Hanya tertunduk, menginginkan menggengam jemari tangan putih pucat itu, perlahan, namun diurungkannya. Tangan Tomy terulur, menggenggam jemari tangan Frea erat.

"Aku menyerahkan keputusan pada Frea, jika dia yakin akan hidup bahagia dengan ulat parasit sepertiku. Bagaimanapun kalian mengusirku, aku akan kembali tanpa menyerah..." ucap Tomy penuh harap, menggenggam jemari tangan istrinya.

"Frea, pakailah logikamu...!!" Johan meyakinkan.

Parasit? Selama dua minggu tinggal dengannya, Tomy tidak terlihat bagaikan parasit. Tidak pernah meminta apapun padanya, hanya tertawa bersama dan menjaganya. Entah kenapa logika Frea seperti menghilang.

"Aku mencintainya, aku bahagia bersamanya. Toko, apartemen, semua hasil kerja kerasku, jadi ayah tidak berhak mencampuri keputusanku. Jika aku dikhianati atau ditinggalkan, kalian boleh menertawakanku..." ucapnya dengan wajah serius, mengingat dirinya yang memang hidup mandiri dari dulu.

Namun sejenak dirinya ragu, Jika suatu hari nanti aku ditinggalkan Tomy, julukan 'perawan tua' akan berubah. Menjadi 'Janda miskin karena ditipu suami brondong'... gumamnya dalam hati ingin rasanya menangis jika itu terjadi, akan memiliki julukan yang lebih buruk.

"Ayah sudah mengatakan, tapi ini keputusanmu. Sebaiknya cobalah mengenal Irgi (anak pertama Adrian) terlebih dahulu," ucapnya menghela napas kasar, mulai bangkit.

"Paman, aku memanggilmu paman karena belum menyetujuiku menjadi menantumu. Jika Irgi adalah generasi perusahaan Pratama selanjutnya, maka perusahaan akan hancur dalam waktu 10 tahun, semenjak Irgi menjabat menggantikan tuan Adrian,"

"Saat itu Frea akan lebih menderita lagi, meladeni suaminya yang egois hidup di bawah garis kemiskinan..." Tomy menyunggingkan senyuman di bibirnya, mengingat sosok kakak tiri beda ibunya. Walaupun, hanya bertemu sesekali di masa kecilnya yang kelam.

"Jangan asal bicara!!" Johan, melangkah pergi, acuh, membanting pintu apartemen.

"Akhirnya pergi juga..." Frea menghela napas kasar, menyenderkan punggungnya di sofa.

"Sudah mulai mencintaiku?" tanya Tomy meyakinkan kata-kata Frea sebelumnya, menyentuh dagunya dengan jemarinya, menatap mata itu lekat, menyudutkan tubuh Frea di sofa.

Benar-benar terlihat menggoda, tersenyum dengan rambutnya yang setengah kering. Hanya dengan menarik tali jubah mandinya, pemuda itu telah tidak mengenakan sehelai benangpun.

Oksigen seperti habis dalam otak Frea, jantungnya berdegup cepat,"A...aku belum menyukaimu!!" ucapnya, panik.

"Kenapa?" Tomy mengenyitkan keningnya.

"Aku, aku..." Frea benar-benar kehilangan ide. Tapi dapat dipastikan, jika dia menyerah dan berkata iya. Maka dirinya akan habis dimakan oleh pemuda yang disangkanya seorang gigolo.

"Jika belum, jangan dipaksakan..." Tomy menghela napas kasar, mengacak-acak rambut Frea bagaikan gemas.

Berjalan menuju dapur, mulai menyalakan mesin pembuat kopi, serta memanggang roti. "Kita sarapan dengan roti saja pagi ini ya? Aku tidak sempat memasak, harus pergi bekerja," ucapnya, tidak menatap ke arah Frea.

"Tomy, bisakah kamu berhenti dekat dengan wanita lain?" tanya Frea hati-hati. Masih menduga-duga pekerjaan suaminya.

"Bisakah kamu menjauhi pria lain?" Tomy bertanya balik.

Frea mengenyitkan keningnya, tidak menjawab sama sekali. Duduk menyender, melirik ke arah suaminya.

"Aku mencintaimu..." ucap pemuda itu lagi, tanpa melihat ke arah Frea. Menyembunyikan ekspresi wajahnya, yang tertunduk dengan wajah dingin tanpa ekspresi.

"Kalau aku mengatakan, aku mulai menyukaimu. Apa kamu bisa berhenti menemui wanita lain?" tanya Frea pada suaminya.

Tomy membulatkan matanya, mengalihkan pandangannya, menatap istrinya yang masih duduk di sofa.

***

Seorang pria menatap tajam ke arah wanita di hadapannya, menghela napas kasar. Mencari informasi keberadaan putra ketiganya menjadi tujuannya saat ini. Tidak ingin di liput media ketika bertemu, hingga memilih menyewa kamar hotel untuk menjadi lokasi pertemuan.

Sedangkan wanita di hadapannya, memiliki tujuan lain, ingin tau seberapa banyak pria di hadapannya mengetahui informasi keberadaan putranya. Tidak ingin kehidupan tenang putranya diusik Adrian.

"Artis terkenal setuju untuk bicara dengan orang rendah sepertiku?" ucapnya sarkas.

"Tentu saja, sudah lama kita tidak bertemu. Bagaimana kabar anak-anak manja kesayangan tuan Adrian?" tanyanya, menyindir balik, menyesap segelas wine di hadapannya.

"Baik, setidaknya aku bukan orang tua yang senang menyiksa anakku," Adrian kembali menghina balik, mengambil botol wine, seakan tidak mau kalah, menenggak langsung dari botolnya.

"Anakmu Irgi menjadi residivis, anak keduamu hasil perselingkuhan mantan istrimu, sedangkan, putraku tersayang memiliki gelar master!!" Merlin tertawa kecil, menuang wine-nya segelas penuh.

"Janda!! Wanita bayaran materialistis, yang hanya percaya dengan keagungan uang, kamu tau apa!?" ucapnya menatap botol wine-nya dengan wajah mulai memerah.

"Tau apa!? Dasar duda br*ngsek!! Lelaki hidung belang, yang dulu sering menyewa wanita sepertiku!! Pria yang berpura-pura alim, bahkan membeli seorang perawan berusia 16 tahun," Merlin tertawa kecil, menertawakan pria yang dulu menolak menjadikannya istri kedua.

16 tahun? Benar, cikal bakal pertemuan mereka saat Merlin pertama kali dijual, masih menjadi gadis lugu berusia 16 tahun. Orang pertama yang menyewanya adalah Adrian, putra konglomerat berusia 21 tahun.

"Aku awalnya hanya mencintainya, hingga tidak sengaja berhubungan saat SMU, kami lalu menikah di usia muda kemudian memiliki Irgi. Kemudian dia (mantan istri Adrian) mulai menemui pria lain, dari pada menghancurkan bisnis dan nama baik keluarga dengan menikah lagi atau bercerai, aku lebih memilih menyewa wanita sepertimu," Adrian kembali menenggak wine di botolnya, air matanya mengalir. Mengingat tentang rumah tangga yang dibangunnya di usia yang terlalu muda.

"Pria munafik!! Tidak ada wanita yang benar-benar kamu sukai bukan!?" tanyanya tertawa kecil, sudah mulai setengah sadar.

"Ada, wanita malam yang membuatku kesal dan cemburu!! Wanita malam yang bersedia disewa pria mana saja!! Wanita malam yang tidak sengaja mengandung anakku!! Aku sengaja membuatnya dipecat agar berhenti menjual diri!!" bentak Adrian menatap tajam pada wanita di hadapannya.

Merlin mengalihkan pandangannya, menatap pria di hadapannya. Mungkin tidak mengerti atau percaya dengan kata-katanya.

"Aku tidak bisa menikahinya, menjadikannya istri kedua, keluargaku menetang," pria itu mulai menitikkan air matanya, sembari tertawa."Dia malah menjual diri di pemukiman kumuh, itu membuatku jijik padanya bahkan pada putraku sendiri,"

Merlin meninggikan intonasi bicaranya,"Kamu tau apa hah!? Bagaimana rasanya melahirkan di usia 17 tahun!! Bahkan ijazah SMU pun aku tidak punya!! Aku membenci anakku, karena ayahnya membuatku hidup kelaparan!! Terlunta-lunta dicerca banyak orang!!"

"Mencintai!? Aku sempat mencintai pria pertama yang meniduriku!! Sehingga sengaja menjeratnya. Menjadi istri kedua juga tidak apa-apa, asalkan dapat bersamanya!! Tapi cinta adalah uang, aku baru menyadari setelah dipecat dari club'malam, kelaparan tanpa dipedulikannya..." wanita itu tertunduk menitikkan air matanya, kembali menenggak wine di hadapannya.

"Maaf," satu kata yang keluar dari mulut Adrian setelah puluhan tahun, menggenggam jemari tangan Merlin.

Mata mereka saling menatap, dalam pengaruh alkohol, seolah rasa benci dalam diri mereka menghilang sejenak. Mata mereka terpejam sejenak, merasakan aroma wine dalam setiap hembusan napas mereka seolah terbersit kerinduan. Botol wine dibiarkan tumpah, pakaian kedua orang yang tengah mabuk itu mulai berserakan satu persatu.

***

Pagi mulai menjelang, sinar matahari tipis menembus jendela kamar hotel, mata mereka terbuka bersamaan, menatap tubuh mereka tanpa busana hanya berbalut selimut putih yang sama.

"Aaaaa..." Merlin berteriak.

Apa yang sudah aku lakukan dengan pria tidak waras... gumamnya dalam hati, bangkit memunguti pakaian, menutupi tubuhnya yang tetap indah di usianya yang tidak lagi muda.

"Ka... kamu pasti sengaja!!" bentak Adrian menunjuk-nunjuk, sama seperti Merlin segera memunguti pakaiannya di lantai. Berusaha menutupi tubuhnya yang masih atletis di usianya yang tidak lagi muda.

"Dasar psikopat!! Aku tidak mungkin berusaha menjeratmu lagi!! Sekali berbuat bodoh sudah cukup untukku!!" Merlin masih berusaha mengenakan pakaiannya,"Ini tersangkut tolong aku!!" bentaknya, meminta bantuan karena pakaian dalam bagian atasnya sulit terkait.

"Dasar ikan piranha tidak waras," cibiran Adrian, namun tetap membantu Merlin mengenakan pengaitnya.

Merlin segera mengenakan pakaiannya, memakai kacamata, topi dan masker. Begitu pula dengan Adrian.

"Dengar!! Hari ini tidak sengaja jadi lupakan saja!!" ucap Merlin membuka sedikit kacamata hitamnya.

"Benar!! Kita sudah sama-sama dewasa, jadi lupakan saja..." Adrian membenarkan.

Keduanya berjalan cepat hingga lobby hotel, memasuki mobil mereka masing-masing. Dengan dua orang berbeda berada di kursi pengemudi sedari malam.

Dalam mobil milik Adrian...

"Tuan, kenapa mencari informasi bisa sampai pagi?" tanya sang supir, mencurigai gerak-gerik majikannya."Bagaimana sudah mendapatkan rekaman informasi keberadaan putra anda?" tanyanya, seakan meminta Adrian menunjukkan alat perekam suara yang disimpannya di dalam saku.

"Ti... tidak..." Adrian menghela napas kasar, menyembunyikan rekaman di sakunya. Rekaman yang hanya berisikan pembicaraan dua orang mabuk, serta suara erangan erotis mereka.

Sedangkan dalam mobil Merlin, managernya sudah menunggu sejak malam, tidak menyangka pembicaraan yang harusnya menelan waktu beberapa jam berlangsung hingga pagi...

"Kalian tidak sengaja melakukannya?" tanya sang manager dari kursi pengemudi, mengamati bekas di leher Merlin.

Merlin mengangguk, menghela napas kasar, menatap jendela mobil,"Kamu tau bukan, salah satu alasan aku membencinya dan dulu sempat membenci putraku. Rahimku mengalami gangguan dan harus disterilisasi karena melahirkan Tomy di usia yang terlalu muda,"

Tidak dapat memiliki anak lagi di usia yang terlalu muda? Mungkin itulah yang membuatnya sempat membenci dan menganiaya putranya. Hidup pasrah dengan menjual diri di lingkungan kumuh.

Terlalu egois mungkin prilakunya saat itu, namun saat ini dia menyesali semuanya. Putra satu-satunya yang harusnya dicintainya sepenuh hati, kini sudah tumbuh dewasa seorang diri.

Tinggal dengan Tomy juga terlalu kikuk, mungkin mengamati kehidupan putranya dari jauh lebih baik. Satu-satunya anggota keluarga yang dimilikinya.

Bersambung

...Ada saat manusia akan menjadi makhluk yang paling kejam dan egois. Namun, ada pula saat manusia, menjadi terlalu rapuh, hingga mengarahkan kebenciannya di tempat yang salah...

...Penyesalan? Tentu saja, sesuatu itu akan tetap tertoreh walaupun telah mengatakan kata maaf pada orang yang disakitinya...

...Jangan pernah mengarahkan kemarahan lagi, karena suatu saat kemarahan itu akan melukai dirimu sendiri...

Merlin...

Terpopuler

Comments

ahjuma80

ahjuma80

dih ayah tiri aja belagu

2024-08-01

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

AYAH TIRI KOQ SOK NGATUR2 HIDUP FREA..

2024-01-20

1

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

ENTAH SAMPAI KPN OTHOR BUAT FREA SALAH FAHAM TERUS SAMA TOMY, APA SAMPAI DIA TERGODA VINCENT DN MAU TERIMA VINCENT KMBALI, BRU FREA MNYADARI SIAPA TOMY.

2024-01-20

1

lihat semua
Episodes
1 Kecemburuan
2 Sepasang Cincin
3 Meninggalkanmu Bahagia
4 Perawan Tua
5 Terimakasih
6 Scandal Artis Senior
7 Kenapa Harus Dengannya?
8 Hanya Dengan Uang
9 Orange Juice
10 Seribu Bangau
11 Harapan
12 Ibu Idaman
13 Teman
14 Iri
15 Kemarahan
16 Orang Ketiga
17 Keripik Kentang
18 Brownis Keju
19 Ular Tangga
20 Apa Begitu Sulit Untuk Belajar Mencintai?
21 Mencari Mad Hatter Bagian 1
22 Mencari Mad Hatter Bagian 2
23 Mencari Mad Hatter Bagian 3
24 Penguntit
25 Saran
26 Sepotong Kue
27 22 Orang Anak
28 Rambutku Bertambah Rontok
29 Ulang Tahun
30 Hadiah
31 Kakek
32 Semua Karena Aku Mencintaimu
33 Pesan
34 Kemungkinan Terburuk
35 Kesalahan Bagian 1
36 Kesalahan Bagian 2
37 Kesalahan Bagian 3
38 Sosial Experiment
39 Sinetron Ikan Terbang
40 Menantu
41 Perempuan Atau Laki-laki
42 Peri Kecil
43 Aku Akan Membantumu
44 Pasangan Couple
45 Hadiah Pernikahan
46 Mulut Ember
47 Tetap Tersenyum
48 Jaring Laba-laba
49 Asisten Pengganti
50 Boneka Tali
51 Beternak Pinguin
52 Kartu As Atau Bukan
53 Apel
54 Cincin Pernikahan
55 Suaminya Kucing
56 Merindukanmu
57 Target
58 Satu Atap
59 Gay?
60 Wanita Penggoda?
61 Make Over
62 Chihuahua
63 Menahan Diri
64 Wanita Malam
65 Cinta Untuk Wanita Malam
66 Menunggu Ingin Bersamamu
67 Malaikat Dan Iblis
68 Topeng
69 Si Pecandu Game
70 Vote
71 Bed Partner
72 Bukan Update
73 Apartemen
74 Lamaran
75 Tiramisu
76 Ayah
77 Maaf, Bukan Update
78 Salah Paham
79 Partner
80 Traktiran
81 Ibu
82 Ayah
83 Orang Kaya
84 Bermain Game
85 Pekerjaan
86 Ada Dendam
87 Kekuatan Tubuh Ini (Rahasia Pemilik W&G Company)
88 Hidup Dan Mati (Rahasia Pemilik W&G Company)
89 Air Mata Darah (Rahasia Pemilik W&G Company)
90 Tuan (Rahasia Pemilik W&G Company)
91 Kami Sepaham
92 Lelucon
93 Saingan Bisnis
94 Carilah Pacar
95 Bipolar Disorder
96 Sesempurna Hatimu
97 Sampah
98 Salah dan Benar
99 Berfikir Jernih
100 Iri
101 Tom & Jerry
102 Kebenaran Hanya Ada Satu
103 Bencana
104 Dendam
105 Kapal Kulit Jeruk
106 Memilih Wanita Yang Salah
107 Menguji Diri Sendiri
108 Party
109 Perbedaan
110 Keputusan
111 Bersama
112 Kehidupan Kedua
113 Promosi Novel Baru
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Kecemburuan
2
Sepasang Cincin
3
Meninggalkanmu Bahagia
4
Perawan Tua
5
Terimakasih
6
Scandal Artis Senior
7
Kenapa Harus Dengannya?
8
Hanya Dengan Uang
9
Orange Juice
10
Seribu Bangau
11
Harapan
12
Ibu Idaman
13
Teman
14
Iri
15
Kemarahan
16
Orang Ketiga
17
Keripik Kentang
18
Brownis Keju
19
Ular Tangga
20
Apa Begitu Sulit Untuk Belajar Mencintai?
21
Mencari Mad Hatter Bagian 1
22
Mencari Mad Hatter Bagian 2
23
Mencari Mad Hatter Bagian 3
24
Penguntit
25
Saran
26
Sepotong Kue
27
22 Orang Anak
28
Rambutku Bertambah Rontok
29
Ulang Tahun
30
Hadiah
31
Kakek
32
Semua Karena Aku Mencintaimu
33
Pesan
34
Kemungkinan Terburuk
35
Kesalahan Bagian 1
36
Kesalahan Bagian 2
37
Kesalahan Bagian 3
38
Sosial Experiment
39
Sinetron Ikan Terbang
40
Menantu
41
Perempuan Atau Laki-laki
42
Peri Kecil
43
Aku Akan Membantumu
44
Pasangan Couple
45
Hadiah Pernikahan
46
Mulut Ember
47
Tetap Tersenyum
48
Jaring Laba-laba
49
Asisten Pengganti
50
Boneka Tali
51
Beternak Pinguin
52
Kartu As Atau Bukan
53
Apel
54
Cincin Pernikahan
55
Suaminya Kucing
56
Merindukanmu
57
Target
58
Satu Atap
59
Gay?
60
Wanita Penggoda?
61
Make Over
62
Chihuahua
63
Menahan Diri
64
Wanita Malam
65
Cinta Untuk Wanita Malam
66
Menunggu Ingin Bersamamu
67
Malaikat Dan Iblis
68
Topeng
69
Si Pecandu Game
70
Vote
71
Bed Partner
72
Bukan Update
73
Apartemen
74
Lamaran
75
Tiramisu
76
Ayah
77
Maaf, Bukan Update
78
Salah Paham
79
Partner
80
Traktiran
81
Ibu
82
Ayah
83
Orang Kaya
84
Bermain Game
85
Pekerjaan
86
Ada Dendam
87
Kekuatan Tubuh Ini (Rahasia Pemilik W&G Company)
88
Hidup Dan Mati (Rahasia Pemilik W&G Company)
89
Air Mata Darah (Rahasia Pemilik W&G Company)
90
Tuan (Rahasia Pemilik W&G Company)
91
Kami Sepaham
92
Lelucon
93
Saingan Bisnis
94
Carilah Pacar
95
Bipolar Disorder
96
Sesempurna Hatimu
97
Sampah
98
Salah dan Benar
99
Berfikir Jernih
100
Iri
101
Tom & Jerry
102
Kebenaran Hanya Ada Satu
103
Bencana
104
Dendam
105
Kapal Kulit Jeruk
106
Memilih Wanita Yang Salah
107
Menguji Diri Sendiri
108
Party
109
Perbedaan
110
Keputusan
111
Bersama
112
Kehidupan Kedua
113
Promosi Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!