Ragu? Begitulah rasanya saat ini, mencoba memasuki gedung hotel tempat pesta berlangsung. Namun, tidak datang adalah hal yang pengecut bukan?
Frea melangkah perlahan, menatap pesta pernikahan yang cukup megah. Suara musik mengalun terdengar, kue pengantin yang cukup besar. Seorang wanita paruh baya tersenyum, menyambut beberapa tamu. Hingga, sejenak perhatiannya teralih menatap ke arah mantan pacar putranya.
"Frea?" ucapnya menyapa.
"Selamat tan..."Frea hanya tersenyum canggung, menghela napas kasar. Menatap dari jauh sepasang mempelai yang terlihat tersenyum bahagia.
"Kamu juga, segeralah menyusul, mengejar karier boleh. Tapi hidup berumah tangga lebih penting," ucap ibu dari mempelai pria.
Frea hanya mengangguk sembari tersenyum. Tidak menyadari pengantin pria mengalihkan pandangan sejenak padanya kemudian tersenyum.
Gadis itu, berjalan ke lorong menuju toilet, hingga seorang pria menariknya sebelum masuk. "Fino?" ucapnya sinis, menatap sang mempelai pria.
"Aku dapat menjadikanmu istri kedua, aku tau kamu putus asa mengingat usiamu, jadi..." kata-katanya terhenti.
"Dengar, aku belum cukup gila untuk menjadi istri kedua seorang pengkhianat sepertimu. Setelah ini, akan ada banyak wanita lain lagi bukan? Istri pertama, kedua, ketiga, keempat?" ucapnya tersenyum miris, meninggalkan Fino yang tertegun diam, melangkah ke dalam toilet wanita.
***
Cantika? Mempelai wanita yang tengah menyambut tamu menatap tidak suka. Suaminya menyusul wanita lain keluar dari ruang pesta. Jemari tangannya mengepal, menduga-duga hal yang terjadi, antara Frea dan suaminya.
Fino kembali ke ruangan pesta resepsi terlebih dahulu, disusul Frea yang datang terpisah.
Semua wanita sama kejinya dengan dirinya? Mungkin itulah yang ada di fikirannya. Mengira Frea akan menggoda suaminya, mungkin Frea menggoda Fino untuk menjadi istri simpanan? Perawan tua yang putus asa? Begitulah Cantika menatap sosok Frea.
Tidak tahu diri bukan? Wanita dengan gaun pengantin menjuntai indah itu bagai melupakan sosok gadis yang mengulurkan tangannya, saat menatapnya penuh luka lebam. Membantunya bercerai dan menuntut mantan suaminya. Tersenyum menyewakan apartemen di sebelah tempat tinggalnya. Memberikannya makanan, membantunya untuk bangkit dari keterpurukan.
Hingga akhirnya muncul sosok Fino, kekasih Frea saat itu, pemilik sebuah pabrik kain. Iri? Mungkin itulah yang membuatnya menggoda Fino, membawa pria itu ke apartemennya yang berada di sebelah apartemen Frea. Setiap kali Frea sibuk mengawasi beberapa tokonya.
'Kami saling mencintai, kamulah yang menjadi penghalang hubungan kami. Wanita kasar, karena itu sampai saat ini tidak ada yang menginginkanmu...' itulah kata-kata hinaan yang dikatakan Cantika ketika hubungannya dengan Fino diketahui Frea.
Sekarang menduga Frea ingin kembali merebut Fino? Tidak boleh, perawan tua tidak laku. Begitulah anggapan Cantika tidak dapat menahan emosinya. Memiliki prasangka, pada Frea.
Tangannya mengepal, "Sayang?" Fino mengenyitkan keningnya, menatap istrinya, yang tidak membalas uluran tangan tamu dihadapannya.
Namun, bukannya menanggapi, Cantika berjalan menghampiri Frea yang masih tersenyum berbicara dengan beberapa orang.
Plak...
Satu tamparan dilayangkannya, menatap tajam penuh amarah. Tidak puas dengan itu bahkan menyiram Frea dengan minuman.
"Perawan tua!! Jangan coba menggoda suamiku!!" bentaknya cemburu tidak beralasan, menyamakan dirinya dengan Frea. Dirinya yang dulu menggoda Fino setiap ada kesempatan.
Perhatian semua tamu beralih pada pengantin wanita yang menampar seorang gadis. Mulai berbisik-bisik bergunjing.
"Apa maksudnya?" tanya Frea menyentuh pipinya memerah.
"Kamu menggoda Fino, memintanya keluar bersamamu kan? Kemudian menawarkan tubuhmu padanya!!" Cantika meninggikan intonasi bicaranya."Teman tidak tau diri!! Perawan tua putus asa, yang menerima siapa saja," lanjutnya.
Frea mengepalkan tangannya matanya memerah menahan air matanya. Sudah cukup baginya diam dan mendengar semuanya. Dipermalukan? Hal salah apa yang dilakukannya hingga dipermalukan oleh orang yang ditolongnya.
"Aku memang perawan tua yang mencoba menerima hati setiap pria yang mendekatiku. Memang kenapa? Setiap memiliki kekasih, walaupun berakhir dengan kegagalan, aku tidak pernah menduakan mereka. Mereka yang berakhir meninggalkanku,"
Frea, menonggakkan kepalanya sejenak, berusaha menahan air matanya agar tidak mengalir, menghela napas kasar. Kembali menatap wanita di hadapannya."Dimana kesalahanku?" tanyanya.
"Kamu mencoba merebut Fino!!" jawab Cantika penuh emosi.
"Bukan, kesalahanku menolong seorang pengemis yang babak belur dihajar suaminya karena ketahuan selingkuh. Menyewakan apartemen untuknya, memberinya kehidupan yang layak untuk bangkit. Bahkan merelakan pacar br*ngsekku untuk direbutnya," Frea menatap tajam, mengungkapkan semua emosinya mungkin lebih baik.
Jemari tangan Cantika mengepal, melirik ke arah Fino dan calon mertuanya yang mulai menatap sinis padanya. Beberapa orang tamu berbisik-bisik menggunjingkannya. Tangan mulai terangkat hendak kembali menampar Frea, namun kali ini pergelangan tangannya dicengkram dihentikan gadis itu.
"Aku adalah pelatih bela diri, kamu fikir kenapa aku hanya diam dan bersabar saja? Beladiri adalah hobiku, aku memang wanita kasar. Tapi aku tidak pernah memukul orang kecuali di arena latih tanding. Jadi sadar dirilah, sebagai janda miskin yang dulu diceraikan karena berselingkuh," ucap Frea tersenyum acuh, mengambil tissue dari salah satu sudut meja buffett. Melangkah cepat meninggalkan ruang perjamuan.
Cantika hendak meraih tangan suaminya,"Fino aku..." namun kata-katanya disela.
"Janda korban kekerasan, karena ketahuan selingkuh? Dibiayai hidupnya oleh Frea?" Fino tertawa miris.
Wajah Cantika menunduk pucat, berbohong? Itulah yang dilakukannya. Separuh saham toko-toko milik Frea diakui sebagai miliknya. Dengan Frea hanya sebagai pengelola. Berselingkuh? Tidak, Cantika mengaku bercerai karena tidak sepaham dengan mantan suaminya.
"Dia berbohong, aku ..." kata-katanya disela.
"Tunjukkan, dimana surat saham setengah toko-toko yang dikelola Frea? Kamu berbohong bukan? Bagaimana aku dapat mempercayai alasan perceraianmu? Lebih baik kita introspeksi diri..." emosi? Begitulah perasaan Fino saat ini. Wanita yang menjadi benalu bagi Frea? Mungkin saja dapat menjadi benalu baginya suatu hari nanti.
Fino melangkah meninggalkan ruangan pesta, menahan rasa kesal dan malunya.
Sedangkan ibu Fino mengenyitkan keningnya, menatap sinis, tanpa banyak bicara, kembali melanjutkan pesta resepsi tanpa kehadiran mempelai pria. Tidak ingin keluarganya lebih canggung dan malu lagi.
Tangan Cantika mengepal dalam isakan tangisannya. Menyalahkan dirinya sendiri? Tidak, berkutat dalam fikiran buruknya. Frea hanya iri dan membalaskan dendam padanya. Hingga mempermalukan dirinya di acara pernikahan.
Pemikiran yang bodoh bukan? Padahal kecemburuan Cantika lah yang memulai segalanya.
***
Heboh disetiap kehadirannya, begitulah sifat seorang pemuda yang baru datang. Pemuda yang lebih rupawan dari mempelai pria, tersenyum dingin. Menggunakan setelan jas putih yang berharga fantastis, seolah dirinya nya lah sang mempelai pria.
Membawa beberapa bodyguard memakai jas hitam, duduk di salah satu kursi, mendapat perhatian dari para tamu,"Geledah..." perintahnya, seolah tidak lelah dengan penerbangan pesawat yang menelan waktu puluhan jam.
"Maaf, anda siapa?" tanya security dan manager hotel yang mencoba mendekatinya.
"Atasanmu," jawabnya dengan senyuman menghilang, menyadari orang yang dicarinya tidak ada di pesta resepsi.
"Maaf..." manager menunduk memberi hormat.
Beberapa tamu yang sebagian besar berasal dari kalangan atas, melirik ke arah sang pemuda kemudian berbisik-bisik, mengetahui sosok yang duduk dengan tenang.
"Maaf, dari rekaman CCTV, dia meninggalkan hotel beberapa menit yang lalu," seorang pengawalnya menunduk memberi hormat.
"Masih didekat sini? Benar-benar sulit mencari tikus yang pandai bersembunyi," gumam pemuda itu tertawa kecil.
"Maaf anda mencari siapa?" tanya sang manager.
"Aku akan menemukannya sendiri," sang pemuda menghela napas kasar, mulai bangkit berjalan meninggalkan area hotel."Kalian jangan ikuti aku," ucapnya pada beberapa bodyguard yang dibawanya, tidak ingin kisah kasihnya diganggu.
***
Frea berjalan, dengan tubuh dan rambut yang masih basah. Air matanya mulai mengalir, mendengar penghinaan yang sebelumnya dikatakan Cantika. Apa salahnya belum menikah di usianya saat ini?
"Aku akan menikah!! Aku akan menikah!! Kenapa mereka cerewet sekali...!!" ucapnya berjalan dalam keadaan kacau sembari menangis, melewati sebuah club'malam.
Sejenak langkahnya terhenti. Apa dengan berhubungan di luar nikah, dirinya dapat menjerat seseorang untuk menikahinya? Anggapan yang bodoh, namun rasa sakit dan putus asa membutakan matanya.
"Aku akan mencari seorang pria, tidur dengannya kemudian menikahinya..." gunamnya.
Tidak menyadari seorang pemuda yang tersenyum dari jauh menatapnya. Mengikuti satu persatu langkahnya.
"Aku menjadi penguntit..." pemuda itu tertawa kecil, menertawakan dirinya sendiri. Yang sesekali bersembunyi saat Frea menengok ke belakang.
***
Untuk pertama kalinya, gadis itu memasuki tempat dengan dentuman musik keras, melirik ke arah meja bartender. "Aku harus mabuk dulu, agar tidak melawan jika ada orang yang ingin membawaku," ucapnya putus asa, menuju tahap menerima siapapun karena jenuh dengan cibiran.
Bodoh bukan? Bagaimana jika yang membawanya adalah pria tua dengan banyak istri? Atau orang jahat yang akan menjualnya? Tapi semua pemikiran itu ditepisnya, karena hujatan orang-orang. Bahkan ibu kandungnya sendiri mengatakan dirinya lebih baik menikah dengan tukang kebun.
"Aku pesan, yang kadar alkoholnya paling tinggi," ucap gadis itu, menyodorkan kartu kreditnya.
Satu botol minuman disajikan bartender, dengan gelas diisi seperempat. Namun tangan Frea, menuangkannya sendiri mengisi satu gelas penuh.
"Wanita liar," pemuda yang mengikutinya menipiskan bibir menahan tawanya, menatap dari jauh.
Benar saja, menahan rasa minuman beralkohol yang terasa menyengat. Frea meminumnya bagaikan meminum obat cina tradisional. Menahan rasa tidak enak dalam mulutnya yang untuk pertama kalinya meminum minuman beralkohol.
Langkahnya gontai, bumi terasa berputar, namun masalah hidupnya bagaikan terlupakan. Sepatu hak tinggi dilepaskannya, berjoget tidak jelas, meniru pinguin, bahkan ala Gangnam style? Cukup memalukan bagi orang-orang yang tertawa menatap gadis cantik itu.
"Putar musiknya lebih keras!!" teriak Frea dengan suara cemprengnya.
Sang pemuda tertawa lepas merekam segalanya menggunakan kamera handphonenya.
"Dasar kau keong racun, baru kenal sudah ngajak lembur..." Frea bahkan mulai bernyanyi dengan kencang, melepaskan semua hal gila yang tertahan dalam dirinya.
Orang-orang yang masih dalam kondisi sadar mulai menepi, menipiskan bibir mereka, bahkan tertawa kencang, menatap pendekar wanita yang mabuk.
Hingga, kepalanya terasa lebih berat lagi, sempoyongan jatuh ke dalam dekapan seorang pemuda,"Akhirnya setelah mencari bertahun-tahun aku menemukanmu..." ucap sang pemuda, tersenyum lembut.
"Menikahlah denganku," Frea tertawa kecil limbung. Memeluk erat sang pemuda rupawan dihadapannya.
Sang pemuda tersenyum mengangguk,"Ayo kita menikah..." meraih tengkuk Frea sedikit menunduk mencium bibir gadis yang berbau alkohol itu.
Ciuman yang dalam, saling bertaut penuh hasrat, entah kenapa jantung Frea berdebar cepat, merasakan perasaan nyaman yang aneh. Matanya terpejam, berjinjit mencicipi lebih dalam bibir pemuda yang baru pertama kali ditemuinya. Jemarinya menggenggam erat jas putih yang dipakai pemuda di hadapannya.
Pengunjung club'malam berteriak, bertepuk tangan, menyaksikan acara lamaran sepasang muda-mudi.
"Uuuueekk..." Frea yang sudah tidak tahan lagi, mulai muntah, mengotori jas sang pemuda dan gaun yang dikenakannya."Kotor..." gadis yang masih dalam kondisi mabuk itu tertawa dengan wajah memerah.
Sang pemuda ikut tertawa kecil terlihat tidak jijik sama sekali, membelai lembut pipi Frea yang masih tertawa.
"Terimakasih, karena belum menikah untuk menungguku..." ucapnya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Afrilho
vincent kah
2024-07-11
0
mamae zaedan
siapa ya🙄🤔
2023-12-24
2
mamae zaedan
wah bagai kacang lupa kulitnya,, ingat siap dlu yang menolongmu
2023-12-24
0