Happy Reading 😊
Sandi menatap ponselnya dengan sangat serius, dia memperhatikan sebuah rekaman yang ada di dalam ponselnya itu, yang tidak lain adalah rekaman saat di mana tadi malam dia mengambil video Renata saat membuka kunci layar ponselnya dengan sebuah pola.
"Sebenarnya apa yang dia sembunyikan? harusnya aku sudah menyidiki tentang Renata sejak awal, aku terlalu fokus terhadap nenek dan Aulia, sehingga tidak terlalu memperhatikan Renata." Gumam Sandi.
Tok, tok, tok..
Sebuah ketukan pintu membuyarkan lamunan Sandi.
"Masuk."
Pintu terbuka dan masuk seorang wanita berusia matang yang tidak lain adalah sekretaris Sandi bernama Lina.
"Ada seseorang saya ingin menemui anda, Pak," ucap Lina.
"Siapa?"
"Katanya teman bapak, apakah Pak Sandi memperbolehkannya masuk?"
Sandi memasukkan ponselnya ke dalam saku.
"Hemm, biarkan dia masuk,, lagian juga aku tidak sibuk." Jawab Sandi.
"Baik, Pak." Sekretaris tersebut langsung pergi keluar.
Setelah beberapa saat masuk seorang pria yang berpostur tubuh tinggi dan memiliki wajah yang rupawan.
"Hai, bro apa kabar?" Sandi tersenyum melihat sabahat baiknya yang sudah lama tidak bertemu datang ke kantornya.
"Roni, kapan kamu pulang ke Indonesia? kenapa tidak memberi tahu," Sandi bangkit dari duduknya dan menyambut kedatangan sahabat baiknya itu.
"Aku sudah dua bulan di Jakarta, bagaimana kabarmu, bro?"
"Alhamdulillah, baik." Jawab Sandi tersenyum.
Roni dan Sandi adalah sahabat baik sejak mereka kuliah. Bahkan Sandi dan Renata bertemu karena Roni. Pria itulah yang mengenalkan Sandi dengan Renata.
"Aku dengar kamu sudah menikah?" Tanya Roni.
"Ya, aku memang sudah menikah, duduklah dulu, aku ingin mengobrol banyak denganmu, sudah setahun kita tidak bertemu." Ucap Sandi.
Roni duduk di sofa yang berada di ruangan itu.
"Apa kamu menikah dengan Renata? dengar-dengar pernikahan kalian belum di publish kan?"
Sandi terdiam kala mendengar ucapan Roni. Dia memang menikahi Renata tetapi setahu orang-orang istri Sandi adalah Aulia, meskipun pernikahan dengan Aulia hanya di lakukan secara dadakan dan sederhana, tetapi Sandi tidak menyembunyikan pernikahan mereka.
Tapi pertanyaan Roni barusan membuat Sandi sedikit merasa tidak nyaman dan serba salah. Memang benar dia menikah dengan Renata, tetapi pernikahan itu terjadi karena Renata sudah terlanjur hamil. Belum banyak orang yang tahu kalau Sandi mempunyai dua istri. entah sampai kapan Sandi menyembunyikan pernikahan keduanya dari banyak pihak.
"Kamu sendiri bagaimana? apa sudah mendapatkan tambatan hati?" tanya sandi mengalihkan pertanyaan dari Roni.
"Aku belum menikah,, ya masih mencari-cari wanita yang tepat untuk dinikahi.. Dari dulu memang aku selalu pilih-pilih, tapi sampai sekarang masih belum ada yang bisa nyantol di hati." Sandi tertawa mendengar jawaban sahabat baiknya itu.
Akhirnya mereka pun mengobrolkan hal lain, sepertinya Sandi berhasil mengalihkan perhatian Roni dari pertanyaan tentang pernikahannya tadi.
###
Aulia merasa lega setelah mendapatkan restu dari nenek yang mengizinkannya untuk bercerai dengan Sandi. Jujur hatinya merasa sangat sedih apalagi sekarang rasa cinta itu tumbuh semakin besar di hatinya.
Aulia tidak memungkiri perasaan itu, bahkan Sandi pun juga sudah terang-terangan mengatakan bahwa sangat mencintainya. Tetapi rasa sakit hati dan kecewa sudah terlanjur menggerogoti ulu hati dan memberi luka dalam.
Renata juga tidak rela kalau Aulia masih menjadi istrinya, kalau sudah seperti ini pernikahan itu sudah pasti tidak akan sehat. Poligami di perbolehkan kalau mereka sama-sama saling menerima. Tapi di dalam pernikahannya ini Renata tidak bisa menerimanya.
Mungkin karena sekarang posisinya lebih unggul selangkah dari Aulia. Jadi gadis itu memilih mundur agar tidak semakin tersakiti.
Hari ini Renata keluar pagi-pagi sekali entah kemana. Setelah Sandi berangkat ke kantor Renata pamitan kepada nenek akan pergi keluar.
Ting!
Sebuah notifikasi pesan berbunyi. Aulia melihat nama sandi tertera di layar ponselnya.
'Jangan lupa makan dan sholat, nanti mas akan pulang terlambat.'
Aulia membalas singkat pesan itu.
'Iya, mas.'
Adzan ashar berkumandang Aulia segera mengambil air wudhu dan mengerjakan kewajibannya.
Malam harinya.
Aulia ingin malam ini Sandi tidur bersama nya. Mungkin karena kebersamaan mereka akan segera berakhir, Aulia ingin menjadi istri yang baik dan berkesan untuk suaminya itu.
Biarlah dia mengharapkan kenangan indah sebelum berpisah karena mungkin sebentar lagi ia tidak bisa melihat atau menyentuh Sandi kembali.
Sambil menunggu kepulangan suaminya Aulia berbalas pesan dengan sahabatnya sekaligus pegawainya yang saat ini telah dipercaya mengurusi butik, Sita.
Selama hampir tiga bulan menikah, Aulia memang mempercayakan segala urusan kepada Sita. Bahkan sudah ada pegawai baru lagi yang membantu kita mengurus butih itu.
Sandi pulang ke rumah sudah lewat pukul 8 malam. Tempat yang pertama kali ingin didatangi adalah kamarnya dengan Aulia. Sandi sudah sangat merindukan istri pertamanya itu.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam, mas sudah pulang?" Aulia langsung mengambil jas dan tas kerja suaminya.
"Maaf, tadi mas lembur, jadi pulangnya terlambat." Aulia mencium punggung tangan Sandi.
"Mas, mandi dulu ya, sudah sholat isya?" tanya Aulia.
"Sudah tadi di kantor, kamu sudah makan malam?"
"Sudah mas." Jawab Aulia.
"Ya sudah, kalau begitu Mas mandi dulu ya." Aulia menggangguk.
Setelah beberapa saat tiba-tiba pintu kamar terbuka dan Renata terlihat masuk ke dalam kamar.
"Apa Sandi sudah pulang?" Tanya Renata.
"Sudah mbak, mas Sandi sedang mandi."
"Baguslah,, karena aku tidak bisa tidur kalau perutku tidak di elus oleh Sandi, calon bayinya memang benar-benar manja dengan Ayahnya. Mungkin karena sudah terbiasa setiap malam tidur ditemani oleh Ayahnya," Ucap Renata sambil mengelus perutnya yang masih terlihat datar.
Aulia merasa tidak nyaman dengan sikap dan ucapan Renata. Memang sampai sekarang dirinya belum ada tanda-tanda kehamilan, tetapi Aulia tidak masalah, toh mereka juga akan berpisah.
"Baiklah mbak, nanti kalau Mas Sandi sudah selesai, aku akan mengatakan padanya." Ucap Aulia.
"Ya, sebaiknya memang seperti itu, karena aku lebih membutuhkan Sandi sekarang." Ucap Renata kemudian keluar dari kamar tersebut.
Ceklek!
Sandi membuka pintu kamar mandi dan keluar hanya menggunakan handuk yang melilit di pinggangnya. Sudah menjadi kebiasaan Sandi yang suka memakai baju di luar kamar mandi.
"Mas, ini bajunya." Aulia memberikan pakaian untuk suaminya.
"Terima kasih, sayang." Sandi mengambil pakaian itu dan memakainya.
"Tadi Mbak Renata kesini, dia mencari Mas katanya dia tidak bisa tidur kalau tidak ada Mas Sandi yang mengelus perutnya."
Padahal malam ini aku ingin bersamamu, mas. Hanya malam ini, karena mungkin besok malam aku sudah tidak ada di sini lagi.
Sandi menatap wajah Aulia yang terlihat sedikit berbeda, ada gurat kesedihan dan kekecewaan yang terpancar dari wajah cantik itu.
"Kamu gak apa-apa kan kalau malam ini mas tidur bersama Renata lagi, tapi mas janji untuk besok malam dan seminggu kedepan mas akan tidur bersamamu." Ucap Sandi lagi-lagi membuat Aulia kecewa.
"Iya, mas,, tidak apa-apa. Kalau begitu mas cepat susul mbal Renata, dia sudah menunggumu." Sandi mengangguk dan mencium bibir Aulia sekilas.
Kemudahan segera pergi keluar untuk pergi ke kamar sebelah. Aulia menatap sendu ke arah pintu yang sudah tertutup itu.
Ternyata cintamu dengan mbak Renata lebih besar ya mas, Aulia jadi semakin yakin dan mantap untuk berpisah denganmu.
Bersambung.
Nah, jangan sedih ya akak reader 🥰
Kasih othor kopi atau bunga sekebon, nanti Othor up lagi,,,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Khairul Azam
aku gak munafik sih ya, dari pada dimadu mensing aku cerai saja bertahan katanya demi mendapatkan surga nya atau apa klo hati sakit raga pikis menderita mending pisah
2025-03-28
0
Dewi Zahra
sabar ya Aulia
2022-06-21
0
Riskawanti
Duhhh mewek nih bacanya
2022-04-06
0