Bab 14 (Memasrahkan Diri)

Happy Reading 😔

Aulia memegang dadanya yang bertalu kencang setelah mendengarkan perdebatan antara Sandi dan Renata. Wanita itu mendengar bahwa Renata menginginkan Sandi mentalaknya.

Setelah mendengarkan perdebatan itu yang membuat hatinya semakin hancur, Aulia tidak kuasa menahan diri dan langsung pergi menuju ke tempat yang selalu dia kunjungi di rumah sakit saat pikirannya merasa kalut.

Ya, saat ini Aulia sedang melakukan shalat Dzuhur di mushola rumah sakit. Rasa lelah menghinggapi seluruh tubuhnya, lelah hati dan pikiran juga dia rasakan.

Sedangkan sandi yang sadar Aulia tidak berada di depan ruang rawat itu langsung pergi mencarinya, saat ini pikirannya sungguh merasa menyiksa, Sandi dihadapkan dengan dua pilihan yang sangat sulit.

Di sisi lain Sandi menginginkan Aulia dan tidak akan pernah melepaskannya, tetapi ia sudah banyak memberikan luka yang dia torehkan untuk istri pertamanya itu, dan di sisi lain ada Renata yang sedang mengandung anaknya.

Anak, Sandi berfikir kalau anak itu tidak tumbuh di rahim Renata, sudah bisa di pastikan sekarang dirinya bahagia bersama Aulia. Penyesalan memang selalu datang di akhir, Sandi tahu akan hal itu.

Aulia, maafkan mas...

Hanya maaf dan maaf yang bisa Sandi ucapkan untuk Aulia.

Pria itu melihat seorang wanita yang sedang menengadahkan tangannya ke atas. Aulia baru saja selesai sholat dan berdoa. Sandi mendekati Aulia dan ingin mengatakan hal yang sangat penting.

Sayup-sayup dia mendengar suara Aulia yang sedang bermunajat kepada Allah sambil berurai ari mata.

"Ya Allah,, tolong berikan hamba petunjukmu agar tidak akan tersesat dalam memilih jalan hidup, hamba hanya ingin bisa menjadi pribadi yang baik dan istri yang sholihah, tetapi hamba merasa sudah tidak sanggup untuk menjalani pernikahan poligami ini, engkau sangat membenci perceraian, tetapi hamba hanya mahluk yang belum mampu bersabar dan ikhlas,, Ya Allah, sejujurnya aku sudah mulai mencintai mas Sandi, tetapi kehadiran mbak Renata dengan calon bayinya membuat keadaan menjadi semakin rumit, apalagi saat mbak Renata menginginkan aku mundur dari pernikahan ini. Tolong berilah hamba petunjuk." Doa Aulia membuat Sandi tertunduk dan meneteskan air mata.

"Rasanya hamba benar-benar tidak sanggup, apalagi melihat mbak Renata yang sangat mencintai mas Sandi, rasanya sangat tidak tega, namun rasa sakit di khianati oleh suami adalah hal yang sangat membuat hamba hancur, seperti di tusuk beribu panah tak terlihat, seandainya mbak Renata tidak pernah hadir bisa di pastikan aku akan menjadi wanita paling bahagia di dunia ini. Pernikahan impian yang selalu aku inginkan tidak ku sangka akan menjadi seperti ini, kuatkan hamba ya Allah." Aulia masih terus bermunajat dan mengadu kepada sang khalik.

Sandi memukul dadanya sedikit keras, dia merutuki kebodohannya sendiri yang terjerat naf su sesaat bersama Renata.

Ya Allah, ternyata selama ini aku telah menyakiti mu wahai istriku Aulia,, sedalam itukah rasa sakit yang kamu rasakan setiap hari? meskipun kamu selalu menampilkan senyuman dan wajah yang baik-baik saja, tapi tidak di pungkiri kesalahan yang telah aku buat telah menorehkan luka dalam di hatimu. Aku berjanji akan menceraikan Renata setelah bayi itu lahir,, aku akan memberikan mu pernikahan impian yang penuh kebahagiaan, dan membesarkan anak-anak kita bersama. Batin Sandi.

Seharusnya dia menurut pada nenek untuk tidak berhubungan lagi dengan Renata, tapi nyatanya Sandi malah melakukan hal sangat di larang oleh agama, mengakibatkan kehidupan pernikahannya menjadi semakin rumit.

Aulia melipat mukena yang di pakainya, kemudian memasukkan kembali ke dalam tas. Hatinya merasa sudah sedikit lega setelah mengadu segala keluh kesah pada sang maha pencipta.

"Mas Sandi, mau sholat?" Ucap Aulia sedikit terkejut ketika melihat Sandi berada di belakangnya.

"Iya,, Mas mau shalat dulu, kamu tungguin Mas di sini ya?" Aulia mengangguk dan duduk kembali di belakang Sandi.

Setelah selesai melakukan ibadah shalat Dzuhur, Sandi mengajak Aulia untuk makan di kantin. Mereka memang jarang makan di sana. Biasanya akan ada beberapa asisten rumah tangga yang membawakan mereka bekal makanan ke rumah sakit.

Tapi kali ini Sandi ingin makan siang berdua dengan istri pertamanya itu.

"Aku sudah memesan rendang kesukaanmu, sayang." Ucap Sandi tersenyum.

Aulia menatap Sandi yang terlihat biasa saja seperti tidak terjadi apa-apa, padahal bukankah tadi Sandi dan Renata sedang membicarakan masalah perceraian atau menceraikannya.

"Sayang, kenapa diam saja? apa kamu tidak suka? ataukah sudah kenyang?" Tanya Sandi yang melihat Aulia hanya diam saja.

"Tidak mas, aku kepikiran nenek, oh ya,, mbak Renata kemana mas? tadi bukankah dia bersamamu?" Sandi langsung meletakkan sendok yang sudah di bawanya.

"Dia pergi entah kemana, sudahlah sebaiknya kita makan dulu," Aulia mengerutkan keningnya.

"Tapi mbak Renata kan sedang hamil mas,, masa Mas Sandi membiarkan Mbak Renata pergi begitu saja?"

"Nanti juga pasti akan kembali, sudah tidak perlu di pikirkan, dia sudah terbiasa pergi sendiri," jawab Sandi.

Sandi tidak ambil pusing dengan kepergiannya Renata, karena menurutnya wanita itu bisa menjaga dirinya dengan baik, bahkan ketika sebelum menikah dan menjadi seorang model Renata selalu pergi kemana-mana sendiri kalau Sandi sedang sibuk dan tidak bisa mengantarkannya, tetapi setelah Renata hamil wanita itu memutuskan untuk berhenti dari dunia modeling.

Aulia hanya diam tanpa menjawab ucapan Sandi lagi, akhirnya dia memutuskan untuk makan makanan yang sudah di sediakan.

Sandi merasa begitu bahagia bisa makan siang dengan Aulia berdua seperti ini. Ternyata memang hatinya sudah sepenuhnya untuk Aulia seorang.

###

"Bagaimana keadaan nenek? sudah baikan kan?" Tanya Aulia menampilkan senyum cantiknya.

"Nenek merasa semakin baik,, sepertinya seluruh nasehatmu memang bisa membuat hati nenek lebih tenang, apalagi saat mendengar kamu melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an, nenek sangat bersyukur bisa mendapatkan cucu menantu sepertimu, Aulia." Ucap nenek Sari.

Sandi semakin bahagia melihat nenek dan Aulia yang semakin terlihat akrab itu.

"Ya Allah, berilah kemudahan pada hamba untuk menjalani semua ini." Batin Sandi.

Bersambung.

Jangan di unfav ya kak😔😔😔

Nanti kisahnya bakal semakin menarik kok 🤧

Terpopuler

Comments

Tati

Tati

,bagus Aulia mengadulah pada Allah yg maha bisa tuk membulak balikan hati manusia.

2022-02-28

0

amalia

amalia

jgn cerai dong kasihan sandi..dia jg udah merasa bersalah bgt kok

2022-01-23

0

Lina aja

Lina aja

bener g itu anak nya sandi y.gmna klw ada co lain yg pernah tidur m renata

2022-01-21

0

lihat semua
Episodes
1 Keinginan Sang Nenek
2 Pilihan Yang Sulit
3 Keputusan Sandi
4 Terpaksa Menikah
5 Pernikahan Ke-2
6 Haruskah Membagi Cinta
7 Bab 7 (Nasi Padang)
8 Bab 8 (Renata & Aulia)
9 Bab 9 (Keteguhan Aulia)
10 Bab 10 (Meminta Cerai)
11 Bab 11 (Kondisi Nenek)
12 Bab 12 (Permintaan Renata)
13 Bab 13 (Dua Istri)
14 Bab 14 (Memasrahkan Diri)
15 Bab 15 (Rencana Renata)
16 Bab 16 (Aku Sudah Tidak Tahan)
17 Bab 17 (Meminta Izin Nenek)
18 Bab 18 (Keputusan Aulia)
19 Bab 19 (Kecurigaan Sandi)
20 Bab 20 (Terbongkar)
21 Bab 21 (Menyesal)
22 Bab 22 (Mencari)
23 Bab 23 (Aku Suaminya)
24 Bab 24 (Perdebatan)
25 Bab 25 (Bimbang)
26 Ganti Judul ( Pilih Aku, Suamiku )
27 Bab 26 (Kecelakaan)
28 Bab 27 (Sadar)
29 Bab 28 (Jatuh cinta pada pandangan pertama)
30 Bab 29 (Aku Tahu Kamu Memang Spesial)
31 Bab 30 (Aku Ingin Menengoknya)
32 Bab 31 (Aku Bahagia Kalau Kamu Bahagia)
33 Bab 32 (Cinta Sendiri)
34 Bab 33 (Cemburu)
35 Bab 34 (Roni vz Renata)
36 Bab 35 (Yank!!)
37 Bab 36 (Kembali Ke Jakarta)
38 Bab 37 (Bertemu Roni)
39 Bab 38 (Kedatangan Mertua)
40 Bab 39 (Ketabahan yang di uji kembali)
41 Bab 40 (Rencana Meysa)
42 Bab 41 (Rencana 2)
43 Bab 42 (Bukan Menantu Idaman)
44 Bab 43 (Bertemu Renata)
45 Bab 44 (Karma)
46 Bab 45 (Bertemu Febby)
47 Bab 46 (Renata Depresi)
48 Bab 47 (Bukti dan patah hati )
49 Bab 48 (Kesedihan Aulia)
50 Bab 49 (Gelisah)
51 Bab 50 (Sakit Hati)
52 Bab 51 (Foto di ponsel)
53 Bab 52 (Roni Berakhir)
54 Bab 53 (Warung Pinggir Jalan)
55 Bab 54 (Adam dan Fitria)
56 Bab 55 (Percayalah Padaku)
57 Bab 56 (Sabar Dan Ikhlas)
58 Bab 57 (Jenuh)
59 Bab 58 (Berubah)
60 Bab 59 (Syukuran)
61 Bab 60 (Galau)
62 Bab 61 (Sandi Yang Posesif)
63 Bab 62 (Wanita Itu)
64 Bab 63 (Renata Sakit)
65 Bab 64 (Belum Move On)
66 Bab 65 (Adam Menyesal)
67 Bab 66 (Istri Sholihah)
68 Bab 67 (Pendarahan)
69 Bab 68 (Lahir Prematur)
70 Bab 69 (Baby Revan)
71 Bab 70 (Takdir)
72 Bab 71 (Awal cerita)
73 Bab 72 (End) Baca Kisah Revan di Terjerat Cinta Ketos Arrogan
74 Khilaf Terindah
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Keinginan Sang Nenek
2
Pilihan Yang Sulit
3
Keputusan Sandi
4
Terpaksa Menikah
5
Pernikahan Ke-2
6
Haruskah Membagi Cinta
7
Bab 7 (Nasi Padang)
8
Bab 8 (Renata & Aulia)
9
Bab 9 (Keteguhan Aulia)
10
Bab 10 (Meminta Cerai)
11
Bab 11 (Kondisi Nenek)
12
Bab 12 (Permintaan Renata)
13
Bab 13 (Dua Istri)
14
Bab 14 (Memasrahkan Diri)
15
Bab 15 (Rencana Renata)
16
Bab 16 (Aku Sudah Tidak Tahan)
17
Bab 17 (Meminta Izin Nenek)
18
Bab 18 (Keputusan Aulia)
19
Bab 19 (Kecurigaan Sandi)
20
Bab 20 (Terbongkar)
21
Bab 21 (Menyesal)
22
Bab 22 (Mencari)
23
Bab 23 (Aku Suaminya)
24
Bab 24 (Perdebatan)
25
Bab 25 (Bimbang)
26
Ganti Judul ( Pilih Aku, Suamiku )
27
Bab 26 (Kecelakaan)
28
Bab 27 (Sadar)
29
Bab 28 (Jatuh cinta pada pandangan pertama)
30
Bab 29 (Aku Tahu Kamu Memang Spesial)
31
Bab 30 (Aku Ingin Menengoknya)
32
Bab 31 (Aku Bahagia Kalau Kamu Bahagia)
33
Bab 32 (Cinta Sendiri)
34
Bab 33 (Cemburu)
35
Bab 34 (Roni vz Renata)
36
Bab 35 (Yank!!)
37
Bab 36 (Kembali Ke Jakarta)
38
Bab 37 (Bertemu Roni)
39
Bab 38 (Kedatangan Mertua)
40
Bab 39 (Ketabahan yang di uji kembali)
41
Bab 40 (Rencana Meysa)
42
Bab 41 (Rencana 2)
43
Bab 42 (Bukan Menantu Idaman)
44
Bab 43 (Bertemu Renata)
45
Bab 44 (Karma)
46
Bab 45 (Bertemu Febby)
47
Bab 46 (Renata Depresi)
48
Bab 47 (Bukti dan patah hati )
49
Bab 48 (Kesedihan Aulia)
50
Bab 49 (Gelisah)
51
Bab 50 (Sakit Hati)
52
Bab 51 (Foto di ponsel)
53
Bab 52 (Roni Berakhir)
54
Bab 53 (Warung Pinggir Jalan)
55
Bab 54 (Adam dan Fitria)
56
Bab 55 (Percayalah Padaku)
57
Bab 56 (Sabar Dan Ikhlas)
58
Bab 57 (Jenuh)
59
Bab 58 (Berubah)
60
Bab 59 (Syukuran)
61
Bab 60 (Galau)
62
Bab 61 (Sandi Yang Posesif)
63
Bab 62 (Wanita Itu)
64
Bab 63 (Renata Sakit)
65
Bab 64 (Belum Move On)
66
Bab 65 (Adam Menyesal)
67
Bab 66 (Istri Sholihah)
68
Bab 67 (Pendarahan)
69
Bab 68 (Lahir Prematur)
70
Bab 69 (Baby Revan)
71
Bab 70 (Takdir)
72
Bab 71 (Awal cerita)
73
Bab 72 (End) Baca Kisah Revan di Terjerat Cinta Ketos Arrogan
74
Khilaf Terindah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!