Happy Reading 😊
"Assalamualaikum,, Halo Nenek, apa kabar? Kenapa sudah lama tidak menghubungi Lia, Nenek sehat-sehat saja kan?"
"Waalaikumsalam."
Aulia mengernyit ketika mendengar suara seorang pria di balik telepon.
"Maaf, ini siapa?" Aulia bertanya dengan hati-hati, wanita itu takut telah terjadi apa-apa dengan Nenek Sari, karena yang mengangkat telepon itu adalah suara berat pria.
Aulia masih berusaha mendengarkan jawaban dari pria itu, tetapi setelah 10 detik tidak ada jawaban disana.
"Halo,, anda siapa Tuan? di mana Nenek, apakah beliau baik-baik saja?"
Di seberang telepon Sandi menjauhkan ponsel sang Nenek dari telinganya. Pria itu menghela napas kasar, entah kenapa dia merasa sangat muak mendengar suara wanita di seberang telepon. Sebenarnya Sandi sangat berat hati untuk menghubungi wanita itu.
Tetapi sang Nenek menginginkan Sandi untuk menghubungi Aulia sore itu.
"Nenek,, ini teleponnya sudah tersambung," Sandi memberikan ponsel itu kepada neneknya.
"Kamu saja yang jawab, bilang sama Aulia kalau Nenek sedang sakit dan Nenek ingin dijenguk olehnya." Nenek menyerahkan kembali ponselnya kepada Sandi.
"Halo, halo!! cepat katakan,, Nenek di mana?"
Sandi berusaha mengontrol emosinya ketika neneknya menyuruh ia untuk berbicara kepada Aulia mengenai keadaan nya.
"Nenek, sekarang ada di rumah sakit Health Husada, cepat kamu segera kesini karena saat ini Nenek sangat ingin bertemu denganmu."
Tuutt..!
Sandi meremas ponsel itu kuat, entah kenapa Sandi tiba-tiba sangat membenci wanita itu, gara-gara dia yang pertama kali bertemu dengan nenek dan mendapatkan tempat di hati neneknya, karena telah menolong nyawanya, mengakibatkan sang kekasih yang bernama Renata tidak bisa diterima oleh nenek Sari.
Sandi tidak pernah tahu alasan apa yang membuat nenek begitu membenci kekasihnya itu, padahal selama ini Renata sangat baik dan selalu bersikap sopan dan lembut.
Tapi menurut neneknya Renata bukanlah wanita yang baik, bahkan setiap Renata datang ke rumah, Nenek pasti langsung pergi dan masuk ke dalam kamar, sengaja menghindari Renata karena tidak menyukai wanita itu.
Sikap nenek Sari jelas terang-terangan tidak menyukai Renata. Hal itu tentu saja membuat Sandi frustasi karena kekasihnya itu selalu marah melihat nenek Sari begitu membencinya.
Tetapi sangat berbeda dengan Aulia, seorang wanita yang belum pernah di jumpai oleh Sandi. Tetapi dia selalu mendengar nama 'Aulia' di sebut oleh sang nenek.
"Aulia itu gadis yang baik, cantik, ramah dan tentunya Sholihah, Nenek sangat menyukai gadis itu, dia adalah jodohmu di masa depan Sandi."
Sedangkan di sisi lain.
Aulia sangat terkejut mendengar berita bahwa nenek Sari sedang berada di rumah sakit, Wanita itu langsung memasukkan ponselnya ke dalam tas dan segera berkemas.
Aulia melangkah keluar dari dalam ruangannya dan mendatangi salah satu pegawainya yang bernama Sita.
"Sita, aku akan pergi keluar sebentar, kalau nanti ada yang mengambil pesanan gaun pengantin, sudah aku siapkan di dalam lemari itu," ucap Aulia menunjuk ke arah lemari yang ada di sudut.
"Baik Mbak Lia, emangnya Mbak Lia mau pergi ke mana?" tanya Sita dengan logat jawanya yang kental.
Sita memang asli orang Jawa, tepatnya dari daerah istimewa Yogyakarta, usianya setahun lebih muda dari Aulia. Orangnya supel dan pandai bergaul, sudah bekerja dengan Aulia setahun ini.
"Ada deh, mau tau aja apa mau tau banget?"
"Ehhmm mau tau aja deh Mbak, tapi juga nggak terlalu kepo kok," Aulia tersenyum melihat tingkah konyol wanita itu.
"Aku pergi dulu ya, tolong jaga baik-baik semuanya, kuserahkan padamu Sita." Ucap Aulia kemudian keluar dari dalam butik.
Wanita itu berjalan kearah mobilnya yang terparkir di halaman, sebuah mobil sedan Toyota Vios keluaran terbaru hasil jerih payah sendiri selama menjadi perancang busana.
Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih tiga puluh menit akhirnya Aulia sampai di rumah sakit.
Sedangkan di dalam, Sandi benar-benar tidak suka dalam situasi yang seperti ini. Pria itu merasa tidak suka dengan cara nenek yang yang memaksanya untuk menikah dengan Aulia.
Apalagi sekarang Aulia sedang menuju ke rumah sakit atas kemauan neneknya. Kalau boleh berkata jujur, Sandi tidak ingin bertemu dengan wanita itu.
"Mana Aulia nak, apa dia bersedia untuk menjenguk nenek?" Sandi menoleh ketika neneknya mencari sosok Aulia.
"Iya nak, sebentar lagi dia pasti akan tiba." Jawab Sandi berusaha terus tersenyum lebar..
Aku harus bersabar demi Nenek. Batin pria itu.
"Assalamualaikum," Sandi menoleh ketika ada seorang wanita mengucapkan salam dan masuk ke dalam kamar itu.
Sandi menatap wajah wanita berjilbab itu dengan tatapan yang tidak biasa. Rasanya dia sudah muak dengan drama ini.
Sandi tidak ingin menikah dengan Aulia, pria itu hanya mencintai Renata dan tidak akan ada yang bisa menggantikan Renata di hatinya.
"Aulia, nenek senang sekali bisa melihat mu lagi,, Nenek sangat merindukanmu." Aulia menyentuh tangan nenek Sari untuk menyemangati dirinya.
Sandi benar-benar tidak menyukai itu. seharusnya nenek bisa menerima Renata.
###
"Iya sayang, baiklah aku harus segera ke rumah sakit," Ucap Sandi mematikan panggilan di ponselnya.
Saat ini dia baru saja menelepon Renata kekasihanya, pria itu benar-benar merindukan kekasihnya tersebut.
Tiba-tiba ponsel Sandi berdering kembali. Pria itu segera mengangkat panggilan itu.
"Halo, ada apa?"
"Halo tuan Sandi, cepatlah ke rumah sakit karena kondisi nenek sedang tidak baik,"
"Apa!! kondisi nenek semakin drop? baiklah aku akan segera ke rumah sakit."
Sandi segera memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi. Dia benar-benar merasa khawatir dengan kondisi neneknya yang semakin menurun.
Sandi masuk ke dalam kamar rawat itu dengan
perasaan yang gelisah.
"Nenek, bertahanlah!" seru Sandi melihat nenek yang sedang di tolong oleh seorang dokter dan 2 orang perawat.
"Sandi, nenek sudah tidak tahan lagi, rasanya mungkin sudah waktunya kamu memenuhi janjimu kepada Nenek,"
"Tidak Nek, bertahanlah, Sandi tidak ingin kehilangan Nenek, dokter tolong selamatkan Nenek saya."
Ketakutan terbesar Sandi adalah ditinggalkan oleh neneknya. Dokter menyuruh Sandi untuk
menunggu di luar.
Sebelum keluar Sandi mengatakan pada sang nenek bahwa dia bersedia menikah dengan Aulia, asalkan sang nenek sembuh kembali.
Pilihan yang sangat sulit, tentu Sandi harus mengorbankan perasaan Renata kalau dia benar-benar menikah dengan Aulia.
Tapi sepertinya takdir sudah memainkan dirinya, menjalankan amanat sang nenek, Sandi rela untuk menekan perasaannya dan menikah dengan wanita pilihan neneknya tersebut.
Yang terpenting saat ini dia sudah bisa memenuhi permintaan neneknya itu, untuk urusan ke depannya Sandi akan memikirkan jalan hidupnya sendiri.
Bersambung.
Hai akak reader semuanya, di part berikutnya sudah mulai sedih ya, pasti bikin mewek juga, siapkan tissue yang banyak di rumah.
Jangan lupa untuk selalu mendukung karya othor dengan cara like, komen, bunga dan kopinya, Vote juga boleh.
Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Dewi Zahra
lanjut kak
2022-06-21
0
Cahaya Ramadhani
mampir thor.. suka dg cerita yg gk terlalu panjang bab nya 🤭
2022-03-01
0
Airacarolina Munthe
lanjut thor...
2022-02-28
0